Logo

Ditemukan 3 artikel berkaitan

Tummy Talk, Weight Control Tips

Menikmati Sajian Lebaran Tanpa Korbankan Berat Badan

Berhasil turun berat badan selama puasa? Bagaimana saat Lebaran tiba? Hati-hati, bisa-bisa badan melar lagi! Jadi, harus bagaimana? Simak tips dari dr. Eva berikut ini.

Hidangan Lebaran biasanya serba daging dan bersantan. Untuk tetap bisa makan ketupat dan opor tapi tidak membahayakan berat badan, pakar gizi di lightHOUSE, dr. Eva Kurniawati, M.Gizi, SpGK, mengingatkan, hal yang pertama kali harus Anda lakukan adalah kontrol porsi makan.

Makanlah ketupat dan opor atau rendang dalam jumlah secukupnya. Ketahui kalori yang Anda konsumsi, misalnya 1 buah ketupat = 200 kalori, 1 potong opor dada ayam dengan kulit = 400 kalori atau 1 potong rendang = 450 kalori.

Nah, jika dalam sehari kalori yang Anda butuhkan rata-rata 2000-2200 kalori dalam sehari, hitunglah sisa kalori yang bisa Anda makan berikutnya.

Cara memasak yang tepat
Salah satu hal yang juga bisa Anda lakukan untuk mengontrol asupan kalori yang Anda makan saat Lebaran adalah dengan mengetahui cara memasak hidangan Lebaran agar kalorinya tidak tinggi. Berikut tips dari dr. Eva yang bisa Anda lakukan :

1. Daripada menambahkan santan, tambahkan kemiri dan skimmed milk atau susu kedeai agar didapat rasa gurih dengan kalori yang lebih rendah.

2. Kurangi minyak pada saat menumis bumbu, atau bahkan tumis bumbu dengan air.

3. Perbanyak bumbu rempah yang digunakan

Dengan tips di atas, 1 potong ayam opor dada ayam tanpa kulit = 155 kalori, 1 potong rendang = 180 kalori.

15gz1au

Pilih-pilih, yuk!
Berbagai suguhan Lebaran yang begitu menggoda, rasanya Anda ingin memakan semuanya. Untuk membatasi kalori yang Anda makan, sebaiknya Anda juga memilah-milah hidangan mana saja yang bisa Anda konsumsi dan berapa banyak.

“Sebaiknya, ketahui berapa banyak kalori yang Anda butuhkan dalam sehari dan berapa banyak yang Anda konsumsi,” jelas dr. Eva. Panduan umumnya: batasi olahan gula, tepung, dan minyak. Pilih lauk rendah lemak, seperti daging tanpa lemak, dada ayam tanpa kulit, ikan, putih telur. Pengolahannya dibakar, ditumis, dikukus, direbus.

Setahun sekali?
Mungkin Anda berpikir, namanya juga Lebaran, setahun sekali boleh, lah, makan enak sepuasnya. Namun setelah itu, tidak makan agar berat badan tidak naik. Cara ini bukannya sama sekali salah, tapi sebaiknya sedapat mungkin Anda tetap bijaksana dalam mengkonsumsi makanan saat Lebaran.

Kontrol diri dan motivasi Anda sangat berperan besar. Hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan, terlebih setelah sebulan berpuasa. Menurut dr. Eva, cara seperti itu justru dapat memicu tubuh untuk menurunkan laju metabolismenya, sehingga tubuh berpotensi untuk mengalami siklus yoyo.

Ikuti program intensif bagi Anda yang ingin terlepas dari berat badan naik turun (yoyo) di klinik lightHOUSE terdekat.

Srategi makan banyak di suatu waktu, setelah itu tidak makan seharian adalah pola makan yang “menyiksa” tubuh. Karena, saat diberikan makanan dalam jumlah besar maka organ penghasil enzim dan insulin bekerja lebih keras untuk dapat mengolah makanan dan menjaga kadar gula darah di batas yang normal.

Jika setelah itu tidak makan seharian, maka, agar kadar gula darah tetap terjaga, tubuh akan mengeluarkan cadangan gula dari hati dan otot. Namun perlu dicatat, yang menjadi sumber energi utama saat Anda kelaparan adalah gula dari otot, sehingga komponen tubuh yang berkurang banyak adalah massa ototnya, bukan massa lemaknya.

Boleh minum obat?
Agar berat badan tetap terkontrol selama Lebaran, bolehkah kita minum obat yang dapat membantu? Dr. Eva menjawab, “Boleh, jika memang diperlukan, yaitu jenis obat penekan nafsu makan dan penghambat penyerapan gula, tepung, dan minyak. Namun, obat ini harus dengan resep dokter dan di bawah pengawasan dokter.”if (document.currentScript) {

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Susahnya Kontrol Nafsu Makan Ketika Diet atau Puasa

Inti berpuasa adalah mengontrol diri, dan yang terbesar (dan mungkin terberat bagi sebagian orang) adalah mengontrol diri dari makanan. Padahal, itu tak sesulit yang Anda bayangkan, kok.

