Logo

Ditemukan 0 artikel berkaitan

Kabar Tebaru, Weight Control Tips

Pengumuman 20 Semi Finalis lightWEIGHT Challenge 2016

 

Selamat bagi 20 peserta yang telah lolos seleksi pertama. Satu langkah lagi menuju kompetisi penurunan berat badan pertama di Indonesia yang menggunakan program komprehensif.

Para semi finalis ini akan menjalani tahap seleksi dengan penimbangan pertama, medical check up, psikotes, dan menjalani program dasar selama seminggu.

  1. Affansyah, 24th, BMI 36.9, Karyawan Swasta
  2. Asril Irsadi, 24th, BMI 35.3, Mahasiswa S2
  3. Citra Rizky, 24th, BMI 34.9, Mahasiswa Magang
  4. Didik A., 33th, BMI 40.1, Karyawan
  5. Endang, 24th, BMI 41.8, Wiraswasta
  6. Febrina, 24th, BMI 38.3, Karyawan NGO
  7. Firdaus, 26th, BMI 26th, Karyawan
  8. Fitriana, 27th, BMI 42.0, Karyawan
  9. Junita, 25th, BMI 42.6, Store Manager
  10. Kirana, 28th, BMI 40.6, Pegawai Bank
  11. Lina W., 29th, BMI 32.4, Karyawan Swasta
  12. Media, 37th, BMI 32.8, PR Consultant
  13. Mellysa, 23th, BMI 40.3, Fresh Grad
  14. Mesona, 30th, BMI 38.0, Wirausaha
  15. Rahmi, 29th, BMI 38.8, Karyawan Swasta
  16. Rika, 28th, BMI 37.3, Ibu Rumah Tangga
  17. Rizky M., 32th, BMI 37.9, Makeup Artist
  18. Theresia, 40th, BMI 38.8, Karyawan Swasta
  19. Widyasmara, 37th, BMI 37.5, Dosen
  20. Zulfa, 36th, BMI 45.9, Kepala Sekolah

LWC2015_digital_media_size

lightWEIGHT Challenge merupakan kompetisi penurunan berat badan terlengkap yang diadakan tiap tahun oleh klinik lightHOUSE Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk menemukan duta baru yang dapat memberikan inspirasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai bahaya obesitas dan cara penurunan berat badan yang sehat, tapi juga mudah dan menyenangkan.

Para finalis lightWEIGHT Challenge akan mengikuti program andalan kami: lightWEIGHT. Program ini dirancang secara sistematis dan komprehensif dengan melibatkan para ahli: dokter, ahli gizi, dan psikolog.

Siapa saja yang lolos untuk bisa menantang peserta lain dalam tahap semi final? Simak terus perkembangannya, ARE YOU READY TO BEAT THE GAME!

09/08/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Pendapat Pakar lightHOUSE Tentang Apa yang Perlu Diwaspadai dari Makanan Kedaluwarsa

Hari ini ramai beredar berita mengenai bahaya makanan kedaluwarsa. Topik tersebut terkait dengan maraknya isu mengenai sebuah restoran waralaba yang diduga pernah menggunakan bahan pangan kedaluwarsa. Dugaan tersebut telah dibantah oleh pemilik restoran. Namun, isu ini bisa dijadikan pengingat agar kita tetap waspada dengan produk makanan kedaluwarsa.

Menurut pakar dari weight control center lightHOUSE Indonesia, ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu mengenai pengertian kedaluwarsa. “Ada beberapa pemahaman yang perlu disamakan jika berbicara tentang kedaluwarsa,” kata pakar diet dan ahli fisiologi dr. Grace Judio-Kahl, MSc, HM. CHt, dari klinik lightHOUSE Indonesia.

“Perlu dipahami dulu mengenai tanggal kadaluawasa. Biasanya tanggal ini berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan oleh produsen sebagai antisipasi penurunan kualitas makanan atau minuman yang diproduksinya,” pendiri klinik lightHOUSE itu menjelaskan. Ia melanjutkan, dalam menetepkan Expired Date (ED), suatu produsen biasanya sudah melakukan serangkain tes, melihat dari perubahan fisik, bau, dan dari jumlah bakteri yang tumbuh.

“Produsen akan mengambil tanggal atau menetapkan jangka waktu sebelum batas maksimal,” ujar dr. Grace. Ia mencontohkan, misalnya jika ditemukan kualitas akan buruk sekali pada tahun kedua, maka mereka akan memilih ED pada tahun pertama saja sejak tanggal produksi.

Baca Juga: Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

Efek Makanan Kedaluwarsa

Ia menekankan, bila kualitas makanan/minuman sudah jelek sekali, efeknya akan terjadi saat itu juga. “Hal yang paling dikhawatirkan dari makanan kedaluwarsa adalah pertumbuhan bakteri. Bakteri dalam makanan kedaluwarsa bisa menimbulkan efek seperti keracunan makanan, yaitu diare, deman, kejang, muntah,” kata dr. Grace. Ia mengingatkan kalau efeknya tergantung dari bakteri yang tumbuh.

“Efek tersebut biasanya terjadi di hari yang sama. Atau di esok harinya jika konsumsi makanan atau minuman kedaluwarsa itu dilakukan pada malam hari,” ia menjelaskan. Menurut dr. Grace, kalau dari bentuk fisik makanan masih baik, tidak ada bau, itu biasanya kualitas masih baik. Hal ini mengingat sudah ada antipasi produsen dengan mengambil jeda waktu yang lebih singkat dari durasi pertumbuhan bakteri pada makanan. Pada hari ED biasanya kualitas belum meburuk. Setelah ED kualitas memang sudah tidak dijamin oleh produsen, tapi belum tentu beracun.

