LightMOM Challenge, kompetisi penurunan berat badan bagi para moms telah mengantarkan Dewi Ratna Wulan (30th), seorang Psikolog dan juga ibu dari 2 orang anak turun berat badan hingga 9,4 Kg dalam 7 Minggu.
Sebelumnya Dewi mengalami kenaikan berat badan pada saat menyusui anak keduanya, “setelah memiliki anak kedua, kegiatan semakin banyak, mengharuskan saya makan dengan cepat dan instan. Pola makan menjadi berantakan, sehingga berat badan naik lebih cepat”.
Dengan kondisi anak-anak yang sedang dalam masa aktif ber–eksplorasi, Dewi menginginkan tubuh yang lebih ringan agar bisa lebih dinamis menyesuaikan gerak anak-anaknya ”saya ingin kembali lebih gesit dan aktif, supaya bisa menyesuaikan gerak dengan anak-anak saya yang sedang aktif-aktifnya”.
Untuk bisa mengembalikan berat badan dan energi nya seperti dahulu, Dewi sadar bahwa dirinya harus menurunkan berat badan “sudah saatnya saya kembali menjalani hidup sehat dan pola makan yang baik, agar tidak terus naik berat badan dan saya bisa terus mengurus anak-anak saya sampai mereka besar nanti. Saya butuh konsultasi pada ahlinya, karena tidak mau sembarangan ikut diet, apalagi masih menyusui yang bisa ber-efek pada kita dan juga anak”.
Bukan hal baru bagi seorang ibu untuk selalu bisa multitasking, namun seorang ibu juga harus selalu menjaga kesehatan diri dan keseimbangan hidup, agar dapat mengurus keluarga dan anak-anaknya dengan lebih baik.
Sama hal nya dengan yang dialami oleh kedua finalis lainnya, Junita (Dokter umum) yang berhasil turun 8,9 kg dalam 7 minggu. Motivasi Junita adalah ingin memiliki anak kedua dan melahirkan secara normal, karena pernah melihat hal yang tidak menyenangkan pada saat menangani pasien obesitas. Selain itu, motivasi terbesar Junita adalah ingin selalu sehat untuk anak-anak agar bisa mendampingi mereka hingga besar “sebagai seorang ibu, saya ingin panjang umur, lihat anak seterusnya dan sehat buat anak”.
Lalu Stephanie (Ibu Rumah Tangga) yang turun 8,3 Kg dalam 7 Minggu. Motivasi stephanie dalam menurunkan berat badan adalah ingin kembali merasakan tubuh yang ideal kembali, sehingga tidak menjadi objek body shaming dan dapat kembali berolahraga dengan baik seperti sebelumnya. Dengan hasil penurunan berat badan yang dialami sekarang Stefi lebih merasa lebih happy karena mendapat komentar positif dari orang sekitar.
Peserta lightMOM Challenge telah mengikuti kompetisi selama 7 Minggu dengan pendampingan dari Ahli Gizi dan juga pendampingan medis dari dokter di Klinik lightHOUSE. Selama mengikuti program, Ahli Gizi memberikan pola makan, dan Dokter meresepkan terapi dan obat pendukung yang aman dan tepat sesuai kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing ibu. Terlebih lagi, program ini diikuti oleh banyak ibu menyusui, programnya harus bisa membuat para ibu tetap bisa menjaga massa tubuh, tetapi tidak mengurangi asupan gizi bagi para bayinya. Harapan para ibu untuk sehat dan mengembalikan bentuk tubuh pun tercapai, kini para ibu bisa lebih bersemangat dan percaya diri dalam mengurus rumah tangga dan keluarga serta bersosialisi dengan sekitar.
Cerita lengkap para pemenang lightMOM Challenge :
lightWAVE
Selain turun berat badan, masalah lain yang muncul setelah melahirkan adalah selulit yang susah menghilang.Terlebih para ibu pasca melahirkan, sangat sulit rasanya untuk menghindar dari selullit.
LightWAVE, terapi tanpa suntik yang berfungsi mengecilkan lingkar setempat dan meningkatkan elastisitas kulit secara instan. Selain itu lightWAVE juga berfungsi memudarkan selulit secara instan hanya dengan 4-6x terapi.
LightWAVE, merupakan solusi bagi orang yang tidak percaya diri dengan selulit yang timbul di area-area tertentu dan tersembunyi.
Anda ibu yang baru melahirkan atau sedang menyusui, yang sangat mengidamkan tubuh kembali seperti gadis ?
Jadwalkan sekarang untuk mendapatkan konsultasi hanya Rp 99.000 untuk konsultasi Dokter dan Ahli Gizi di lighthouse-clinic.com/appointment dan kembalikan tubuh ideal anda.
Bosan dengan tubuh obesitas?
Ingin langsing tapi tidak tahu diet yang cocok untuk tubuh seperti apa?