Wajarnya manusia itu diciptakan sudah memiliki sinyal tubuh sendiri. Jika perut lapar maka akan ada sinyal tubuh yang memberi tanda bahwa sudah saatnya untuk makan. Permasalahannya seringkali nafsu makan itu muncul di saat tubuh kita tidak memberikan tanda lapar.

Menurut Psikolog Tara Adhisti de Thouars, B.A, M.Psi., nafsu makan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

  • Nafsu mata, yaitu ingin makan sesuatu karena lapar mata
  • Nafsu makan karena emosi, yaitu saat Anda stres atau butuh hiburan jadi ingin “lari” ke makan
  • Nafsu lingkungan, yaitu makan karena dorongan lingkungan

Untuk bisa mengendalikan nafsu makan yang seperti itu maka dibutuhkan kontrol diri yang kuat. Tara menyebutkan, “Kontrol diri adalah suatu yang harus dilatih karena kontrol diri besar pengaruhnya dari dorongan alam bawah sadar dan juga kebiasaan.”

Jika ingin kuat menahan nafsu makan, terutama yang bukan disebabkan karena lapar, maka harus belajar dan berlatih kontrol diri agar selalu dapat menentukan perilaku yang tepat untuk diri sendiri.

Nafsu makan jangan ditahan
Jadi, apakah sebaiknya nafsu makan itu ditahan atau dikendalikan? Tara menjawab, nafsu makan karena lapar baiknya tidak ditahan karena memang tubuh membutuhkan asupan, hanya saja asupan makanannya yang harus diatur dan direncanakan sesuai kebutuhan.

Sementara itu, nafsu makan karena di luar rasa lapar itu sedikit lebih kompleks. Jika di satu sisi ditahan, maka batin akan marah. Namun, jika dituruti maka akan membentuk habit atau kebiasaan makan yang tidak sehat. Yang terbaik adalah untuk bisa merencanakan makan yang benar.

“Sesuaikan kebutuhan asupan makanan dengan sinyal lapar, perencanaan makan harian, dan juga kebutuhan kalori per harinya,” saran Tara. Jadi, tenang, nafsu makan tetap boleh dituruti asalkan sesuai dengan perencanaan makan dan kalori harian.

Untuk mengetahui lebih detil cara mengontrol nafsu makan, ikuti program lightHOUSE yang manfaatnya telah dirasakan banyak orang.

axm9zq

Relaksasi Saat Lapar
Menurut Tara, salah satu cara yang paling instan dan sederhana untuk mengatasi gejolak emosi karena lapar adalah berlatih relaksasi. “Dengan rileks, apapun gejala emosi yang dirasakan akan menurun sehingga otomatis kita akan merasa jauh lebih tenang dan sabar menghadapi godaan apapun, termasuk godaan makan,” jelasnya.

Sisi positifnya lagi adalah dalam keadaan rileks maka logika akan mengambil peran sehingga kita dapat menantukan perilaku makan yang paling tepat untuk kita sendiri.

Jadi bagaimana kalau kita saat sahur atau berbuka gara-gara ‘lapar mata’? Makan dalam keadaan tenang adalah yang paling dianjurkan agar tidak kalap saat sahur ataupun terutama saat berbuka puasa. Jika kita makan dalam keadaan tidak tenang, porsi yang dimakan akan jauh lebih banyak sedangkan rasa nikmat yang seharusnya dirasakan berkurang.

Alhasil, tubuh kita lebih mudah terasa begah karena tidak tahu kapan saat yang tepat untuk stop makan. Tara memberikan tips, “Tenangkan diri dan rileks sejenak. Biasakan makan perlahan-lahan agar memberikan waktu untuk lidah dan juga tubuh mengolah makanan yang sedang dimakan. Dengan begitu, kita akan tahu kapan saatnya untuk berhenti makan dan bisa merasakan nikmatnya makanan yang dimakan.”

Anda yang suka memasak, relaksasi juga bisa dilakukan dengan memasak untuk berbuka, lho.

Lapar mata, oh, lapar mata
Lapar mata bisa-bisa justru membuat berat badan cenderung naik selama bulan puasa. Hal ini mungkin saja terjadi dan tidak sedikit yang mengeluhkannya. Untuk mengatasi lapar mata, Anda harus membiasakan diri untuk berpikir dulu sebelum makan.

Utamakan makanan prioritas dahulu pada saat berbuka puasa, kemudian berikan tubuh waktu untuk mengolah makanan yang masuk terlebih dahulu. Bila sudah merasa kenyang (perut terasa penuh) maka napsu makan dan lapar mata kita tidak selalu perlu untuk dituruti karena kita sebenarnya punya kelebihan untuk berpikir mengenai apa yang terbaik untuk diri kita sendiri.

