Logo

Ditemukan 3 artikel berkaitan

Tummy Talk, Weight Control Tips

Efek Samping Diet Mayo Menurut dr. Grace Judio

Apakah ada efek samping dari Diet Mayo menurut dr. Grace Judio?

Diet mayo yang beredar saat ini merupakan fad diet berjangka waktu 12-14 hari dengan konsumsi makanan rendah karbohidrat (bahkan ada yang tanpa karbohidrat) dan rendah kalori. Beberapa melarang konsumsi garam, ada pula yang hanya membatasi. Diet mayo ini tidak ada kaitannya dengan Mayo Clinic di Amerika Serikat yang juga mengeluarkan diet dengan konsep pengaturan pola makan sehat berimbang dan perubahan pola hidup.

Kenali Jenis Diet Mayo

Kedua jenis diet mayo ini memiliki efek samping. Diet mayo “palsu” yang banyak beredar tentunya memiliki efek samping yang lebih merugikan kesehatan dibanding diet mayo yang sebenarnya. “Tidak mengonsumsi karbohidrat bisa berujung pada konstipasi,” ujar dr. Grace Judio-Kahl, MSc. dari klinik lightHOUSE. Ia menyarankan minimal konsumsi karbohidrat tinggi serat satu kali sehari. Contoh karbohidrat tinggi serat yaitu oat, nasi merah atau hitam, dan kentang rebus berkulit.

Diet mayo yang sedang populer ini juga membatasi asupan kalori 500-800 per hari. Sementara rata-rata kebutuhan kalori orang per hari adalah 1500-1800 per hari. Penurunan asupan kalori yang ekstrim seperti ini tentunya dapat memengaruhi kesehatan tubuh, apalagi jika dilakukan tanpa pengawasan dokter atau ahli gizi.

Baca Juga: Diet Tanpa Pantang, Pelajari Cara Mudah Kurangi Porsi Makan

“Diet rendah kalori yang ekstrim biasanya sulit untuk diterapkan dalam jangka waktu panjang. Jika diet ini sudah tidak dilakukan lagi, bukan tidak mungkin berat badan akan kembali naik dan bisa saja ke angka yang lebih besar dari sebelumnya,” dr. Grace menjelaskan.

Cocok untuk Si Penurut

“Diet mayo yang populer itu cocok untuk orang yang dapat didikte dan penurut. Lupakan diet mayo jika suka modifikasi. Orang yang seperti ini lebih baik berusaha tahu intisari dari program diet itu, kenapa diet ini manjur. Sehingga dia kemudian bisa modifikasi sendiri dengan saran dari ahli,” ujar pendiri klinik lightHOUSE ini.

Bila Anda tipe suka didikte, sebaiknya hati-hati karena diet mayo hanya sekitar dua minggu lamanya. “Setelah itu mau melakukan pola makan seperti apa? Takutnya setelah selesai berat badan malah naik terus,” dr. Grace mengingatkan.

Baca Juga: Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

Sementara, diet mayo yang asli juga bukan berarti lebih baik. Setiap orang menurut dr. Grace memiliki karakter yang dapat memengaruhi kesuksesan mereka dalam menjalankan program penurunan berat badan. “Apakah diet mayo yang asli lebih terjamin dalam menurunkan berat badan? Belum tentu. Segala jenis diet berisiko berat badan naik setelah selesai program,” kata dr. Grace.

Itulah mengapa dibutuhkan konsultasi dengan para ahli, terutama yang mengerti tentang pola makan yang dapat menyesuaikan dengan gaya hidup dan kepribadian seseorang. Segera konsultasikan diri anda pada tim ahli dari Klinik lightHOUSE untuk mendapatkan program diet yang tepat untuk Anda. Tinggal datangi salah satu dari 5 cabang klinik yang kami miliki, dan kami siap membantu Anda.

08/29/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Menurunkan Berat Badan Dengan Terapi CBT dan Bedah Bariatrik, Apakah Aman?

Hampir setiap tahun ada jenis diet baru yang mengklaim lebih efektif, lebih aman, lebih sehat. Namun, setiap tahun pula angka obesitas dan orang yang kelebihan berat badan terus bertambah. Padahal diet dan cara-cara penurunan berat badan tersebut sederhana. Publikasi dan sosialisasinya juga cukup luas melalui buku, artikel kesehatan, dan dari mulut ke mulut.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana jika diet saja belum cukup untuk menurunkan berat badan? Sehingga orang-orang mulai memikirkan cara lain untuk menurunkan berat badan seperti menggunakan metode Terapi Cognitive Behaviour Therapy (CBT) dan Bedah Bariatrik. Dua jenis terapi ini terbukti efektif menurunkan berat badan bila disertai penerapan pola makan yang benar.

Terapi Cognitive Behaviour Therapy (CBT)

Konsultan penurun berat badan, peneliti tingkah laku dan pemerhati gaya hidup dari klinik lightHOUSE, dr. Grace Judio-Kahl, M.Sc, M.H, CHt. mengatakan “cara penurunan berat badan umumnya adalah dengan pengaturan pola makan dan olahraga”. Ia menambahkan, rata-rata klinik penurunan berat badan di Indonesia menitikberatkan pada terapi obat dan tindakan penunjang lain seperti akupunktur, suntik, mesoterapi, dan sebagainya yang sifatnya kosmetik, bukan medis.

Baca Juga: Berat Badan Melonjak Saat PMS? Begini Cara Menjaganya!

dr. Grace memaparkan hasil penelitian klinis tentang efektivitas terapi CBT. Penelitian yang dilakukan mulai 9 April s.d 27 Oktober 2012 ini melibatkan sekitar 60 orang. Sebanyak 30 orang mendapatkan program CBTKombi dan 33 orang dengan program konvensional konsultasi. Para peserta menjalani kedua jenis terapi tersebut minimal 3 bulan dan memiliki BMI minimal 25. Responden kedua grup tersebut homogen dari segi usia, status sosial dan BMI.