Klinik LIGHThouse Indonesia menyelenggarakan sebuah kompetisi turun berat badan pertama di Indonesia atau LIGHTweight challenge (LWC) untuk seluruh pejuang obesitas di Medan agar mendapatkan berat badan idealnya dan kesehatan yang optimal. Kompetisi yang diselenggarakan selama 12 minggu ini didampingi dengan oleh Slim Right Expert seperti Dokter, Ahli Gizi, Psikolog hingga Psikiater yang ahli dalam penurunan berat badan.
Kompetisi ini tidak memungut biaya apapun dan dapat diikuti oleh siapa saja yang memenuhi syarat dan ketentuan kompetisi. Berikut Syarat dan ketentuan kriteria peserta yang dapat mengikuti LWC 2022:
Jika telah sesuai dengan kriteria peserta LWC 2022 diatas, peserta WAJIB mengisi form pendaftaran yang ada di link berikut: bit.ly/LWC2022MDN atau bisa klik link di bio IG @lighthouse_indo dan klik link pendaftaran untuk wilayah Medan. Proses pendaftaran LWC 2022 ini akan berakhir pada 4 Oktober 2022.
Selain di Medan kompetisi ini juga diselenggarakan di kota-kota besar lainnya seperti Jabodetabek dan Surabaya dengan menyaring sebanyak 60 orang finalis yang terdiri dari 20 orang Jabodetabek, 20 orang Surabaya dan 20 orang dari Medan. Program LWC 2022 hanya memilih pendaftar dengan komitmen yang kuat untuk menjadi finalis.
Di akhir kompetisi LWC 2022 akan memilih 3 pemenang yang terdiri dari Juara I, Juara II, dan Juara III dengan total hadiah hingga jutaan rupiah. Berikut rangkaian hadiah yang akan didapatkan oleh pemenang LWC 2022:
Pemenang ke 1 LWC 2022 akan mendapatkan:
Pemenang ke 2 LWC 2022 akan mendapatkan:
Pemenang ke 3 LWC 2022 akan mendapatkan:
Selain itu, LWC 2022 juga akan memberikan GRATIS Paket Program LIGHTweight senilai Rp 20.000.000 untuk seluruh finalis saat kompetisi dan EXTRA bonus 3 unit sepeda dari Rodalink Indonesia untuk pemenang di wilayah Jabodetabek, Medan & Surabaya. Kompetisi LWC ini tidak dipungut biaya apapun atau GRATIS.
Untuk seluruh finalis yang berhasil lolos seleksi akan dihubungi lebih lanjut oleh tim LIGHThouse Indonesia melalui kontak yang sudah dicantumkan oleh masing-masing peserta di Google Form. Are you ready to lose and win the game? Jadilah bagian dari #LWC2022 & beat the game!
Special thanks to our media partner:
@tribunmedancom
Saat ini kasus obesitas di Indonesia kian meningkat, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terungkap bahwa 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab masyarakat Indonesia mengalami kenaikan berat badan. Hal ini disebabkan pada awal tahun 2020, masyarakat mengalami panic attack dan mulai menimbun bahan makanan.
Selain itu, adanya perubahan gaya hidup juga memengaruhi seseorang mengalami obesitas seperti jarang melakukan olahraga, tidak melakukan defisit kalori, dan habits (kebiasaan) buruk lainnya.
Obesitas dapat berbahaya apabila tidak segera ditanggulangi dengan baik. Mengapa obesitas bisa berbahaya untuk tubuh? Karena obesitas terjadi akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih akibat tidak seimbangnya kalori yang masuk ke dalam tubuh dengan yang dibakar. Hal ini tentu dapat mengganggu kesehatan tubuh dalam jangka waktu yang lama.
Berat badan berlebih dan obesitas dapat menyebabkan penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, osteoarthritis, penyakit jantung koroner, dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit kronis inilah yang dapat menyebabkan seseorang akan terganggu kesehatannya hingga menyebabkan kematian.
Dengan demikian, Klinik LIGHThouse hadir membantu pejuang obesitas mendapatkan berat badan idealnya dan kesehatan yang optimal melalui program penurunan berat badan yang komprehensif, inovatif, medically supervised, safe & effective, dan mudah untuk diikuti.
Didirikan pada tahun 2004, klinik LIGHThouse telah menangani lebih dari 80.000 pasien dalam pelayanan kontrol berat badan dan kontur tubuh yang dirancang khusus oleh dr. Grace Judio-Kahl. Hingga saat ini, Klinik LIGHThouse telah memiliki 11 cabang yang terdiri dari cabang Kebayoran, Lotte Shopping Avenue, BSD Tangerang, Lippo Mall Puri, Surabaya, PIM 3, Cilandak, Thamrin, Kelapa Gading, Cibubur, hingga Medan.
LIGHTweight ialah salah satu program andalan LIGHThouse yang telah teruji efektifitasnya untuk menurunkan berat badan. Program ini telah teruji berhasil menurunkan berat badan 3,5x lebih banyak dibandingkan dengan program penurunan berat badan konvensional. Selain itu, program ini juga telah teruji mampu membuat pasien memiliki kontrol diri terhadap makanan dan pengetahuan nutrisi lebih baik.