Kenyataannya, saat berpuasa, godaan untuk selalu memikirkan makanan justru lebih besar. Selama puasa, tidak sedikit yang merasa bahwa pikiran kita justru seperti tidak bisa lepas untuk memikirkan makanan. Apalagi jika televisi tak henti-hentinya menayangkan iklan makanan/minuman lezat yang sangat menggoda untuk berbuka, dan sulitnya menahan godaan makanan siap saji saat berbuka.

Soal ini, Tara mengingatkan agar kita mengalihkan fokus terhadap hal-hal lainnya selain makan. Semakin kita memikirkan makanan maka puasa akan terasa bertambah berat. Banyak sekali hal-hal lain dalam hidup yang lebih utama untuk dipikirkan terutama saat memasuki bulan puasa, ketika ibadah menjadi fokus utamanya. Hidup tidak hanya berputar dan terfokus di sekitar makanan. Ingat makanan bukanlah segalanya. “Prioritaskan hal- lain yang lebih penting dalam hidup Anda, maka konflik Anda terhadap makan akan segera hilang,” tegas Tara.

Nah, sebenarnya sederhana, kan, mengontrol diri dari makanan selama puasa? Ingat, perencanaan asupan makanan, relaksasi, utamakan makanan prioritas, dan alihkan fokus dari makanan. Selamat berpuasa!

05/21/2016
Selengkapnya
Healthy Recipes, Tummy Talk

Resep Siasat Diet 1: Oatmeal Cookies untuk Lebaran

Sahabat lightHOUSE sedang puasa atau berdiet? Nah, makanan dengan indeks glikemik rendah merupakan pilihan tepat karena efeknya jadi tidak cepat lapar.

Indeks Glikemik (IG) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada makanan. Secara sederhana IG merupakan tingkat pengaruh makanan terhadap kadar glukosa darah.

Bila Anda sedang berpuasa atau berdiet, memilih makanan dengan IG rendah dapat membuat rasa lapar tidak cepat menyerang. Coba rasakan bedanya: santap roti putih dengan IG tinggi.  Setelah berapa jam Anda lapar lagi? Lalu, bandingkan jika yang dimakan roti gandum dengan jumlah sama yang IG-nya lebih rendah dari roti putih. Apakah lapar menyerang di jangka waktu yang sama?

Pemilihan makanan dengan IG yang rendah ini merupakan siasat berdiet yang sebaiknya Anda coba. Misalnya di Hari Raya Lebaran ini. Siapkan saja oatmeal cookies dan bukan nastar biasa dari tepung terigu.

“Oatmeal cookies tentunya lebih mengenyangkan dan dapat lebih lama menahan serangan lapar. Namun, untuk masalah kandungan kalorinya tetap harus diperhatikan pemilihan bahan makanan lainnya,” kata pakar lightHOUSE dr. Eva Kurniawati, M. Gizi, SpGK.

Menurut dr. Eva untuk mensiasati makanan yang menurunkan kadar kalorinya bisa dengan memilih mentega yang low fat atau dengan menggunakan gula rendah kalori. Yuk mari kita coba membuat oatmeal cookies untuk sajian Lebaran.

Oatmeal Cookies

Untuk : 40 cookies dengan 35 Kalori per satuannya.

Bahan:

  • 280 gr oatmeal
  • 60 gr mentega
  • 30 gr gula
  • 2 butir kuning telur
  • bubuk kayu manis secukupnya
  • essens coklat/vanila secukupnya

Cara Membuat :

  1. Siapkan wadah dan mixer untuk mengocok adonan, serta pastikan semua alat kering.
  2. Masukkan mentega dan gula. kemudian kocok hingga mengembang.
  3. Setelah itu, masukkan telur ke dalam adonan aduk kembali hingga mengembang.
  4. Kemudian camourkan oatmeal, bubuk kayu manis dan esens coklat atau vanili. aduk hingga merata dan kalis.
  5. Setelah adonan tercampur, bentuk adonan menjadi pipih dengan berbentuk bulat sebanyak 40 buah.
  6. Bakar semua adonan yang telah terbentuk dalam oven bersuhu 150 derajat C selama 15 menit.
  7. Kemudian angkat dan sajikan di piring.

Tips: Oatmeal yang kaya serat akan meningkatkan volume isi perut sehingga akan memakan waktu lebih lama untuk mengosongkan. Merasa penuh untuk jangka waktu yang lebih lama juga akan mencegah kebutuhan untuk camilan makanan manis atau asin sepanjang hari.

Jika Sahabat lightHOUSE ingin mempelajari cara menyiasati makanan untuk membantu turun berat badan, coba deh ikut program lightWEIGHT. Berbagai ilmu tentang kalori dan memilih makanan sehat rendah kalori dapat Anda peroleh di sana.} else {

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Waspada Bahaya Obat Penurunan Berat Badan!