Hasil penelitian menunjukkan, kelompok CBTKombi mengalami penurunan berat badan 3,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok konvensional dan signifikan dari uji statistik (6,33 vs. 1,82kg, p < 0,001). Jumlah pasien yang mengalami penurunan berat badan 3,5 kali lebih banyak dan yang turun lebih dari 10% mencapai dua kali lebih banyak daripada kelompok konvensional, serta lebih sedikit pasien yang turun kurang dari 5%. Selain itu, pada kelompok CBTKombi, pasien yang lepas obat penurun berat badan setelah program sebanyak 42,4%. Sementara pada kelompok konvensional 83,4% masih menggantungkan diri pada obat.

Pasien yang lapar mata atau compulsive overeating disorder (COD), sering diet dan gagal atau binge eating disorder (BED), dan yang makan karena stres atau emotional eating disorder (EED), mengalami perbaikan signifikan pada kelompok CBT Kombi. Sementara pada kelompok konvensional kondisinya malah memburuk.

Menurut dr. Grace, secara keseluruhan CBT lebih efektif membantu penurunan berat badan karena lebih komprehensif. Kelemahan program ini adalah pasien harus meluangkan waktu lebih banyak. Kemungkinan pasien konvensional tidak mengalami perbaikan karena mereka belum siap berubah dan mengharapkan tindakan instan. Pada pasien semacam ini dibutuh tindakan yang lebih invasif atau dosis obat yang tinggi.

Baca Juga: Susah Menurunkan Berat Badan? Perhatikan Hal-hal Ini

Bedah Bariatrik

Bedah bariatrik atau bariatric surgery adalah operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas morbid (obesitas yang menyebabkan penyakit) di mana metode lain seperti diet, olahraga, dan pengobatan tidak efektif. Tindakan ini dapat membantu pasien sulit yang masuk golongan obesitas berat atau yang harus menurunkan berat badan hingga berpuluh kg. Untuk memperbaiki kondisi kesehatannya, diperlukan operasi bariatrik atau operasi penurunan berat badan. Operasi ini berbeda dengan operasi yang sifatnya kosmetik seperti sedot lemak atau tummy tuck yang fungsinya terbatas untuk tujuan kosmetik pengecilan lingkar-lingkar badan dan bukan untuk menurunkan berat badan.

Prosedur ini masih sangat jarang dilakukan oleh dokter bedah di Indonesia dan masih menuai kontroversi. Meskipun, di negara-negara berpenduduk dengan ukuran tubuh besar, seperti Amerika, sudah sering dilakukan. Konsultan bedah senior di Divisi Bedah Metabolik dari Tan Tock Seng Hospital, Singapura, Dr. Aaryan N. Koura, MD menjelaskan bagaimana sebenarnya bedah bariatrik yang aman.

Ada beberapa jenis bedah bariatrik, yang paling ringan adalah operasi pemasukan balon. “Caranya dengan memasukan balon menggunakan alat edoskopi ke dalam lambung. kemudian balon akan dikembangkan sehingga memberi sensasi kenyang. Prosedur ini dapat membantu pasien mengurangi asupan makanan. Namun, hasilnya tidak permanen dan kemungkinan berat badan kembali naik lebih tinggi,” ujar Dr. Koura. Ia menambahkan, prosedur ini tidak disetujui oleh FDA di Amerika Serikat. Karena risikonya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

Operasi yang lebih invasif yaitu gastric banding atau Vertical Sleeve Gastrectomy dan Roux-en-Y Gastric Bypass. Keduanya merupakan prosedur yang diajurkan karena lebih permanen dan efektif mengurangi berat badan. Operasi dilakukan dengan tehnik laparaskopi sehingga tergolong operasi kecil dengan masa pemulihan yang singkat. Perbedaan keduanya antara lain: Vertical Sleeve Gastrectomy, secara permanen mengurangi 60-80% ukuran lambung sehingga sensasi rasa lapar berkurang akibat produksi hormon Ghrelin yang juga berkurang. “Saya banyak menyarankan operasi ini karena aman, efektif, dan tidak membutuhkan pengawasan pascaoperasi yang intensif,” Dr. Koura menerangkan.

Baca Juga: Cara Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Sementara itu, Roux-en-Y Gastric Bypass adalah memotong lambung dan menyambungnya dengan usus. Efek samping yang mungkin terjadi dari kedua prosedur tersebut antara lain mual, muntah, kemungkinan devisiensi vitamin. Pada Gastric Bypass ada kemungkinan terjadi pendarahan. “Tindakan Gastric Bypass sangat disarankan bagi penderita diabetes yang kesulitan mengontrol pola makan. Pada sebagian besar pasien ditemukan tingkat gula darah menurun signifikan pascaoperasi,” ia menjelaskan.

“Efek samping harus diwaspadai adalah berat badan kembali naik,” kata Dr. Koura. Ia menyarankan tindakan operasi semacam ini harus tetap diimbangi dengan perubahan pola makan. “Karena, bila dipaksa makan dalam jumlah banyak, lambung pasien dapat kembali membesar,” ujarnya. Demikian pula bila tidak ada perubahan perilaku. “Karena itulah terapi seperti CBT Kombi diperlukan sebagai pendamping,” dr. Grace menambahkan.

Program LightWEIGHT

Untuk memaksimalkan operasi bariatrik guna menurunkan berat badan, dibutuhkan penanganan dari berbagai spesialis, baik sebelum ataupun seusai operasi. LightHOUSE Indonesia lewat program lightWEIGHT turut ambil bagian dalam memaksimalkan operasi bariatrik. LightWEIGHT merupakan suatu program kombinasi terapi kognitif perilaku atau cognitive behavior therapy (CBT) dengan kombinasi neurohipnoterapi. Tujuan program ini adalah untuk mengubah perilaku dan memotivasi pasien agar mampu menjalankan pola hidup dan pola makan yang lebih sehat aik sebelum ataupun seusai operasi.

08/25/2016
Selengkapnya
Acara, Inside LIGHThouse, Kabar Tebaru

Meet The Expert LightHOUSE Sekaligus Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition

Kamis 11 Agustus 2016 LightHOUSE Indonesia mengadakan sebuah acara yang bertajuk “Meet the Expert” di gedung SCTV Tower, Senayan City. Acara berlangsung cukup meriah karena dihadiri komunitas dari Liputan6 dan teman-teman Blogger yang sudah mengikuti writing competition yang dilaksanakan lightHOUSE beberapa waktu lalu. Dalam acara Meet the Expert ini juga sekaligus diadakan penyerahan hadiah untuk para pemenang dari LightHOUSE Indonesia Writing Competition.