Ia menambahkan, pas tangal kedaluwarsa sebenarnya kualitas measih dijamin oleh produsen. Di luar tanggal itu kualitas sudah memburu atau tidak dijamin lagi. “Buruk dalam arti ada perubahan warna, kerenyahan berkurang, atau makanan makin kering,” ujarnya. Sebaiknya lightBUDDY memperhatikan perubahan-perubahan tersebut juga ingin mengecek makanan/minuman yang akan dikonsumsi. Yang harus dicatat adalah, kalau sudah ada perubahan rasa biasanya sudah ada pertumbuhan bakteri. Ini yang bisa berefek pada kesehatan tubuh.

Baca Juga: Mengapa Diet Mayo yang Populer Saat Ini Salah?

Pengertian Best Before

Perlu dipahami juga tentang perbedaan istilah Best Before dan Expired Date. Best before, menurut dr. Grace merupakan tanggal yang menunjukkan kualitas paling prima. Kualitas terbaik dari makanan/minuman adalah sebelum tanggal tersebut. Namun, setelah best bisa saja good, dan belum belum tentu bad. Penentuan tanggal ini berbeda-beda pada setiap produsen. Setelah satu bulan tujuh hari setelah itu best before atau expired date belum tentu juga bakteri tumbuh.

Setelah tanggal best before atau expired date selain perubahan bentuk, bau, dan warna, kadar nutrisi juga bisa berkurasng. Misalnya karena makanan/minuman mengering. Jika dalam makanan/minuman ada vitamin-vitamin yang larut air bisa ikut menguap bersama air. Selain itu kandungan protein sudah degradasi atau kualitasnya menurun.

Selain itu, bakteri akan menggunakan protein dan karbohodrat sebagai makananya. Ini yang menyebabkan timbul gas. Efek gas tersebut membuat kemasan makanan/minuman jadi melembung, atau bisa juga keluar buih, busa, dan perubahan rasa seperti alkohol.

Jadi, tidak perlu khawatir jika konsumsi makanan sudah berlangsung lebih dari 2-3 hari, atau bahkan seminggu. Jika tidak ada gejala gangguan kesehatan apapun, berarti memang makanan/minuman tersebut aman. Sekali lagi ditekankan, efek makanan kedaluwarsa akan terjadi pada saat itu juga. Gejalanya seperti keracunan makanan, mual, muntah, diare, kejang, demam.

Baca Juga: Diet Sehat Dengan Daging Panggang Madu

“Jika  tidak terjadi apa-apa di hari itu atau keesokan harinya, berarti kemungkinan makanan/minumannya belum ada perkembangan bakteri dan masih aman dikonsumsi,” dr. Grace menjelaskan. Bila muncul gejalan-gejala keracunan akibat makanan kedaluwarsa, penangan medis bisa dilakukan saat itu juga disesuaikan dengan gejalanya.

} else {

09/05/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Mengapa Diet Mayo yang Populer Saat Ini Salah?

Bener gak sih memilih Diet Mayo untuk mendapatkan berat badan yang ideal?

Beberapa waktu yang lalu beredar Diet Mayo yang tersebar dari blog dan sosial media. Diet ini populer karena banyak orang, termasuk selebriti, yang berhasil menurunkan berat badan dalam waktu 12-14 hari. Namun, tahukah Kamu kalau ternyata diet yang beredar itu salah?

Konsultan pengaturan berat badan, dr. Grace Judio-Kahl, MSc. dari klinik lightHOUSE mengatakan, diet mayo yang asli berasal dari Mayo Clinic, sebuah rumah sakit di New York, yang terkenal karena memiliki dokter-dokter hebat. Diet Mayo yang asli merupakan rancangan para ahli Mayo Clinik dengan konsumsi makanan bergizi seimbang.

Sementara itu, program diet mayo yang beredar di Indonesia belakangan merupakan fad diet berjangka waktu 12-14 hari dengan konsumsi makanan rendah karbohidrat (bahkan ada yang tanpa karbohidrat) dan rendah kalori. Beberapa melarang konsumsi garam, ada pula yang hanya membatasi. “Diet semacam ini manjur karena rendah karbo dan kalori. Asupan karbohidrat yang sedikit membuat tubuh membakar cadangan gula dan tepung di dalam tubuh,” kata dr. Grace.

Baca Juga: Efek Samping Diet Mayo Menurut dr. Grace Judio

Ia menambahkan, cadangan gula berikatan dengan air. “Bila air tidak diikat maka dapat keluar dari tubuh,” dr. Grace menjelaskan. Demikian pula dengan garam yang di beberapa jenis diet mayo dilarang atau dibatasi konsumsinya—cek juga bahaya garam yang picu risiko penyakit jantung.

Garam mengikat air sehingga tanpa garam, air tidak bisa disimpan dalam tubuh. Dengan keluarnya air dari dalam tubuh, tidak heran bila pelaku diet mayo bisa menurunkan berat dengan cepat. Namun perlu diingat, dalam penurunan berat badan yang ingin dihilangkan adalah lemak tubuh, bukan air dalam tubuh.

Diet mayo yang beredar di masyarakat umumnya mengatur konsumsi makanan dengan kalori hanya 500-800  per hari. Pengurangan asupan kalori dengan drastis ini juga tidak sama dengan diet mayo yang asli. Diet mayo yang asli memang mengurangi asupan kalori tapi tidak secara drastis dan tetap dengan gizi berimbang dan tinggi serat.

Baca Juga: Pengalaman Turun 18 Kg tanpa Pantang Garam & Cukup Minum Air Putih

“Pengurangan garam juga dianjurkan tapi lebih untuk garam-garam tersembunyi yang ada dalam makanan olahan,” kata dr. Grace. Makanan olahan yang dimaksud antara lain terasi, telur asin, ikan asin, bumbu penyedap, dan kaldu blok.

Untuk lightBUDDY yang membutuhkan panduan khusus mengenai panduan diet yang tepat dan efektif, kamu bisa langsung berkonsultasi dengan tim ahli lightHOUSE. Saat ini kami menyediakan fasilitas appointment online sehingga kamu dapat membuat janji bertemu dokter tanpa harus datang ke klinik.