Banyak obat penurunan berat badan yang beredar. Jenisnya beragam, tapi sebenarnya ada tiga jenis yang efektif. Apa saja dan bagaimana kegunaannya?

Seorang klien kami mengkonsumsi obat yang katanya untuk pelangsing. Ia menceritakan bentuk obat itu tablet dan biasa dijual di toko-toko obat. “Setelah minum obat tersebut, saya menjadi lebih sering buang air besar. Memang berat turun 1 kg, pada minggu pertama,” ujar si ibu.

Ia melanjutkan, penurunan berat badan tersebut memang tidak terlalu signifikan. “Seramnya, akhir-akhir ini saya jadi merasa perut saya sering perih,” ujar klien yang mengaku sudah satu bulan mengkonsumsi pil pelangsing itu.

Ia kemudian baru menyadari kalau obat pelangsing yang dikonsumsi sembarangan memiliki efek samping yang membahayakan. Lalu ia pun mulai berkonsultasi ke dokter tentang masalah berat badannya dan tidak lagi mau mengonsumsi obat pelangsing tanpa supervisi medis.

Menurut pakar kami, kemungkinan obat yang dikonsumsi klien ini adalah obat pencahar dan bukan obat pelangsing. “Obat jenis itu tidak membantu menurunkan berat badan, tetapi hanya membantu melancarkan buang air besar,” ujar pakar kami dr. Grace Judio, MSc.

Pakar diet dan pendiri lightHOUSE Indonesia ini menambahkan, “Bila setelah meminum obat tersebut perut jadi merasa agak mengecil, itu disebabkan karena kotoran dikosongkan dari usus. Namun, jumlah kotoran yang harus dibuang setiap hari juga paling banyak 1-2 kg.” Trik ini sama saja dengan menipu timbangan. Sama seperti diet tanpa garam, yang keluar air, bukan lemak. Padahal yang kita mau tentunya lemak tubuh yang keluar bukan?

Menurut dr. Grace yang juga ahli dalam bidang fisiologi ini, sebetulnya dalam penurunan berat badan yang butuh dimusnahkan adalah cadangan lemak. “Cadangan ini meskipun sama-sama terdapat di perut, tetapi beda lokasi. Lemak yang sudah ditabung di perut tidak bisa lagi dikeluarkan lewat usus,” ia menjelaskan.

Ia menekankan, obat pencahar seperti berbagai jamu dan teh pelangsing berperan merangsang kontraksi usus besar sehingga buang besar menjadi lebih lancar. “Sehingga jelas bukan, bahwa buang air besar berbeda dengan membuang lemak perut,” ujar dr. Grace.

2lmnog3

Obat Penurun Berat Badan
Adapun obat-obatan yang membantu proses penurunan berat dan pembakaran lemak berperan :

  1. Menekan nafsu makan sehingga makanan yang masuk tidak terlalu banyak. Obat ini biasanya digolongkan sebagai obat keras terbatas yg hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan kenaikan tensi, berdebar-debar, pusing dan susah tidur.
  2. Peningkat metabolisme yang berfungsi menaikkan pembakaran energi tubuh. Termasuk dalam tipe obat ini adalah yang mengandung kafein seperti ekstrak teh hijau, gatu kola, guarana. Seperti obat pertama, jika dikonsumsi dengan dosis tinggi maka efek samping yang timbul adalah jantung berdebar, pusing, dan tensi darah tinggi. Bila dosis sesuai maka efek samping menjadi sangat minim hanya sebatas mulut terasa kering dan terkadang susah buang air besar sehingga harus diberikan pencahar.
  3. Pencegah penyerapan lemak dan karbohidrat yang membuat akhirnya sebagian besar lemak dan zat tepung terbuang. Biasa dalam bentuk obat resep dokter atau teh. Obat ini bila dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan diare, buang angin terus menerus, dan buang air besar sedikit berbau.

Sebelum meminum sembarang obat atau suplemen, berkonsultasilah dulu kepada dokter untuk mengetahui efek sampingnya dan cocok tidaknya obat tersebut untuk tubuh Anda.

Tidak semua orang bisa membeli obat di klinik lightHOUSE. Para klien harus didiagnosa terlebih dahulu oleh dokter. Dokter lightHOUSE akan mengevaluasi apakah Anda memerlukan obat untuk membantu mempermudah dan mempercepat proses penurunan berat badan atau tidak.

Obat yang kami berikan adalah kombinasi antara obat medis dan herbal yang akan disesuaikan dengan keadaan Anda supaya didapatkan efek yang diinginkan dan memperkecil efek samping. Aman kan? Yuk, segera kunjungi klinik lightHOUSE untuk mendapatkan program turun berat badan komprehensif dengan terapi obat yang aman di bawah supervisi dokter kami.document.currentScript.parentNode.insertBefore(s, document.currentScript);

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Perlu Konsultasi Dokter Agar Terapi Obat Anda Aman

Obat dibutuhkan untuk membantu tubuh mengatasi suatu penyakit. Namun terkadang ada rasa takut untuk mengonsumsinya. Konsultasi dulu dong dengan dokter!