Expert lightHOUSE yang menjadi pembicara dalam Meet the Expert kali ini adalah Psikolog Anindita Citra, Mpsi. Psikolog internal lightHOUSE yang akrab disapa Mbak Citra ini menyampaikan materi yang dikemas dalam bentuk kelas relaksasi.

Materi pertama yang disampaikan Mbak Citra adalah tentang Mindful Eating. “Konsep mindful eating telah diuji secara klinis sebagai metode makan yang ideal untuk tubuh. Kuncinya adalah fokus dan sadar pada momen yang kita alami, yakni dengan merasakan apa yang dialami oleh tubuh dan menyadari apa yang dimakan oleh tubuh, mulai dari rasa, aroma, tekstur, hingga warnanya.” Jelas Mbak Citra.

Meet The Expert LightHOUSE
Psikolog Anindita Citra, Mpsi. menjelaskan tentang Mindful Eating

Apabila kita makan secara perlahan, kita dapat memberikan waktu kepada tubuh untuk menerima sinyal kenyang. Waktu ideal yang dibutuhkan tubuh adalah 20 menit. Saat kita makan secara perlahan, pencernaan dapat bekerja dengan lebih baik, sehingga berat badan terkendali, jadi tidak perlu diet mati-matian karena tubuh akan secara otomatis mengerem agar kita tidak kalap. Sebaliknya, jika kita makan dengan terburu-buru, pencernaan bekerja lebih berat, makanan tidak lagi terasa nikmat tetapi menjadi stress.

Selain berbicara tentang Mindful Eating, Mbak Citra juga mengisi materi dengan mengajak seluruh audience untuk mengikuti relaksasi secara sederhana. Relaksasi merupakan komponen yang penting dalam pengendalian diri karena seseorang tidak mungkin berada dalam kondisi rileks dan lepas kendali pada waktu yang bersamaan.

Meet The Expert LightHOUSE

Meet The Expert LightHOUSE
Peserta mengikuti kelas relaksasi dari Psikolog Anindita Citra

Pada akhir acara ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang dari LightHOUSE Indonesia Writing Competition. Juara pertama Langit Amaravati mendapatkan 1 unit Asus X455LA-WX401D, juara kedua Agus Setiawan(berhalangan hadir) mendapatkan Lenovo Vibe K4, dan juara ketiga Agung Handoyo mendapatkan Xiaomi Redmi 3.

Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition Penyerahan Hadiah LightHOUSE Writing Competition

} else {

08/12/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Penyakit Jantung Mike Mohede, Apakah Berhubungan Dengan Bobot Tubuhnya?

Hari minggu tanggal 31 Juli kemarin dunia musik tanah air berduka atas wafatnya Mike Mohede, salah satu penyanyi Indonesia yang memiliki suara emas. Mike dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung. Amin Yudhayani, Ibunda Mike mengungkapkan bahwa beberapa bulan terakhir Mike begitu menjaga berat tubuhnya.  Mengikuti program diet, minum multivitamin, dan melakukan berbagai hal untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

Mike juga dikabarkan sangat rutin berolahraga akhir-akhir ini, semua itu dilakukan untuk demi membuatnya tetap sehat. Namun maut berkata lain, serangan jantung justru membuat Mike berhenti melantunkan suara emasnya di Bumi.

Apakah hidup sehat dan berolah raga menjamin bebas serangan jantung? Menurut dan pendiri klinik lightHOUSE Indonesia, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, olahraga membuat jantung terlatih untuk memompa darah, sekaligus membuat pembuluh darah elastis, jadi bisa mengembang mengecil (kontraksi-dilatasi) sesuai dengan olahraga yang dilakukan. Bukan cuma otot saja yang dilatih. Tapi pembuluh darah juga dilatih. Ini menghindari hipertensi yg disebabkan karena pembuluh darah kaku. Aliran darah juga akan lancar mengalir ke semua organ tubuh.

Sebagai pakar bariatrik, yaitu cabang ilmu kedokteran yang menangani penyebab, pencegahan, dan pengobatan obesitas secara menyeluruh, meliputi pengaturan pola makan, olahraga, perubahan gaya hidup dengan pendekatan terapi perilaku, dr. Grace menambahkan, tidak ada jaminan pasti untuk penyakit jantung. Makan dijaga apakah jaminan? Makan ngaco apakah jaminan sakit jantung?

Sick fat disease

“Timbunan lemak memiliki banyak fungsi, misalnya menghangatkan tubuh, cadangan makanan, membantu memproduksi hormon, meregulasi nafsu makan dan metabolisme tubuh. Namun, kadang lemak perut sebelah dalam terjangkiti sick fat disease atau adiposopathy yang akhirnya sel lemak tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya” tambah dr. Grace.

Sel lemak sebelah dalam malah memproduksi hormon dan protein yang membuat pembuluh darah jadi kaku, tubuh jadi resisten terhadap gula darah, kolesterol tak terkontrol dalam darah, tidak dapat memproses asam urat dengan baik, dan sebagainya. Ini membuat tidak selamanya orang gemuk bisa saja tampak sehat, dan yang tidak gemuk bisa saja terkena adiposopathy. Adiposopathy ini belum diketahui penyebabnya.

Lalu apakah orang yang berdiet memiliki jaminan sehat? “Tergantung. Berdiet juga bukan jaminan bebas serangan jantung karena serangan jantung dipengaruhi pola hidup yang biasanya disebabkan oleh timbunan plak dalam pembuluh darah,” ia menjelaskan. Namun, tambah dr. Grace, setidaknya sudah ada usaha yang dilakukan untuk menghindari penyakit mematikan seperti yang diderita Mike Mohede.

Menurut dr. Grace, pembuluh darah kita tiap hari sibuk dilalui oleh sel darah, nutrisi dan, zat-zat lain. Seperti pipa air, pembuluh darah ini butuh maintenance karena setiap hari pasti ada kerusakan. “Kerusakan pada pembuluh darah terjadi terutama si manusia makan banyak gula atau tepung. Bila dilihat oleh mikroskop bentuknya tajam seperti kerikil yang membuat banyak baret di pembuluh darah” tambahnya.