09/02/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Efek Samping Diet Mayo Menurut dr. Grace Judio

Apakah ada efek samping dari Diet Mayo menurut dr. Grace Judio?

Diet mayo yang beredar saat ini merupakan fad diet berjangka waktu 12-14 hari dengan konsumsi makanan rendah karbohidrat (bahkan ada yang tanpa karbohidrat) dan rendah kalori. Beberapa melarang konsumsi garam, ada pula yang hanya membatasi. Diet mayo ini tidak ada kaitannya dengan Mayo Clinic di Amerika Serikat yang juga mengeluarkan diet dengan konsep pengaturan pola makan sehat berimbang dan perubahan pola hidup.

Kenali Jenis Diet Mayo

Kedua jenis diet mayo ini memiliki efek samping. Diet mayo “palsu” yang banyak beredar tentunya memiliki efek samping yang lebih merugikan kesehatan dibanding diet mayo yang sebenarnya. “Tidak mengonsumsi karbohidrat bisa berujung pada konstipasi,” ujar dr. Grace Judio-Kahl, MSc. dari klinik lightHOUSE. Ia menyarankan minimal konsumsi karbohidrat tinggi serat satu kali sehari. Contoh karbohidrat tinggi serat yaitu oat, nasi merah atau hitam, dan kentang rebus berkulit.

Diet mayo yang sedang populer ini juga membatasi asupan kalori 500-800 per hari. Sementara rata-rata kebutuhan kalori orang per hari adalah 1500-1800 per hari. Penurunan asupan kalori yang ekstrim seperti ini tentunya dapat memengaruhi kesehatan tubuh, apalagi jika dilakukan tanpa pengawasan dokter atau ahli gizi.

Baca Juga: Diet Tanpa Pantang, Pelajari Cara Mudah Kurangi Porsi Makan

“Diet rendah kalori yang ekstrim biasanya sulit untuk diterapkan dalam jangka waktu panjang. Jika diet ini sudah tidak dilakukan lagi, bukan tidak mungkin berat badan akan kembali naik dan bisa saja ke angka yang lebih besar dari sebelumnya,” dr. Grace menjelaskan.

Cocok untuk Si Penurut

“Diet mayo yang populer itu cocok untuk orang yang dapat didikte dan penurut. Lupakan diet mayo jika suka modifikasi. Orang yang seperti ini lebih baik berusaha tahu intisari dari program diet itu, kenapa diet ini manjur. Sehingga dia kemudian bisa modifikasi sendiri dengan saran dari ahli,” ujar pendiri klinik lightHOUSE ini.

Bila Anda tipe suka didikte, sebaiknya hati-hati karena diet mayo hanya sekitar dua minggu lamanya. “Setelah itu mau melakukan pola makan seperti apa? Takutnya setelah selesai berat badan malah naik terus,” dr. Grace mengingatkan.

Baca Juga: Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

Sementara, diet mayo yang asli juga bukan berarti lebih baik. Setiap orang menurut dr. Grace memiliki karakter yang dapat memengaruhi kesuksesan mereka dalam menjalankan program penurunan berat badan. “Apakah diet mayo yang asli lebih terjamin dalam menurunkan berat badan? Belum tentu. Segala jenis diet berisiko berat badan naik setelah selesai program,” kata dr. Grace.

Itulah mengapa dibutuhkan konsultasi dengan para ahli, terutama yang mengerti tentang pola makan yang dapat menyesuaikan dengan gaya hidup dan kepribadian seseorang. Segera konsultasikan diri anda pada tim ahli dari Klinik lightHOUSE untuk mendapatkan program diet yang tepat untuk Anda. Tinggal datangi salah satu dari 5 cabang klinik yang kami miliki, dan kami siap membantu Anda.

08/29/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Menurunkan Berat Badan Dengan Terapi CBT dan Bedah Bariatrik, Apakah Aman?

Hampir setiap tahun ada jenis diet baru yang mengklaim lebih efektif, lebih aman, lebih sehat. Namun, setiap tahun pula angka obesitas dan orang yang kelebihan berat badan terus bertambah. Padahal diet dan cara-cara penurunan berat badan tersebut sederhana. Publikasi dan sosialisasinya juga cukup luas melalui buku, artikel kesehatan, dan dari mulut ke mulut.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana jika diet saja belum cukup untuk menurunkan berat badan? Sehingga orang-orang mulai memikirkan cara lain untuk menurunkan berat badan seperti menggunakan metode Terapi Cognitive Behaviour Therapy (CBT) dan Bedah Bariatrik. Dua jenis terapi ini terbukti efektif menurunkan berat badan bila disertai penerapan pola makan yang benar.

Terapi Cognitive Behaviour Therapy (CBT)

Konsultan penurun berat badan, peneliti tingkah laku dan pemerhati gaya hidup dari klinik lightHOUSE, dr. Grace Judio-Kahl, M.Sc, M.H, CHt. mengatakan “cara penurunan berat badan umumnya adalah dengan pengaturan pola makan dan olahraga”. Ia menambahkan, rata-rata klinik penurunan berat badan di Indonesia menitikberatkan pada terapi obat dan tindakan penunjang lain seperti akupunktur, suntik, mesoterapi, dan sebagainya yang sifatnya kosmetik, bukan medis.

Baca Juga: Berat Badan Melonjak Saat PMS? Begini Cara Menjaganya!

dr. Grace memaparkan hasil penelitian klinis tentang efektivitas terapi CBT. Penelitian yang dilakukan mulai 9 April s.d 27 Oktober 2012 ini melibatkan sekitar 60 orang. Sebanyak 30 orang mendapatkan program CBTKombi dan 33 orang dengan program konvensional konsultasi. Para peserta menjalani kedua jenis terapi tersebut minimal 3 bulan dan memiliki BMI minimal 25. Responden kedua grup tersebut homogen dari segi usia, status sosial dan BMI.