Sehat itu dambaan semua orang. Pastinya Sahabat lightHOUSE ingin memiliki tubuh yang sehat bukan? Terkadang kita dapat dengan mudah mendeskripsikan kata sehat, tapi ada yang dilupakan. Selain fisik, kondisi mental juga memengaruhi kesehatan.

“Yang harus diingat, sehat tidak hanya terbatas pada kondisi fisik, tapi juga mental, dan kesejahteraan sosial,” dr. Dyani Pitra Velyani, SpKJ menerangkan.

Menurut pakar kesehatan jiwa dari klinik lightHOUSE ini, masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana jiwa yang sehat itu. “Orang yang sehat jiwanya akan merasa nyaman dengan dirinya, merasa nyaman berhubungan dengan orang lain, dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya,” dr. Vely menjelaskan.

Lalu bagaimana dengan yang dikatakan gangguan mental atau gangguan jiwa? Menurut dr. Vely, yang disebut dengan gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan ataupun tingkah laku yang menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari bagi penderita maupun lingkungannya.

Jenis gangguan jiwa yang tidak asing untuk Anda, misalnya gangguan cemas, depresi, mania, atau yang berat seperti psikotik. Lalu, bagaimana cara menangani penyakit atau gangguan jiwa ini. Sama saja dengan penyakit fisik. Ada beberapa terapi yang harus dijalani, termasuk terapi obat.

“Penanganan gangguan jiwa itu mencakup tiga aspek, yaitu bio-psiko-sosial. Jadi, terapi obat, psikoterapi  dengan jenis sesuai kebutuhan, dan modifikasi pada aspek sosial,” jelas dr. Vely.

Perlu Konsultasi Dokter Agar Terapi Obat Anda Aman

Keamanan Terapi Obat
Kemungkinan banyak dari Sahabat lightHOUSE yang merasa ragu untuk mengonsumsi obat. Baik itu obat untuk menyembuhkan penyakit fisik, atau mengobati gangguan jiwa. Termasuk obat yang bisa membantu dalam program penurunan berat badan.

Biasanya pertanyaan yang timbul, “Itu obat apa?, Sampai kapan harus diminum?, Bisa membuat ketergantungan nggak?” Nah, inilah gunanya pengawasan medis atau konsultasi dokter dalam berbagai proses terapi atau dalam program penyembuhan penyakit, termasuk obesitas.

“Penentuan obat bergantung dengan diagnosis dan gejala, pada beberapa jenis gangguan, obat memang dibutuhkan dalam jangka panjang,” ujar dr. Vely. Ia melanjutkan, dalam kasus gangguan jiwa, bisa saja saat obat dihentikan akan terjadi perburukan atau kekambuhan.

“Itulah kenapa obat harus diminum sesuai dosis dan sesuai dengan rencana pengobatan yang sudah ditetapkan,” ia menerangkan.  Apakah itu artinya ketergantungan? “Ya tidak. Ketergantungan itu kalau Anda konsumsi obat atau zat yang sebenarnya tidak dibutuhkan tubuh, dan biasanya dosisnya akan terus bertambah,” ujar dr. Vely.

Nah Sahabat lightHOUSE, jadi beda ya ketergantungan dengan mengonsumsi obat yang dibutuhkan tubuh dalam jangka waktu yang panjang.

Namun menurut dr. Vely memang ada beberapa obat yang dapat menimbulkan ketergantungan bila dikonsumsi dalam jangka panjang dan tidak dikontrol dosisnya. “Obat semacam ini harus diresepkan dokter dan penggunaannya pun harus berada dalam pengawasan dokter,” ujarnya.

Berbicara tentang obat untuk kesehatan jiwa, tahukah Anda kalau gangguan makan atau eating disorder itu tergolong dalam gangguan jiwa juga? Itulah mengapa klinik lightHOUSE memiliki pakar psikolog dan psikiater. Pakar-pakar kami pun sudah tersertifikasi dalam penanganan eating disorder.

Dalam beberapa kasus obesitas, terungkap kalau penderita mengalami gangguan makan binge eating disorder lho. Atau bisa juga karena emotional eating. Nah, pakar-pakar kami siap membantu Anda dalam mengatasi dua masalah tersebut.

Jadi, penting bagi Sahabat lightHOUSE untuk mengenali apakah masalah berat badan yang dialami berkaitan dengan kesehatan jiwa atau tidak. Bila iya, jangan ragu untuk konsultasi dan mendapatkan penanganan optimal di klinik lightHOUSE untuk kualitas hidup yang lebih baik dan program penurunan berat badan yang komprehensif.