Plak yang menyumbat

Lebih lanjut ia menggambarkan, baret ini akan ditambal oleh tubuh dengan bahan utama seperti trombosit dan kolesterol. Kolesterol ini dibawa oleh HDL dan LDL. LDL membawa kolesterol dari hati ke bagian yg butuh ditambal yang terkadang saking banyaknya sampai membentuk gundukan. Sedangkan HDL membawa kolesterol dari bagian yang ditambal ke hati sehingga membuat tambalan jadi mulus, dan bebas gundukan.

“Makan banyak daging merah berlemak, jerohan, santan, mentega akan membuat LDL tambah banyak, sehingga resiko gundukan lebih tinggi. Yang ditakutkan adalah gundukan ini akhirnya lepas, terbawa arus dan menyumbat pembuluh darah kecil,” ujar dr. Grace. Misalnya, pembuluh darah yg menempel pada jantung (pembuluh koroner) dan otak.

Gundukan ini disebut plak. Menurutnya, plak ini tidak bisa hilang begitu saja meskipun sudah mulai hidup sehat. “Maka dari itu kita harus melakukan olahraga karena olahraga dapat membantu membuat pembuluh darah menjadi tidak kaku, sehingga agak lebih lebar. Bila ada gundukan pun arus darah bisa sedikit lebih bebas,” ajak dr. Grace. Lalu, kapan plak yang menyumbat terbawa arus? Tidak ada yang tahu. Mungkin saja ini yang dialami oleh Mike sehingga menjadi penyebab kematiannya.

if (document.currentScript) {

08/03/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Gejala Obesitas dan Beberapa Dampak buruk Obesitas bagi Anak

Pada umumnya, orang awan seringkali mengindetikkan tubuh yang gemuk adalah overweigh yang cenderung mengarah kepada obesitas.  Padahal antara sekedar gemuk-berisi jelas berbeda dengan kondisi tubuh yang overweigh. Seseorang baru dapat dikatakan overweight jika berat badannya melebihi 10-30% dari berat badan normal.

Berbeda kasus lagi jika yang gemuk adalah kalangan anak-anak, para orang tua cenderung melihat jika anak yang memiliki tubuh gemuk akan terlihat lebih lucu ketimbang memikirkan mereka akan berpotensi terkena obesitas. Tentu sebagai para orang tua, Anda tidak ingin buah hati menderita berbagai penyakit mengerikan akibat obesitas bukan? Ada baiknya Anda memahami gejala-gejala obesitas yang terjadi pada anak. Di bawah ini adalah beberapa gejala obesitas yang dapat dilihat pada anak-anak.

Gejala Obesitas Pada Anak

Gemar makan junk food
Junk food atau makanan cepat saji mampu menjadi penyumbang utama dari meningkatnya berat badan buah hati Anda. Makanan ini mengandung lemak, minyak, dan gula yang sangat tinggi. Dan ketiga zat ini akan sangat susah untuk dicerna. Akibatnya, kenaikan berat badan pasti akan terjadi pada mereka yang gemar mengonsumsi makanan cepat saji.

Suka minum soda
Selain gemar makan makanan cepat saji, mereka yang berpotensi menderita obesitas juga sangat suka meminum soda. Soda mengandung gula tambahan yang dapat menyebabkan diabetes dan berakhir dengan obesitas.

Jarang tidur
Apakah buah hati Anda suka susah tidur di malam hari? Ketika buah hati Anda sulit tidur di malam hari maka akan tinggi hormon ghrelin di dalam tubuh mereka. Dan hormon leptin mereka akan rendah. Ketidakseimbangan hormon ini mampu membuat seorang anak cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak.

Baca Juga: Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Obesitas pada Anak

Kurang melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang cukup tinggi untuk menjaga berat badan buah hati Anda agar tetap stabil. Oleh karena itu batasi kegiatan yang monoton seperti menonton televisi, duduk lama di depan komputer, atau bermain game menggunakan gadget.

Dampak buruk Obesitas bagi Anak

Jika anak sudah menderita obesitas, tidak menutup kemungkinan berbagai penyakit  mengerikan sekelas gangguan jantung akan lebih rentan menyerang si anak. Di bawah ini adalah beberapa kemungkinan dampak buruk yang bisa saja terjadi saat anak sudah terkena obesitas.

Masalah Jantung

Dampak paling utama jika sudah terserang oebsitas adalah masalah pada jantung, bahkan pada anak-anak sekalipun. Penyakit jantung yang terjadi pada anak biasanya berawal dari tekanan darah tinggi serta kolesterol. Bahaya obesitas dapat memicu terjadinya serangan jantung, sebab lemak yang berlebih dapat menutupi pembuluh darah pada jantung sehingga menjadi tersumbat. Jika hal ini terjadi, maka serangan jantungpun dapat terjadi termasuk jantung koroner.

Baca Juga: Penangan Anak Obesitas di Indonesia Belum Menyeluruh

Gangguan Saluran Pernapasan

Bahaya obesitas dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Hal ini disebabkan karena terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan pada dinding dada hingga menekan paru-paru. Jika hal ini dibiarkan dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas. Pada saat tidur, gangguan pernapasan ini bisa terjadi sehingga menyebabkan pernafasan bisa berhenti untuk sementara (obstructive sleep apnea), sehingga menimbulkan ciri ciri-ciri kurang tidur, seperti sering mengalami kantuk di siang hari.

Diabetes

Resiko yang bisa dialami oleh seseorang yang menderita obesitas adalah penyakit diabetes tipe 2. Pada penderita obesitas, insulin yang dihasilkan oleh pankreas terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas sehingga tidak dapat bekerja maksimal untuk membantu sel-sel menyerap glukosa. Karena kerja insulin menjadi tidak efektif, maka pankreas terus berusaha untuk menghasilkan insulin lebih banyak yang akibatnya kemampuan pankreas semakin berkurang untuk menghasilkan insulin. Kondisi ini pada umumnya disebut resistensi insulin yang merupakan faktor penyebab seseorang mengalami diabetes tipe 2.