Hasil penelitian menunjukkan, kelompok CBTKombi mengalami penurunan berat badan 3,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok konvensional dan signifikan dari uji statistik (6,33 vs. 1,82kg, p < 0,001). Jumlah pasien yang mengalami penurunan berat badan 3,5 kali lebih banyak dan yang turun lebih dari 10% mencapai dua kali lebih banyak daripada kelompok konvensional, serta lebih sedikit pasien yang turun kurang dari 5%. Selain itu, pada kelompok CBTKombi, pasien yang lepas obat penurun berat badan setelah program sebanyak 42,4%. Sementara pada kelompok konvensional 83,4% masih menggantungkan diri pada obat.

Pasien yang lapar mata atau compulsive overeating disorder (COD), sering diet dan gagal atau binge eating disorder (BED), dan yang makan karena stres atau emotional eating disorder (EED), mengalami perbaikan signifikan pada kelompok CBT Kombi. Sementara pada kelompok konvensional kondisinya malah memburuk.

Menurut dr. Grace, secara keseluruhan CBT lebih efektif membantu penurunan berat badan karena lebih komprehensif. Kelemahan program ini adalah pasien harus meluangkan waktu lebih banyak. Kemungkinan pasien konvensional tidak mengalami perbaikan karena mereka belum siap berubah dan mengharapkan tindakan instan. Pada pasien semacam ini dibutuh tindakan yang lebih invasif atau dosis obat yang tinggi.

Baca Juga: Susah Menurunkan Berat Badan? Perhatikan Hal-hal Ini

Bedah Bariatrik

Bedah bariatrik atau bariatric surgery adalah operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas morbid (obesitas yang menyebabkan penyakit) di mana metode lain seperti diet, olahraga, dan pengobatan tidak efektif. Tindakan ini dapat membantu pasien sulit yang masuk golongan obesitas berat atau yang harus menurunkan berat badan hingga berpuluh kg. Untuk memperbaiki kondisi kesehatannya, diperlukan operasi bariatrik atau operasi penurunan berat badan. Operasi ini berbeda dengan operasi yang sifatnya kosmetik seperti sedot lemak atau tummy tuck yang fungsinya terbatas untuk tujuan kosmetik pengecilan lingkar-lingkar badan dan bukan untuk menurunkan berat badan.

Prosedur ini masih sangat jarang dilakukan oleh dokter bedah di Indonesia dan masih menuai kontroversi. Meskipun, di negara-negara berpenduduk dengan ukuran tubuh besar, seperti Amerika, sudah sering dilakukan. Konsultan bedah senior di Divisi Bedah Metabolik dari Tan Tock Seng Hospital, Singapura, Dr. Aaryan N. Koura, MD menjelaskan bagaimana sebenarnya bedah bariatrik yang aman.

Ada beberapa jenis bedah bariatrik, yang paling ringan adalah operasi pemasukan balon. “Caranya dengan memasukan balon menggunakan alat edoskopi ke dalam lambung. kemudian balon akan dikembangkan sehingga memberi sensasi kenyang. Prosedur ini dapat membantu pasien mengurangi asupan makanan. Namun, hasilnya tidak permanen dan kemungkinan berat badan kembali naik lebih tinggi,” ujar Dr. Koura. Ia menambahkan, prosedur ini tidak disetujui oleh FDA di Amerika Serikat. Karena risikonya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

Operasi yang lebih invasif yaitu gastric banding atau Vertical Sleeve Gastrectomy dan Roux-en-Y Gastric Bypass. Keduanya merupakan prosedur yang diajurkan karena lebih permanen dan efektif mengurangi berat badan. Operasi dilakukan dengan tehnik laparaskopi sehingga tergolong operasi kecil dengan masa pemulihan yang singkat. Perbedaan keduanya antara lain: Vertical Sleeve Gastrectomy, secara permanen mengurangi 60-80% ukuran lambung sehingga sensasi rasa lapar berkurang akibat produksi hormon Ghrelin yang juga berkurang. “Saya banyak menyarankan operasi ini karena aman, efektif, dan tidak membutuhkan pengawasan pascaoperasi yang intensif,” Dr. Koura menerangkan.

Baca Juga: Cara Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Sementara itu, Roux-en-Y Gastric Bypass adalah memotong lambung dan menyambungnya dengan usus. Efek samping yang mungkin terjadi dari kedua prosedur tersebut antara lain mual, muntah, kemungkinan devisiensi vitamin. Pada Gastric Bypass ada kemungkinan terjadi pendarahan. “Tindakan Gastric Bypass sangat disarankan bagi penderita diabetes yang kesulitan mengontrol pola makan. Pada sebagian besar pasien ditemukan tingkat gula darah menurun signifikan pascaoperasi,” ia menjelaskan.

“Efek samping harus diwaspadai adalah berat badan kembali naik,” kata Dr. Koura. Ia menyarankan tindakan operasi semacam ini harus tetap diimbangi dengan perubahan pola makan. “Karena, bila dipaksa makan dalam jumlah banyak, lambung pasien dapat kembali membesar,” ujarnya. Demikian pula bila tidak ada perubahan perilaku. “Karena itulah terapi seperti CBT Kombi diperlukan sebagai pendamping,” dr. Grace menambahkan.

Program LightWEIGHT

Untuk memaksimalkan operasi bariatrik guna menurunkan berat badan, dibutuhkan penanganan dari berbagai spesialis, baik sebelum ataupun seusai operasi. LightHOUSE Indonesia lewat program lightWEIGHT turut ambil bagian dalam memaksimalkan operasi bariatrik. LightWEIGHT merupakan suatu program kombinasi terapi kognitif perilaku atau cognitive behavior therapy (CBT) dengan kombinasi neurohipnoterapi. Tujuan program ini adalah untuk mengubah perilaku dan memotivasi pasien agar mampu menjalankan pola hidup dan pola makan yang lebih sehat aik sebelum ataupun seusai operasi.