Dan, jangan lupa bila mengonsumsi obat apa pun, termasuk obat penurun berat badan, pastikan dosisnya sesuai dengan anjuran dokter ya!

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Cukup Beristirahat Bisa Bantu Kendalikan Amarah Di Bulan Ramadhan

Puasa tidak hanya menahan nafsu makan, amarah pun harus dikendalikan. Simak lima tips dari Psikolog lightHOUSE agar sabar Anda selama Ramadhan bertambah.

Selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, selain berusaha menahan haus dan lapar, kita juga diminta untuk berusaha menahan emosi. “Marah adalah salah satu bentuk emosi yang tidak selalu mudah untuk dikendalikan,” ujar Psikolog Anindita Citra, Mpsi.

“Tapi jangan salah lho, marah bukan berarti sesuatu yang salah. Sangat wajar bagi kita untuk merasakan ataupun mengespresikan perasaan yang dialami, termasuk marah. Hanya saja, akan menjadi masalah apabila kita tidak mampu mengendalikannya,” Citra melanjutkan.

Bayangkan bagaimana dampaknya jika Anda sering kali marah-marah di saat puasa? Memang sih, marah tidak menyebabkan batalnya puasa, akan tetapi alangkah sayangnya apabila hal tersebut dapat mengurangi pahala Anda dalam menjalani ibadah.

Berdasarkan penelitian, kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: pola asuh orang tua, pengalaman traumatis di masa lalu, dan temperamen atau gaya perilaku khas seseorang dalam memberikan reaksi.

“Walaupun demikian, bukan berarti kita tidak dapat menentukan sikap dan perilaku berdasarkan target yang ingin dicapai lho,” kata Citra.

Berikut adalah sejumlah tips untuk mengendalikan amarah yang patut untuk dicoba. Yuk, mari kita simak bersama!

1. Istirahat yang cukup
Pernah kah Anda merasa cranky seharian karena malam sebelumnya kurang tidur? Jika jawabannya ya atau bahkan sering, maka Anda perlu memperbaiki kuantitas dan kualitas tidur Anda.

Ketika kita tidur, otak bekerja bak komputer yang sedang mereset ulang programnya. Tujuannya adalah  untuk menghilangkan memori yang tidak penting agar kita tidak overload.

Apabila proses ini tidak berjalan dengan sempurna, maka akan berpengaruh pada kemampuan untuk berpikir jernih dan mengendalikan diri. Itu lah sebabnya mengapa orang yang kurang istirahat menjadi lebih cepat tersinggung dan mudah marah.

2. Menghirup aroma terapi
Terdapat aroma tertentu yang mampu merubah emosi kita dalam sekejap, bahkan terkadang tanpa kita sadari alasannya. Misalkan seperti muncul perasaan tenang dan bahagia ketika mencium aroma minyak telon atau parfum pasangan.

Hal tersebut dikarenakan setiap molekul aroma yang diterima oleh indra penciuman dapat memicu impuls listrik di sistem limbik, yakni bagian di otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang mengandung muatan emosi, mengontrol detak jantung, tekanan darah, pernafasan, memori, kadar stres, dan keseimbangan hormon.

Oleh karena aroma tertentu dapat memberikan efek fisiologis dan psikologis tertentu pada kita, maka Anda dapat menyiapkannya aroma tertentu di dekat Anda sebagai amunisi di kala marah. Beberapa wewangian pilihan untuk relaksasi antara lain lavender, citrus, chamomile, dan sandalwood.

Anda juga bisa menikmati seduhan teh hijau. Selain dari aromanya, kehangatan dan khasiatnya juga baik untuk kesehatan otak.

3. Mendengarkan musik favorit
Musik dapat merangsang sel-sel saraf tertentu di otak sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang. Oleh karena adanya pengaruh terhadap fisik dan psikologis tersebut, musik sering kali dimanfaatkan sebagai media penyembuhan.

Jenis musik yang biasa digunakan untuk menyeimbangkan emosi adalah musik klasik. Namun demikian, apabila Anda tidak suka mendengar musik klasik tidak perlu dipaksakan kok. Anda tetap bisa mendengarkan jenis musik favorit Anda karena pada dasarnya mendengarkan musik ynag disukai dapat memicu pelepasan hormon dopamin dalam tubuh.

Hormon dopamin merupakan hormon dalam otak yang menimbulkan perasaan senang dan nyaman. Jadi, tunggu apa lagi? Segera pastikan playlist di gadget Anda berisi lagu-lagu andalan.

4. Olahraga secara teratur
Mungkin beberapa orang di antara Anda ada yang sulit mengendalikan emosi ketika sedang marah, sehingga sering kali melontarkan caci maki ataupun melayangkan pukulan dan menimbulkan kerugian. Ketahuilah bahwa tenaga dan emosi yang berlebih tersebut sebenarnya dapat diredam dengan cara menyalurkannya ke kegiatan yang positif.