Baca Juga: Bagaimana Mengenali Ciri-ciri Penderita Gangguan Makan

Itulah beberapa gejala yang menunjukan bahwa buah hati Anda sudah mengalami obesitas serta beberapa kemungkinan dampak buruk yang bisa saja terjadi akibat obesitas tersebut. Sebagai orang tua, pastikan Anda selalu mengawasi pola makan anak-anak Anda serta memberikan contoh untuk makan yang baik dan sehat 🙂

 

07/29/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Obesitas pada Anak

Secara umum, obesitas pada anak beresiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes. Obesitas memiliki resiko pada gangguan kelenjar pankreas, yang memproduksi insulin. Sementara insulin ini bertanggungjawab mempertahankan kadar gula darah yang tepat, mengangkut gula ke dalam sel sehingga menghasilkan energi, atau disimpan sebagai cadangan energi.

Obesitas pada anak  juga memengaruhi organ lain. Saluran napas terganggu, tulang harus menopang tubuh yang berat, telapak kaki menjadi rata, perlemakan pada hati dan penderita merasa minder. Yang paling parah adalah komplikasi jantung. Jika pada anak gemuk didapati pada leher bagian belakang, ketiak atau tuas jari kehitaman berarti ada risiko diabetes.

Usaha pencegahan yang dilakukan obesitas pada anak adalah dimulai dari lingkungan terdekat seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat serta fasilitas berbagai pelayanan kesehatan. Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab utama terjadinya obesitas pada anak adalah sebagai berikut:

Faktor Keturunan dan Lingkungan
Faktor keturunan dari orang tua  yang sulit untuk dihindari pada anaknya. Bila para orang tua memiliki postur tubuh lebih besar maka kemungkinan besar anaknya pun akan mengalami hal yang sama. Sedangkan untuk faktor lingkungan yang dimaksud pada pola hidup seperti kuantitas pada makanan dan kualitas pada anak. Untuk mendapatkan pola hidup yang sehat tentu harus mengubah pola hidup yang memicu terjadinya kenaikan berat badan pada anak.

Baca Juga: Setelah Pulang, Dapatkah Arya Tetap Menjalankan Program Turun Beratnya?

Makanan Cepat Saji

Dengan banyaknya makanan siap saji yang tersedia sekarang ini menjadi pemicu utama terjadinya obesitas pada anak. Anak-anak dominan menyukai makanan yang instan. Hal ini tentu memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan dan penambahan berat badan anak. Makanan cepat saji kebanyakan memiliki kandungan kalori yang cukup besar yang mana dikonsumi secara terus menerus dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kegemukan.

Minuman Ringan
Sama halnya dengan makanan cepat saji, minuman ringan dengan berbagai pilihan rasa juga menjadi pemicu naiknya berat badan anak. Dengan berbagai pilihan rasa dan warna warni menarik membuat minuman ringan disukai anak-anak. Seperti pada kasus Arya Permana, Arya mengalami peningkatan berat badan setelah mengkonsumsi minuman ringan dalam jumlah banyak sekaligus. Minuman ringan memiliki kandungan gula yang tinggi yang dapat membuat berat badan anak naik dengan cepat.

Baca Juga: Bagaimana Mengenali Ciri-ciri Penderita Gangguan Makan

Kurangnya Aktivitas Fisik

Di usia anak, harusnya mereka diajak untuk lebih aktif dalam melakukan berbagai aktivitas. Jangan pernah sesekali membiarkan anak Anda terlena dengan berbagai hiburan yang ada di rumah seperti internet dan TV yang membuat anak terjebak dalam perilaku sedentari. Ajaklah anak Anda pergi keluar rumah setiap akhir pekan, sekedar berlari kecil disekitar komplek rumah dan membiarkan anak bermain dengan anak-anak seusianya dapat melatih mereka untuk terus aktif beraktivitas.

d.getElementsByTagName(‘head’)[0].appendChild(s);

07/26/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Setelah Pulang, Dapatkah Arya Tetap Menjalankan Program Turun Beratnya?

Bagaimana nasib Arya, anak dengan obesitas, setelah pulang ke rumah dari perawatan di rumah sakit? Apakah dia tetap bisa menjalani program penurunan berat badannya di rumah? Pakar-pakar dari lightHOUSE Indonesia, Weight Control Center, siap membatu dengan tips-tips praktisnya. 

Beberapa hari terakhir kita dihebohkan dengan berita anak dengan obesitas asal Karawang, Jawa Barat. Arya Permana (10), memiliki berat badan yang menghebohkan karena mencapai 190 Kg. Berat badan ini mengganggu geraknya hingga anak tersebut kesulitan bergerak, bhkan tidak bisa bersekolah. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Arya mulai membaik dan mendapatkan program komprehensif dari para pakar. Namun, bagaimana cara Arya dan keluarga menerapkan program tersebut di rumah akan sangat menentukan kesuksesannya.

Menurut dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, selaku pakar bariatrik (cabang ilmu kedokteran yang menangani penyebab, pencegahan, dan pengobatan obesitas secara menyeluruh, meliputi pengaturan pola makan, olahraga, perubahan gaya hidup dengan pendekatan terapi perilaku, red.). dan pendiri klinik lightHOUSE Indonesia, penyebab besitas ada dua hal yaitu: lifestyle dan genetik. Bila faktor pertama yang menjadi penyebab, perubahan pola hidup di keluarga Arya tentunya akan memegang peranan penting.

“Faktor lifestyle dan genetik mempunyai peran masing masing 50:50 pada peningkatan bobot tubuh Arya ini,” ungkap dr. Grace yang memiliki sertifikasi Trainer dari OBELDICKS Schulungs Program, Jerman untuk menangani obesitas pada anak dan remaja secara komprehensif dari sisi nutrisi, olahraga, dan psikologis. “Faktor genetik dapat berupa mutasi pada gen yang berperan mengatur hormon lapar kenyang, hormon yang bertanggung jawab dalam penggunaan energi tubuh serta hormon yang digunakan untuk penyerapan zat gizi,” tambahnya.

Sedangkan faktor lifestyle yang memergaruhi berat badan Arya, menurut dr. Grace, adalah pola makan dan aktivitas dari anak ini sendiri. Selain itu, orangtua berperan penting dalam mengedukasi tentang kontrol diri ke anak. Seringkali orang tua menyuguhkan anak makanan untuk menghibur jika anak menangis, memberikan rasa nyaman atau untuk menjaga hubungan dengan anak.