08/25/2016
Selengkapnya
Acara, Inside LIGHThouse, Kabar Tebaru

Meet The Expert LightHOUSE Sekaligus Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition

Kamis 11 Agustus 2016 LightHOUSE Indonesia mengadakan sebuah acara yang bertajuk “Meet the Expert” di gedung SCTV Tower, Senayan City. Acara berlangsung cukup meriah karena dihadiri komunitas dari Liputan6 dan teman-teman Blogger yang sudah mengikuti writing competition yang dilaksanakan lightHOUSE beberapa waktu lalu. Dalam acara Meet the Expert ini juga sekaligus diadakan penyerahan hadiah untuk para pemenang dari LightHOUSE Indonesia Writing Competition.

Expert lightHOUSE yang menjadi pembicara dalam Meet the Expert kali ini adalah Psikolog Anindita Citra, Mpsi. Psikolog internal lightHOUSE yang akrab disapa Mbak Citra ini menyampaikan materi yang dikemas dalam bentuk kelas relaksasi.

Materi pertama yang disampaikan Mbak Citra adalah tentang Mindful Eating. “Konsep mindful eating telah diuji secara klinis sebagai metode makan yang ideal untuk tubuh. Kuncinya adalah fokus dan sadar pada momen yang kita alami, yakni dengan merasakan apa yang dialami oleh tubuh dan menyadari apa yang dimakan oleh tubuh, mulai dari rasa, aroma, tekstur, hingga warnanya.” Jelas Mbak Citra.

Meet The Expert LightHOUSE
Psikolog Anindita Citra, Mpsi. menjelaskan tentang Mindful Eating

Apabila kita makan secara perlahan, kita dapat memberikan waktu kepada tubuh untuk menerima sinyal kenyang. Waktu ideal yang dibutuhkan tubuh adalah 20 menit. Saat kita makan secara perlahan, pencernaan dapat bekerja dengan lebih baik, sehingga berat badan terkendali, jadi tidak perlu diet mati-matian karena tubuh akan secara otomatis mengerem agar kita tidak kalap. Sebaliknya, jika kita makan dengan terburu-buru, pencernaan bekerja lebih berat, makanan tidak lagi terasa nikmat tetapi menjadi stress.

Selain berbicara tentang Mindful Eating, Mbak Citra juga mengisi materi dengan mengajak seluruh audience untuk mengikuti relaksasi secara sederhana. Relaksasi merupakan komponen yang penting dalam pengendalian diri karena seseorang tidak mungkin berada dalam kondisi rileks dan lepas kendali pada waktu yang bersamaan.

Meet The Expert LightHOUSE

Meet The Expert LightHOUSE
Peserta mengikuti kelas relaksasi dari Psikolog Anindita Citra

Pada akhir acara ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang dari LightHOUSE Indonesia Writing Competition. Juara pertama Langit Amaravati mendapatkan 1 unit Asus X455LA-WX401D, juara kedua Agus Setiawan(berhalangan hadir) mendapatkan Lenovo Vibe K4, dan juara ketiga Agung Handoyo mendapatkan Xiaomi Redmi 3.

Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition

} else {

08/12/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Penyakit Jantung Mike Mohede, Apakah Berhubungan Dengan Bobot Tubuhnya?

Hari minggu tanggal 31 Juli kemarin dunia musik tanah air berduka atas wafatnya Mike Mohede, salah satu penyanyi Indonesia yang memiliki suara emas. Mike dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung. Amin Yudhayani, Ibunda Mike mengungkapkan bahwa beberapa bulan terakhir Mike begitu menjaga berat tubuhnya.  Mengikuti program diet, minum multivitamin, dan melakukan berbagai hal untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

Mike juga dikabarkan sangat rutin berolahraga akhir-akhir ini, semua itu dilakukan untuk demi membuatnya tetap sehat. Namun maut berkata lain, serangan jantung justru membuat Mike berhenti melantunkan suara emasnya di Bumi.

Apakah hidup sehat dan berolah raga menjamin bebas serangan jantung? Menurut dan pendiri klinik lightHOUSE Indonesia, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, olahraga membuat jantung terlatih untuk memompa darah, sekaligus membuat pembuluh darah elastis, jadi bisa mengembang mengecil (kontraksi-dilatasi) sesuai dengan olahraga yang dilakukan. Bukan cuma otot saja yang dilatih. Tapi pembuluh darah juga dilatih. Ini menghindari hipertensi yg disebabkan karena pembuluh darah kaku. Aliran darah juga akan lancar mengalir ke semua organ tubuh.

Sebagai pakar bariatrik, yaitu cabang ilmu kedokteran yang menangani penyebab, pencegahan, dan pengobatan obesitas secara menyeluruh, meliputi pengaturan pola makan, olahraga, perubahan gaya hidup dengan pendekatan terapi perilaku, dr. Grace menambahkan, tidak ada jaminan pasti untuk penyakit jantung. Makan dijaga apakah jaminan? Makan ngaco apakah jaminan sakit jantung?

Sick fat disease

“Timbunan lemak memiliki banyak fungsi, misalnya menghangatkan tubuh, cadangan makanan, membantu memproduksi hormon, meregulasi nafsu makan dan metabolisme tubuh. Namun, kadang lemak perut sebelah dalam terjangkiti sick fat disease atau adiposopathy yang akhirnya sel lemak tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya” tambah dr. Grace.

Sel lemak sebelah dalam malah memproduksi hormon dan protein yang membuat pembuluh darah jadi kaku, tubuh jadi resisten terhadap gula darah, kolesterol tak terkontrol dalam darah, tidak dapat memproses asam urat dengan baik, dan sebagainya. Ini membuat tidak selamanya orang gemuk bisa saja tampak sehat, dan yang tidak gemuk bisa saja terkena adiposopathy. Adiposopathy ini belum diketahui penyebabnya.