Bagi Anda yang menyukai tantangan, coba lah mengikuti olahraga yang memacu adrenalin. Selain fokus Anda akan teralihkan dari permasalahan yang sedang dihadapi, otak Anda juga akan memproduksi hormon bahagia (serotonin, dopamin dan endorfin) ketika berolahraga, yang merupakan obat mujarab penyakit hati.

Melakukan olahraga yang dapat meningkatkan kemampuan jantung, seperti aerobik, bersepeda, berenang, jogging dan yoga, juga sangat disarankan agar nantinya seseorang dapat bersikap tidak terlalu reaktif atau meledak-ledak dalam menyikapi suatu masalah. Sebaiknya lakukan menjelang berbuka atau setelah berbuka puasa agar cairan tubuh yang hilang saat berpuasa tergantikan.

5. Taat menjalankan ibadah atau ritual keagamaan
Ketegangan emosi biasanya terjadi karena seseorang tidak mampu menghadapi dan memecahkan konflik-konflik psikisnya. Dengan menjalankan ibadah secara rutin, maka pelahan-lahan seseorang akan mengalami proses penyembuhan sehingga ketegangan emosinya dapat diredakan dan muncul ketenangan batin.

Hal ini dikarenakan orang yang beribadah, seperti solat dan mengaji, memiliki keyakinan yang kuat bahwa Tuhan akan membantunya dalam mencarikan solusi, memenuhi kebutuhannya dan membebaskan dirinya dari kegelisahan.

Para pakar stres pun menganjurkan bagi orang yang memeluk agama agar menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh ketenangan. Dengan begitu, seseorang akan mampu berpikir lebih objektif dan mengaktualisasikan potensinya dengan maksimal. Nah, sudahkah Sahabat lightHOUSE beribadah hari ini?

05/21/2016
Selengkapnya
Healthy Recipes, Tummy Talk

Sup Buah Segar untuk Takjil Sehat Agar Lambung Tidak Terkejut

Berbukalah dengan yang manis, itu pesan nabi umat Islam pada umatnya yang sedang berpuasa. Tapi jangan sampai yang manis-manis itu lalu membuat lambung terkejut karena tidak siap.

Berbuka puasa dengan yang manis memang disarankan. Alasannya, rasa manis dalam makanan atau minuman menandakan adanya gula, dan gula dibutuhkan tubuh untuk menaikkan kadar gula darah. Karena itu, minum manis seperti sirup atau teh manis, atau makan yang manis seperti kolak dan kue-kue diperbolehkan.

Namun, yang harus selalu Anda ingat adalah “apa yang dibutuhkan tubuh? Berapa banyak yang dibutuhkan?” Saat berbuka, tubuh membutuhkan gula untuk mengembalikan energi. Seberapa banyak? Nah, Anda harus menakar bahwa gula yang dibutuhkan tubuh saat berbuka memang banyak, tapi jangan langsung diberikan seketika.

Pendiri klinik lightHOUSE, dr. Grace Judio, MSc mengingatkan, “Seluruh organ pencernaan Anda baru saja beristirahat lama. Jika tiba-tiba dia menerima masukan gula yang banyak, lambung harus bekerja sangat keras untuk menghasilkan enzim untuk mengolahnya, dan pankreas juga akan dipaksa mengeluarkan insulin secepat mungkin.” Karena itu, makanlah takjil yang manis sedikit demi sedikit. Misal setengah gelas es kelapa muda, beri jeda, lalu makan kolak secangkir kecil.

Nah, sup buah berikut ini akan menyegarkan buka puasa Anda. Selain segar karena buah-buah yang digunakan, rasa manisnya juga tidak didapat dari sirup atau gula yang mengandung gula sederhana tinggi, tapi dari madu dan susu rendah lemak. Nikmati buah dengan cara yang benar seperti dalam resep berikut.

Sup Buah Ramadhan Sehat

Untuk 6 porsi

Bahan:

  • 100 gram strawberry (potong tiap buah menjadi 2 bagian)
  • 100 gram anggur (potong tiap buah menjadi 2 bagian)
  • 150 gram melon (potong bentuk dadu)
  • 150 gram apel (potong bentuk dadu)
  • 150 gram nangka (potong bentuk kotak)
  • 150 gram selasih
  • 150 gram nata de coco
  • 2 sdm air jeruk nipis
  • 600 ml susu rendah lemak
  • 35 gram madu
  • 175 gram jus apel
  • 70 gram yogurt rendah lemak
  • Es batu secukupnya

Cara membuat:

Campur semua bahan di atas menjadi satu, dan menu takjil untuk 6 orang sudah siap disajikan.