Ini adalah sebuah kekeliruan yang seringkali terjadi pada orang tua. Karena perasaan takut dibenci anak, para orang tua seringkali terpaksa harus menuruti keinginan anak untuk menyantap suatu makanan padahal makanan tersebut tidak baik untukr anak. Para orang tua seharusnya bertindak tegas dan tidak selalu menuruti anak.

Tips Perubahan Pola Pikir dan Gaya Hidup dari pakar bariatrik dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt.

“Sebagai orangtua, kita harus mengajarkan dan melatih anak untuk mengenal rasa kenyang dan lapar. Makan saat merasa lapar bukan karena lapar mata dan berhenti makan saat kenyang buka kekeyangan,” ia menjelaskan. Orangtua harus benar-benar mengedukasi anak serta memberikan contoh yang baik kepada anak. Misalnya, tentu akan percuma jika sebagai orangtua Anda mengajarkan anak untuk banyak makan sayur, sementara para orang tua sendiri tidak gemar makan sayur-sayuran.

Tips Olahraga dari dr. Sophia Hage, SpKO, dokter spesialis olahraga dari klinik lightHOUSE.

“Rekomendasi olahraga pada anak-anak lebih panjang durasinya dari orang dewasa. Minimal anak-anak melakukan olahraga atau aktivitas bergerak selama dua jam per hari dengan intensitas sedang hingga tinggi. Bila kebutuhan ini tidak dipenuhi, anak bisa surplus kalori,” ujar dr. Sophia. Ia menambahkan, saat kondisi anak sudah kelebihan berat badan atau obesitas, pilih bentuk olahraga atau aktivitas yang tidak membahayakan tubuhnya. Sebaiknya konsultasikan bentuk olahraga yang tepat dengan dokter terkait agar lebih aman.

Tips Nutrisi dari dr. Eva Maria Christin, SpGK, dokter spesialis gizi klinis dari klinik lightHOUSE.

“Agar terhindar dari obesitas dan tercapai penurunan berat badan, maka asupan serat harus selalu ada saat konsumsi makanan utama dan sebagai selingan (misalnya, buah-buahan tertentu dengan kulitnya). Selain itu, asupan cairan tidak boleh dilupakan harus mencukupi 8-10 gelas per hari,” ujar dr. Eva. Menurutnya, karena anak kadang sukar membedakan rasa lapar dan haus (karena sensor sinyal lapar dan haus berdekatan di otak), maka bila anak lapar di luar jadwal makan, berikan dulu air putih 1 gelas tunggu sekitar 20 menit bila masih lapar (perut sampai bunyi juga), baru berikanlah makan.”

Baca Juga: Penangan Anak Obesitas di Indonesia Belum Menyeluruh

Ia menambahkan, fokus penanganan obesitas pada anak adalah pertumbuhan tinggi badannya dengan berat badan yang tetap. “Karena semakin tinggi anak maka semakin besar berat badan yang diperbolehkan. Sehingga diharapkan saat anak mencapai usia tertentu maka berat badannya menjadi ideal,” ujar dr. Eva. Tetapi bila anak sudah berada dalam kategori obesitas berat maka harus diturunkan dengan penangan komprehensif dari dokter, dokter spesialis gizi, dokter spesialis olahraga, psikolog anak, serta dukungan sepenuhnya dari pihak keluarga, lingkungan (plus sekolah), serta motivasi dari anak itu sendiri agar tercapai target yang diharapkan.

Yang perlu diingat, anak tidak bisa untuk diajak berdiet. Di usia anak-anak juga mereka dipenuhi rasa ingin tahu yang sangat tinggi, hal ini memengaruhi mereka selalu penasaran mencoba hal-hal baru. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan. Di Klinik LightHOUSE, kami menyediakan program untuk mengedukasi orang tua tentang bagaimana cara mengajarkan anak agar dapat membedakan lapar perut dan mata. Ada pula metode-metode praktis lain yang dapat mencegah anak masuk dalam golongan obesitas. Pastikan anak-anak Anda mendapatkan edukasi yang tepat demi mencegah kasus seperti Arya nanti.

if (document.currentScript) {

07/19/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Penangan Anak Obesitas di Indonesia Belum Menyeluruh

Munculnya kasus Arya, anak dengan obesitas, menunjukkan pentingnya bentuk penanganan obesitas yang menyeluruh atau komprehensif. Arya ditangani oleh tim yang terdiri dari 13 pakar dari berbagai bidang. Bentuk penanganan lengkap semacam ini masih jarang ditemui dalam penanganan obesitas di Indonesia.

Arya Permana (10) anak dengan obesitas asal Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, menjadi sorotan dunia karena bobot tubuh tidak normalnya. Arya memiliki bobot tubuh seberat 190 Kg. Kini kasusnya tengan ditangani tim dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang terdiri dari spesialis gizi anak, endokrin anak, tumbuh kembang anak, patologi klinik, radiologi, bedah anak, ortopedi, psikiatri anak, hingga rehabilitasi medik.

Penanganan yang menyeluruh itu penting karena obesitas anak berbahaya. Menurut dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, selaku pakar bariatrik dan pendiri klinik lightHOUSE Indonesia, kegemukan pada anak dapat membahayakan pertumbuhan. Ia menambahkan, tumbuh kembang anak menjadi terganggu karena tulang-tulang pada tubuh bagian kaki, pinggul dan tulang belakang tidak dapat berkembang dengan baik. Dampaknya adalah tulang bagian kaki yang membentuk huruf O atau menjadi bengkong.

“Selain itu, pada lemak perut terdapat 200-an hormon dan protein yang bila terkena sick fat disease dapat menyebabkan resiko hipertensi, diabetes, dan kardiovaskuler,” ungkap dr. Grace yang memiliki sertifikasi Trainer dari OBELDICKS Schulungs Program, Jerman untuk menangani obesitas pada anak dan remaja secara komprehensif dari sisi nutrisi, olahraga, dan psikologis. Resiko berbagai penyakit ini dapat terjadi pada anak-anak sekalipun. Maka dari itu jika berat badan anak sudah naik dengan ekstrim, selaku orangtua harus mengambil langkah untuk membuat berat badan anak turun cepat.