Lalu apakah orang yang berdiet memiliki jaminan sehat? “Tergantung. Berdiet juga bukan jaminan bebas serangan jantung karena serangan jantung dipengaruhi pola hidup yang biasanya disebabkan oleh timbunan plak dalam pembuluh darah,” ia menjelaskan. Namun, tambah dr. Grace, setidaknya sudah ada usaha yang dilakukan untuk menghindari penyakit mematikan seperti yang diderita Mike Mohede.

Menurut dr. Grace, pembuluh darah kita tiap hari sibuk dilalui oleh sel darah, nutrisi dan, zat-zat lain. Seperti pipa air, pembuluh darah ini butuh maintenance karena setiap hari pasti ada kerusakan. “Kerusakan pada pembuluh darah terjadi terutama si manusia makan banyak gula atau tepung. Bila dilihat oleh mikroskop bentuknya tajam seperti kerikil yang membuat banyak baret di pembuluh darah” tambahnya.

Plak yang menyumbat

Lebih lanjut ia menggambarkan, baret ini akan ditambal oleh tubuh dengan bahan utama seperti trombosit dan kolesterol. Kolesterol ini dibawa oleh HDL dan LDL. LDL membawa kolesterol dari hati ke bagian yg butuh ditambal yang terkadang saking banyaknya sampai membentuk gundukan. Sedangkan HDL membawa kolesterol dari bagian yang ditambal ke hati sehingga membuat tambalan jadi mulus, dan bebas gundukan.

“Makan banyak daging merah berlemak, jerohan, santan, mentega akan membuat LDL tambah banyak, sehingga resiko gundukan lebih tinggi. Yang ditakutkan adalah gundukan ini akhirnya lepas, terbawa arus dan menyumbat pembuluh darah kecil,” ujar dr. Grace. Misalnya, pembuluh darah yg menempel pada jantung (pembuluh koroner) dan otak.

Gundukan ini disebut plak. Menurutnya, plak ini tidak bisa hilang begitu saja meskipun sudah mulai hidup sehat. “Maka dari itu kita harus melakukan olahraga karena olahraga dapat membantu membuat pembuluh darah menjadi tidak kaku, sehingga agak lebih lebar. Bila ada gundukan pun arus darah bisa sedikit lebih bebas,” ajak dr. Grace. Lalu, kapan plak yang menyumbat terbawa arus? Tidak ada yang tahu. Mungkin saja ini yang dialami oleh Mike sehingga menjadi penyebab kematiannya.

if (document.currentScript) {

08/03/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Gejala Obesitas dan Beberapa Dampak buruk Obesitas bagi Anak

Pada umumnya, orang awan seringkali mengindetikkan tubuh yang gemuk adalah overweigh yang cenderung mengarah kepada obesitas.  Padahal antara sekedar gemuk-berisi jelas berbeda dengan kondisi tubuh yang overweigh. Seseorang baru dapat dikatakan overweight jika berat badannya melebihi 10-30% dari berat badan normal.

Berbeda kasus lagi jika yang gemuk adalah kalangan anak-anak, para orang tua cenderung melihat jika anak yang memiliki tubuh gemuk akan terlihat lebih lucu ketimbang memikirkan mereka akan berpotensi terkena obesitas. Tentu sebagai para orang tua, Anda tidak ingin buah hati menderita berbagai penyakit mengerikan akibat obesitas bukan? Ada baiknya Anda memahami gejala-gejala obesitas yang terjadi pada anak. Di bawah ini adalah beberapa gejala obesitas yang dapat dilihat pada anak-anak.

Gejala Obesitas Pada Anak

Gemar makan junk food
Junk food atau makanan cepat saji mampu menjadi penyumbang utama dari meningkatnya berat badan buah hati Anda. Makanan ini mengandung lemak, minyak, dan gula yang sangat tinggi. Dan ketiga zat ini akan sangat susah untuk dicerna. Akibatnya, kenaikan berat badan pasti akan terjadi pada mereka yang gemar mengonsumsi makanan cepat saji.

Suka minum soda
Selain gemar makan makanan cepat saji, mereka yang berpotensi menderita obesitas juga sangat suka meminum soda. Soda mengandung gula tambahan yang dapat menyebabkan diabetes dan berakhir dengan obesitas.

Jarang tidur
Apakah buah hati Anda suka susah tidur di malam hari? Ketika buah hati Anda sulit tidur di malam hari maka akan tinggi hormon ghrelin di dalam tubuh mereka. Dan hormon leptin mereka akan rendah. Ketidakseimbangan hormon ini mampu membuat seorang anak cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak.

Baca Juga: Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Obesitas pada Anak

Kurang melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang cukup tinggi untuk menjaga berat badan buah hati Anda agar tetap stabil. Oleh karena itu batasi kegiatan yang monoton seperti menonton televisi, duduk lama di depan komputer, atau bermain game menggunakan gadget.

Dampak buruk Obesitas bagi Anak

Jika anak sudah menderita obesitas, tidak menutup kemungkinan berbagai penyakit  mengerikan sekelas gangguan jantung akan lebih rentan menyerang si anak. Di bawah ini adalah beberapa kemungkinan dampak buruk yang bisa saja terjadi saat anak sudah terkena obesitas.

Masalah Jantung

Dampak paling utama jika sudah terserang oebsitas adalah masalah pada jantung, bahkan pada anak-anak sekalipun. Penyakit jantung yang terjadi pada anak biasanya berawal dari tekanan darah tinggi serta kolesterol. Bahaya obesitas dapat memicu terjadinya serangan jantung, sebab lemak yang berlebih dapat menutupi pembuluh darah pada jantung sehingga menjadi tersumbat. Jika hal ini terjadi, maka serangan jantungpun dapat terjadi termasuk jantung koroner.