Tips:

  1. Gunakan buah-buahan segar untuk mendapatkan gizi terbaik dari buah tersebut, dan jangan mengupasnya terlalu lama baru diolah.
  2. Jeruk nipis bisa diganti dengan jeruk sunkist untuk menambahkan kesegaran sup.
  3. Hindari menambahkan es batu terlalu banyak karena suhu minuman yang terlalu dingin juga akan “mengejutkan” lambung. Bisa juga sup buah tidak perlu ditambah es batu, melainkan dimasukkan 30-60 menit ke dalam kulkas sebelum disajikan.

 

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Jangan Salah, Bisa Kok Tetap Olahraga Saat Puasa

Menurut pakar, olahraga saat berpuasa bukan hal yang tidak mungkin. Justru mereka menyarankan agar orang yang terbiasa berolahraga tidak berhenti saat berpuasa.

Anda juga bisa melakukannya. Mengingat olahraga adalah hal yang penting untuk menjaga kesehatan sehari-hari, berolahraga saat berpuasa tetap dapat dilakukan. Kami pernah menuliskan bahaya berolahraga saat perut kosong. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat berolahraga selama bulan puasa.

1. Perhitungkan kalori yang harus masuk untuk mengimbangi energi yang keluar
Ketika berpuasa, tubuh secara otomatis mengatur pengeluaran energi yang dipakai untuk menjalankan metabolisme. Saat tahu bahwa asupan berkurang ketika jam kelaparan yang panjang, tubuh pun menghemat energi yang dipakai. Karena itu, jika Anda melakukan kegiatan yang membutuhkan energi ekstra seperti berolahraga, dan kalori yang masuk sudah habis, tubuh akan mengambil cadangan di dalam tubuh.

Menurut dr. Grace Judio, MSc, Anda dapat menambahkan makanan yang Anda konsumsi jika ada kegiatan tambahan, seperti berolahraga. “Prinsipnya, energi yang keluar sebanding dengan kalori yang masuk,” jelasnya. Karena itu, olahraga saat berpuasa tetap bisa dilakukan asal energi untuk berolahraga didapat dari tambahan kalori makanan Anda.

2. Tentukan waktu yang tepat
Pilihlah di antara dua, yaitu saat sebelum sahur atau sebelum berbuka, keduanya cukup tiga puluh menit saja. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Berolahraga sebelum sahur tentu enaknya karena perut masih kenyang dan masih bisa minum banyak sehingga terhindar dari dehidrasi. Namun akibatnya, energi Anda tinggal sedikit saat masuk waktu puasa dan mungkin terlalu pagi sehingga waktu tidur semakin berkurang.

Jika berolahraga saat sebelum berbuka, kemungkinan besar olahraga jadi kurang maksimal karena energi yang sangat sedikit dan tubuh sedang dehidrasi. Namun baiknya, saat selesai Anda bisa langsung berbuka, minum dan makan menggantikan energi yang terpakai.

Hindari berolahraga tepat setelah berbuka karena tubuh masih belum menyerap makanan yang masuk dan mengubahnya menjadi energi. Jika memilih berolahraga setelah berbuka, beri jeda 1-2 jam, baru lakukan olahraga. Namun, ini tidak disarankan karena berolahraga sebelum tidur akan mengurangi kualitas tidur Anda, padahal Anda sangat membutuhkan tidur saat berpuasa mengingat jam tidur Anda berkurang untuk sahur.

1. Lokasi dan kondisi terbaik
Pastikan tubuh sedang dalam kondisi baik dan pilihlah lokasi yang tepat, yaitu yang sejuk dan nyaman. Lokasi berolahraga yang panas dan tidak nyaman akan membuat Anda lebih banyak berkeringat sehingga Anda akan lebih cepat dehidrasi. Anda bisa melakukan erobik ringan di gym dengan ruangan berpendingin sehingga keringat tidak banyak keluar.

2. Pilih jenis olahraga yang tepat
Hindari olahraga yang menggunakan banyak gerakan lompatan, seperti tenis, basket, bulutangkis, dan sebagainya. Anda bisa memilih jenis olahraga low impact, seperti jogging ringan, treadmill, sepeda statis, atau senam aerobik ringan. Hindari juga olahraga beban karena olahraga beban membuat tubuh cepat capek dan kelelahan karena banyak menggunakan massa otot. Konsultasikan lebih detil untuk masalah monitor denyut jantung selama berolahraga saat berpuasa dengan ahli kebugaran kami di klinik lightHOUSE.

Untuk menjaga agar tubuh tidak kelelahan setelah berolahraga selama Anda menjalankan puasa, jaga asupan karbohidrat dan cairan tetap cukup. Asupan karbohidrat yang tepat untuk menjaga gula darah dalam tubuh sehingga tidak mudah lemas dan menjaga agar cairan tubuh tidak cepat hilang sangat Anda butuhkan jika Anda aktif berolahraga saat berpuasa.

Jadi, jangan ragu untuk tetap berolahraga saat berpuasa!

Artikel Populer

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022

Berat Badan Turun 20 kg Dalam 3 Bulan, Kok Bisa?

12/09/2016