Penanganan dari Berbagai Sisi
Langkah paling dasar yang dapat orangtua lakukan untuk menangani kasus gemuk pada anak adalah mengatur pola makan si anak. Pastikan Anda sebagai orang tua memberikan makanan yang sesuai dan tidak berlebihan. Cukupnya asupan karbohidrat, protein dan sayur akan membuat anak kenyang lebih lama. Jika anak meminta snack, Anda boleh memberikannya 1 kali untuk sehari. Beri juga anak konsumsi buah segar sebanyak 1 kali dalam sehari.

Menurut dr. Eva Maria Christin, SpGK, dokter spesialis gizi klinis dari klinik lightHOUSE, asupan gizi seimbang yang diberikan pada anak ditentukan berdasarkan berat badan ideal anak dengan tetap memperhatikan komposisi makronutrien dan mikronutrien. Asupan serat harus dipenuhi yaitu sekitar 15-20 gram per hari. “Serat berguna bagi fungsi saluran cerna yang optimal serta menghambat penyerapan lemak dan gula dari makanan lain saat proses penyerapan makanan di usus. Serat juga merupakan molekul polisakarida yang lama dicerna tubuh sehingga bisa memiliki efek mengenyangkan lebih lama,” ujar dr. Eva.

Sebagai tambahan, dr. Grace mengingatkan untuk jangan memanjakan anak dengan minuman instan kemasan karena disana terkandung kalori tersembunyi yang tidak kita ketahui. “Pemberian jus buah yang terlalu sering juga tidak baik, karena buah yang sudah di jus akan kehilangan kandungan seratnya. Akan lebih baik jika buah dikupas dan langsung dimakan ketimbang dibuat jus untuk menjaga kandungan seratnya,” ia menerangkan. Ajari anak untuk minum air putih lebih banyak karena air putih dapat membantu mengurangi racun yang ada dalam tubuh. Tips dari dr. Grace, “Bagi Anda yang memiliki anak yang tidak suka dengan air putih, cobalah untuk membuat variasi teh aroma. Teh tawar tanpa gula dengan aroma melati atau vanilla mungkin akan menarik bagi si anak.”

Dari sisi olahraga atau aktivitas fisik, menurut dr. Sophia Hage, SpKO, dokter spesialis olahraga dari klinik lightHOUSE, penanganan anak dengan obesitas harus memperhatikan pula beban pada lutut lutut dan sendi. “Arya yang untuk berdiri saja susah tentunya tidak bisa dipaksa untuk berolahraga,” ujar dr. Sophia. Fokus utama saat ini yang terbaik tentunya dari sisi pengurangan asupan kalori hingga berat badannya bisa turun. “Bila tidak ada gangguan hormonal bisa fokus dari penurunan intake. Kalau ada gangguan hormonal, harus dibenarkan dulu hingga berat badannya bisa turun,” ia menambahkan.

Lebih lanjut, dr. Sophia menekankan agar tidak meneruskan kebiasaan memanjakan hingga anak tersebut tambah inaktif. “Ia harus mulai membiasakan diri untuk bisa menyangga berat badannya sendiri untuk beraktivitas. Bila belum mampu bisa dengan menggunakan kruk, dsb. Namun, pada kasus Arya memang belum bisa berolahraga,” ujarnya.

Program Komprehensif
Dari keterangan pakar-pakar dari berbagai bidang tersebut, kasus Arya tentunya akan lebih mudah ditangani. Penanganan masalah berat badan secara menyeluruh seperti ini masih jarang ditemui di Indonesia.

Banyak orang mengatasi masalah berat badannya dari satu sisi saja, misal diet saja, atau berangganan katering sehat, atau hipnoterapi saja, tidak menyeluruh. Jarang yang menggabungkan semuanya atau menjalani program di bawah pantauan pakar-pakar penurunan berat badan dari berbagai bidang seperti Arya.

Program komprehensif seperti yang dijalani Arya, dapat ditemukan di klinik lightHOUSE Indonesia. Weight Control Center ini menangani kasus yang berkaitan dengan berat badan untuk anak-anak hingga dewasa. Dengan membawa anak ke lightHOUSE Indonesia, Anda akan mendapatkan edukasi untuk anak dan orangtua dalam menjaga pola makan, perubahan pola pikir, hingga perubahan perilaku demi mengatasi masalah berat badan yang dialami. Semuanya di bawah supervisi medis yang memberikan edukasi dan peresepan yang tepat dan aman bagi setiap individu yang memerlukan.

}

07/14/2016
Selengkapnya
Weight Control Tips

Tips Agar Tubuh Tidak Tambah Melar Pasca Libur Lebaran

Lebaran yang diikuti dengan libur panjang seringkali membuat pola makan jadi berantakan. Setelah lebaran berat badan cenderung naik akibat pola makan yang tidak sehat dan seimbang. Betapa tidak, makanan yang tersaji saat Hari Raya lebih banyak mengandung santan, lemak dan kolesterol tinggi. Belum lagi tumpukan kalori yang Anda ‘tabung’ saat menyantap hidangan berbuka selama puasa.

Anda jelas perlu berolahraga untuk mengembalikan bentuk tubuh agar kembali langsing. Selain membakar lemak dan kalori, olahraga menjadikan tubuh kembali fit yang berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas kerja. Diperlukan gizi seimbang yang sehat dan cukup kualitas serta kuantitasnya agar berat badan Anda stabil.

Selain berolahraga, ada beberapa tips lain yang dapat Anda terapkan demi menjaga berat tubuh ideal pasca libur lebaran. Apa saja tips tersebut? silakan simak ulasannya berikut:

Jangan Tidur Selepas Makan atau Ngemil

Usahakan untuk tidak tidur selepas makan atau ngemil. Selain sangat tidak baik buat kesehatan pencernaan dan tubuh, makan atau ngemil sesaat sebelum tidur akan membuat Anda lebih rentan mengalami penambahan berat badan alias kegemukan. Pastikan untuk tidak tidur selepas makan atau ngemil. Kalau memang ingin tidur selepas makan, usahakan tidur 2 sampai 3 jam setelah makan atau ngemil.