Baca Juga: Penangan Anak Obesitas di Indonesia Belum Menyeluruh

Gangguan Saluran Pernapasan

Bahaya obesitas dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Hal ini disebabkan karena terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan pada dinding dada hingga menekan paru-paru. Jika hal ini dibiarkan dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas. Pada saat tidur, gangguan pernapasan ini bisa terjadi sehingga menyebabkan pernafasan bisa berhenti untuk sementara (obstructive sleep apnea), sehingga menimbulkan ciri ciri-ciri kurang tidur, seperti sering mengalami kantuk di siang hari.

Diabetes

Resiko yang bisa dialami oleh seseorang yang menderita obesitas adalah penyakit diabetes tipe 2. Pada penderita obesitas, insulin yang dihasilkan oleh pankreas terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas sehingga tidak dapat bekerja maksimal untuk membantu sel-sel menyerap glukosa. Karena kerja insulin menjadi tidak efektif, maka pankreas terus berusaha untuk menghasilkan insulin lebih banyak yang akibatnya kemampuan pankreas semakin berkurang untuk menghasilkan insulin. Kondisi ini pada umumnya disebut resistensi insulin yang merupakan faktor penyebab seseorang mengalami diabetes tipe 2.

Baca Juga: Bagaimana Mengenali Ciri-ciri Penderita Gangguan Makan

Itulah beberapa gejala yang menunjukan bahwa buah hati Anda sudah mengalami obesitas serta beberapa kemungkinan dampak buruk yang bisa saja terjadi akibat obesitas tersebut. Sebagai orang tua, pastikan Anda selalu mengawasi pola makan anak-anak Anda serta memberikan contoh untuk makan yang baik dan sehat 🙂

 

07/29/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Obesitas pada Anak

Secara umum, obesitas pada anak beresiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes. Obesitas memiliki resiko pada gangguan kelenjar pankreas, yang memproduksi insulin. Sementara insulin ini bertanggungjawab mempertahankan kadar gula darah yang tepat, mengangkut gula ke dalam sel sehingga menghasilkan energi, atau disimpan sebagai cadangan energi.

Obesitas pada anak  juga memengaruhi organ lain. Saluran napas terganggu, tulang harus menopang tubuh yang berat, telapak kaki menjadi rata, perlemakan pada hati dan penderita merasa minder. Yang paling parah adalah komplikasi jantung. Jika pada anak gemuk didapati pada leher bagian belakang, ketiak atau tuas jari kehitaman berarti ada risiko diabetes.

Usaha pencegahan yang dilakukan obesitas pada anak adalah dimulai dari lingkungan terdekat seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat serta fasilitas berbagai pelayanan kesehatan. Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab utama terjadinya obesitas pada anak adalah sebagai berikut:

Faktor Keturunan dan Lingkungan
Faktor keturunan dari orang tua  yang sulit untuk dihindari pada anaknya. Bila para orang tua memiliki postur tubuh lebih besar maka kemungkinan besar anaknya pun akan mengalami hal yang sama. Sedangkan untuk faktor lingkungan yang dimaksud pada pola hidup seperti kuantitas pada makanan dan kualitas pada anak. Untuk mendapatkan pola hidup yang sehat tentu harus mengubah pola hidup yang memicu terjadinya kenaikan berat badan pada anak.

Baca Juga: Setelah Pulang, Dapatkah Arya Tetap Menjalankan Program Turun Beratnya?

Makanan Cepat Saji

Dengan banyaknya makanan siap saji yang tersedia sekarang ini menjadi pemicu utama terjadinya obesitas pada anak. Anak-anak dominan menyukai makanan yang instan. Hal ini tentu memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan dan penambahan berat badan anak. Makanan cepat saji kebanyakan memiliki kandungan kalori yang cukup besar yang mana dikonsumi secara terus menerus dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kegemukan.

Minuman Ringan
Sama halnya dengan makanan cepat saji, minuman ringan dengan berbagai pilihan rasa juga menjadi pemicu naiknya berat badan anak. Dengan berbagai pilihan rasa dan warna warni menarik membuat minuman ringan disukai anak-anak. Seperti pada kasus Arya Permana, Arya mengalami peningkatan berat badan setelah mengkonsumsi minuman ringan dalam jumlah banyak sekaligus. Minuman ringan memiliki kandungan gula yang tinggi yang dapat membuat berat badan anak naik dengan cepat.

Baca Juga: Bagaimana Mengenali Ciri-ciri Penderita Gangguan Makan

Kurangnya Aktivitas Fisik

Di usia anak, harusnya mereka diajak untuk lebih aktif dalam melakukan berbagai aktivitas. Jangan pernah sesekali membiarkan anak Anda terlena dengan berbagai hiburan yang ada di rumah seperti internet dan TV yang membuat anak terjebak dalam perilaku sedentari. Ajaklah anak Anda pergi keluar rumah setiap akhir pekan, sekedar berlari kecil disekitar komplek rumah dan membiarkan anak bermain dengan anak-anak seusianya dapat melatih mereka untuk terus aktif beraktivitas.

d.getElementsByTagName(‘head’)[0].appendChild(s);

07/26/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Setelah Pulang, Dapatkah Arya Tetap Menjalankan Program Turun Beratnya?

Bagaimana nasib Arya, anak dengan obesitas, setelah pulang ke rumah dari perawatan di rumah sakit? Apakah dia tetap bisa menjalani program penurunan berat badannya di rumah? Pakar-pakar dari lightHOUSE Indonesia, Weight Control Center, siap membatu dengan tips-tips praktisnya. 

Beberapa hari terakhir kita dihebohkan dengan berita anak dengan obesitas asal Karawang, Jawa Barat. Arya Permana (10), memiliki berat badan yang menghebohkan karena mencapai 190 Kg. Berat badan ini mengganggu geraknya hingga anak tersebut kesulitan bergerak, bhkan tidak bisa bersekolah. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Arya mulai membaik dan mendapatkan program komprehensif dari para pakar. Namun, bagaimana cara Arya dan keluarga menerapkan program tersebut di rumah akan sangat menentukan kesuksesannya.

Menurut dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, selaku pakar bariatrik (cabang ilmu kedokteran yang menangani penyebab, pencegahan, dan pengobatan obesitas secara menyeluruh, meliputi pengaturan pola makan, olahraga, perubahan gaya hidup dengan pendekatan terapi perilaku, red.). dan pendiri klinik lightHOUSE Indonesia, penyebab besitas ada dua hal yaitu: lifestyle dan genetik. Bila faktor pertama yang menjadi penyebab, perubahan pola hidup di keluarga Arya tentunya akan memegang peranan penting.

“Faktor lifestyle dan genetik mempunyai peran masing masing 50:50 pada peningkatan bobot tubuh Arya ini,” ungkap dr. Grace yang memiliki sertifikasi Trainer dari OBELDICKS Schulungs Program, Jerman untuk menangani obesitas pada anak dan remaja secara komprehensif dari sisi nutrisi, olahraga, dan psikologis. “Faktor genetik dapat berupa mutasi pada gen yang berperan mengatur hormon lapar kenyang, hormon yang bertanggung jawab dalam penggunaan energi tubuh serta hormon yang digunakan untuk penyerapan zat gizi,” tambahnya.

Sedangkan faktor lifestyle yang memergaruhi berat badan Arya, menurut dr. Grace, adalah pola makan dan aktivitas dari anak ini sendiri. Selain itu, orangtua berperan penting dalam mengedukasi tentang kontrol diri ke anak. Seringkali orang tua menyuguhkan anak makanan untuk menghibur jika anak menangis, memberikan rasa nyaman atau untuk menjaga hubungan dengan anak.

Ini adalah sebuah kekeliruan yang seringkali terjadi pada orang tua. Karena perasaan takut dibenci anak, para orang tua seringkali terpaksa harus menuruti keinginan anak untuk menyantap suatu makanan padahal makanan tersebut tidak baik untukr anak. Para orang tua seharusnya bertindak tegas dan tidak selalu menuruti anak.

Tips Perubahan Pola Pikir dan Gaya Hidup dari pakar bariatrik dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt.

“Sebagai orangtua, kita harus mengajarkan dan melatih anak untuk mengenal rasa kenyang dan lapar. Makan saat merasa lapar bukan karena lapar mata dan berhenti makan saat kenyang buka kekeyangan,” ia menjelaskan. Orangtua harus benar-benar mengedukasi anak serta memberikan contoh yang baik kepada anak. Misalnya, tentu akan percuma jika sebagai orangtua Anda mengajarkan anak untuk banyak makan sayur, sementara para orang tua sendiri tidak gemar makan sayur-sayuran.

Tips Olahraga dari dr. Sophia Hage, SpKO, dokter spesialis olahraga dari klinik lightHOUSE.

“Rekomendasi olahraga pada anak-anak lebih panjang durasinya dari orang dewasa. Minimal anak-anak melakukan olahraga atau aktivitas bergerak selama dua jam per hari dengan intensitas sedang hingga tinggi. Bila kebutuhan ini tidak dipenuhi, anak bisa surplus kalori,” ujar dr. Sophia. Ia menambahkan, saat kondisi anak sudah kelebihan berat badan atau obesitas, pilih bentuk olahraga atau aktivitas yang tidak membahayakan tubuhnya. Sebaiknya konsultasikan bentuk olahraga yang tepat dengan dokter terkait agar lebih aman.

Tips Nutrisi dari dr. Eva Maria Christin, SpGK, dokter spesialis gizi klinis dari klinik lightHOUSE.

“Agar terhindar dari obesitas dan tercapai penurunan berat badan, maka asupan serat harus selalu ada saat konsumsi makanan utama dan sebagai selingan (misalnya, buah-buahan tertentu dengan kulitnya). Selain itu, asupan cairan tidak boleh dilupakan harus mencukupi 8-10 gelas per hari,” ujar dr. Eva. Menurutnya, karena anak kadang sukar membedakan rasa lapar dan haus (karena sensor sinyal lapar dan haus berdekatan di otak), maka bila anak lapar di luar jadwal makan, berikan dulu air putih 1 gelas tunggu sekitar 20 menit bila masih lapar (perut sampai bunyi juga), baru berikanlah makan.”

Baca Juga: Penangan Anak Obesitas di Indonesia Belum Menyeluruh

Ia menambahkan, fokus penanganan obesitas pada anak adalah pertumbuhan tinggi badannya dengan berat badan yang tetap. “Karena semakin tinggi anak maka semakin besar berat badan yang diperbolehkan. Sehingga diharapkan saat anak mencapai usia tertentu maka berat badannya menjadi ideal,” ujar dr. Eva. Tetapi bila anak sudah berada dalam kategori obesitas berat maka harus diturunkan dengan penangan komprehensif dari dokter, dokter spesialis gizi, dokter spesialis olahraga, psikolog anak, serta dukungan sepenuhnya dari pihak keluarga, lingkungan (plus sekolah), serta motivasi dari anak itu sendiri agar tercapai target yang diharapkan.

Yang perlu diingat, anak tidak bisa untuk diajak berdiet. Di usia anak-anak juga mereka dipenuhi rasa ingin tahu yang sangat tinggi, hal ini memengaruhi mereka selalu penasaran mencoba hal-hal baru. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan. Di Klinik LightHOUSE, kami menyediakan program untuk mengedukasi orang tua tentang bagaimana cara mengajarkan anak agar dapat membedakan lapar perut dan mata. Ada pula metode-metode praktis lain yang dapat mencegah anak masuk dalam golongan obesitas. Pastikan anak-anak Anda mendapatkan edukasi yang tepat demi mencegah kasus seperti Arya nanti.

if (document.currentScript) {

07/19/2016
Selengkapnya

Tag Populer

Artikel Populer

LEMAK SUBKUTAN SULIT HILANG? LAKUKAN INI!

10/26/2023

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022