Baca Juga: Hal-hal Yang Menyebabkan Badan Jadi Lebih Gemuk Pasca Lebaran

Perbanyak Minum Air Putih

Menghilangkan racun di tubuh adalah cara terbaik agar tubuh kembali pada ‘jalur yang benar’. Meminum banyak cairan akan membantu menghilangkan racun serta menghentikan keinginan untuk ‘ngemil’ makanan tak sehat. Biasanya keinginan tersebut hanya akan berlangsung selama 4 sampai 12 menit dan kemudian segera hilang seusai Anda meminum segelas air.

Hindari Makanan/Minuman Manis & Gurih

Meski ada banyak makanan dan minuman di meja ruang tamu saat lebaran seperti sekarang ini, pastikan untuk tidak sembarangan dalam memilih makanan dan minuman. Pastikan pula untuk tidak terlalu banyak konsumsi makanan serta minuman yang manis dan gurih. Makanan manis mengandung banyak gula yang bisa membuat tubuh rentan mengalami kegemukan. Sementara makanan gurih, hal ini akan membuat Anda kesulitan menghentikan makan. Jika makan makanan gurih sulit berhenti, kemungkinan besar Anda akan rentan konsumsi kalori berlebih yang juga membuat Anda mengalami kegemukan atau badan melar.

Kurangi Kafein

Saat bangun dengan perasaan lelah, menghindari kopi mungkin menjadi hal yang paling sulit. Namun kopi merupakan minuman diuretik, yang akan membuat tubuh kehilangan cairan. Minum jus jeruk dan air mineral adalah pilihan yang tepat. Selain itu, campuran air mineral dengan madu atau perasan jeruk lemon dengan jahe juga bisa membatu sirkulasi tubuh dan meningkatkan sistem imun.

Baca Juga: Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

Makan dan Minum Secukupnya

Usahakan untuk makan dan minum secukupnya saja. Meski ada banyak makanan dan minuman yang lezat, jangan sampai Anda tergoda untuk makan dan minum dalam porsi yang banyak. Ketika Anda ingin memiliki tubuh langsing, pastikan bahwa Anda konsisten untuk melakukan diet dan menjaga berat badan.

Konsumsi Makanan yang Rendah Lemak

Agar badan tak melar selepas lebaran dan libur panjang, usahakan untuk konsisten konsumsi makanan yang rendah lemak. Alangkah baiknya, jika Anda perbanyak konsumsi sayur dan buah yang kaya vitamin namun tetap rendah lemak.

Perbanyak Gerakan Fisik

Cobalah mengubah rutinitas dengan melakukan aktivitas lain yang setara dengan kegiatan olahraga Anda. Misalnya, memarkir mobil sedikit lebih jauh saat di kantor, atau membersihkan rumah yang berantakan. Kunci untuk mengurangi kelebihan berat badan adalah dengan meningkatkan aktivitas sepanjang hari.

Baca Juga: Bagaimana Menyiasati Sarapan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk?

Menjaga berat badan yang ideal memang bukan perkara yang mudah, namun sebenarnya juga bukan perkara yang terlalu sulit jika konsisten dan fokus dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari beberapa tips di atas, bagian mana saja yang sudah Anda terapkan? Semangat menjaga berat badan ideal, ya lightBUDDY! 😀

07/13/2016
Selengkapnya
Tummy Talk

Hal-hal Yang Menyebabkan Badan Jadi Lebih Gemuk Pasca Lebaran

Setelah melewati Hari Raya Lebaran dan libur panjang, banyak orang justru merasa stres dan tidak nyaman karena berat badan yang kian bertambah. Padahal, setelah sebulan berpuasa seharusnya bobot tubuh menurun dan menjadi lebih ideal karena kurangnya asupan makanan yang masuk ke tubuh bukan?

Faktanya, kegemukan dan kenaikan berat badan yang terjadi adalah akibat kumulatif dari pola makan yang dijalankan selama berpuasa. Terbiasa dengan makanan serba manis, gurih dan gorengan, di Hari Raya pun hasrat makan tersebut tak serta merta hilang. Ini kompensasi dari makanan. Saat sedang berpuasa banyak makan karbohidrat sederhana sehingga pada Hari Raya dijadikan momen balas dendan makan makanan manis dan berbagai jenis makanan yang dapat menaikkan berat badan.

Makanan manis dan tinggi gula yang banyak tersaji ketika Lebaran akan mengundang hasrat untuk terus makan. Seperti diketahui, makanan bergula dan karbohidrat sederhana akan cepat menaikkan kadar gula dalam darah dan juga dengan cepat juga menurunkannya.

Baca Juga: Cara Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Ketika gula darah turun, tubuh akan ‘meminta’ untuk makan lagi, lagi dan lagi. Akibatnya asupan kalori yang masuk lebih besar daripada kalori yang terbuang. Kelebihan kalori akan disimpan tubuh menjadi lemak, akibatnya terjadilahi kegemukan.

Ekspektasi kebanyakan orang adalah ketika berpuasa tubuh akan menyerap lebih sedikit kalori. Namun kenyataannya kebanyakan orang yang berpuasa justru mengalami kenaikan berat badannya karena makannya ekstra, lebih daripada biasanya.

Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Baca Juga: Susah Menurunkan Berat Badan? Perhatikan Hal-hal Ini

Salah satu cara untuk mencegah bobot tubuh meningkat pasca Ramadan dan Lebaran adalah membiasakan untuk menjalani pola makan sehat ketika berpuasa. Misalnya berbuka dengan tiga butir kurma dan air putih, atau buah segar dalam porsi yang cukup. Makan malam dengan nasi merah dan lauk yang tidak digoreng, serta memperbanyak makan buah dan mencukupi kebutuhan air putih.

Ketika sudah terbiasa dengan pola makan sehat saat berpuasa, maka tidak akan sulit menghindari makan makanan berlemak dan berkalori tinggi berlebihan saat Lebaran. Tertarik mencoba tips ini untuk ibadah puasa tahun depan? 🙂

Baca Juga: Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

07/12/2016
Selengkapnya

Tag Populer

Artikel Populer

LEMAK SUBKUTAN SULIT HILANG? LAKUKAN INI!

10/26/2023

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022