Program turun berat badan di Klinik LIGHThouse tentu dipandu langsung oleh Slim Right Expert yaitu terdiri dari Dokter, Ahli Gizi (nutritionist), Psikolog hingga Psikiater yang akan menyesuaikan metode diet dengan masing-masing kepribadian pasien. Hal ini dilakukan agar program diet terasa menyenangkan dan tidak menyiksa.
Selain layanan konsultasi, Klinik LIGHThouse juga menyediakan layanan treatment yang ditangani langsung oleh ahli medis. Treatment LIGHThouse terdiri dari dua kategori yang terdiri dari kategori injectable dan non-injectable. Treatment injectable ialah treatment yang melakukan tindakan memasukkan obat-obatan ke dalam tubuh. Treatment ini terdiri dari Treatment Injex, Treatment Semaline, dan Treatment LipoBurn/LipoBurn Forte.
Sebaliknya, treatment non-injectable ialah treatment yang tidak memasukkan obat-obatan ke dalam tubuh. Namun, menggunakan alat medis dengan teknologi canggih untuk membantu menurunkan berat badan. Treatment ini terdiri dari Treatment LipoStripping, Treatment Mini LipoStripping, Treatment Lyphatic Drainage, Treatment E-line dan Treatment LIGHTwave.
Selain treatment, Klinik LIGHThouse juga menyediakan penunjang program turun berat badan lainnya seperti obat-obatan (mengandung bahan-bahan herbal) dan produk-produk rendah kalori yang didesain khusus untuk menurunkan berat badan. Seluruh layanan yang ada (dalam bentuk jasa atau produk) dapat diakses melalui website kami di lighthouse-clinic.com/ atau akun Instagram kami di @lighthouse_indo, @lightcoach_indo, @lightmeal_indo dan marketplace.
Kegiatan LWC Medan 2022 secara online (Source: Arsip LIGHThouse Indonesia)
Program LIGHTweight Challenge Medan 2022 yang diselenggarakan oleh LIGHThouse Indonesia saat ini telah berlangsung selama 6 minggu. Dari waktu ke waktu, antusiasme seluruh finalis sangat terasa dalam kompetisi ini. Terlihat dari semangat mereka saat melakukan program diet, mengikuti arahan dari slim right expert, hingga meramaikan media sosial LIGHThouse Indonesia dengan progres penurunan berat badan masing-masing.
Antusias Finalis LWC Medan 2022 (mengunggah foto makanan yang mereka konsumsi ke Instagram) (Source: Instagram LIGHThouse Indonesia (@lighthouse_indo))
Euforia finalis LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022) juga terlihat dari unggahan media sosial mereka ketika mengabadikan foto makanan yang mereka konsumsi, sampai berbagi resep makanan sehat yang direkomendasikan Klinik LIGHThouse Indonesia. Finalis yang berhasil lolos mengikuti program ini terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Selain ingin memiliki berat badan ideal dan pola hidup yang jauh lebih sehat, alasan lain yang cukup banyak diungkapkan oleh finalis ialah ingin mengikuti program hamil. Sebagai informasi, obesitas juga menjadi salah satu faktor penghambat untuk memiliki momongan.
Berbagai macam cara pasti akan dilakukan agar dapat memiliki keturunan yang sehat, salah satunya menurunkan berat badan berlebih dan mengubah pola hidup menjadi lebih ideal. Debby (32) merupakan finalis yang mengikuti program LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022) dengan motivasi ingin segera memiliki keturunan. “Karena sekarang saya sudah menginjak usia 32 tahun, saya ingin mengikuti program hamil agar dapat memiliki keturunan”, ujarnya.
Selain itu, Debby (32) juga menyebutkan jika obesitas membuat dirinya mudah merasa lelah saat beraktivitas dan kurang berstamina saat bekerja. Hal ini juga cukup mengganggu tingkat kepercayaan dirinya saat bertemu dengan orang banyak. “Saya mengalami permasalahan berat badan sudah sejak usia remaja dan itu sangat mengganggu saya. Sekarang saya merasa mudah lelah saat beraktivitas, kurang bersemangat saat bekerja, dan kurang percaya diri. Apalagi saat bertemu dengan orang banyak.”, ucapnya.
Rasa kurang bersemangat saat melakukan aktivitas sehari-hari juga dirasakan oleh finalis LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022) lainnya. Nadya (22) juga mengungkapkan bahwa obesitas membuat dirinya menjadi lebih malas dan tidak produktif. “Obesitas membuat aku jadi lebih malas dan tidak produktif dalam melakukan kegiatan sehari-hari.”, ungkapnya.
Berat badan ideal ialah harapan bagi semuaorang. Selain agar memiliki stamina yang prima, berat badan ideal mampu membuat tubuh terhindar dari penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan efek jangka panjang hingga kematian. Tidak heran penderita obesitas melakukan berbagai macam cara untuk kembali mendapatkan berat badan ideal. Beberapa finalis juga mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti program LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022), mereka telah mencoba berbagai macam metode diet lainnya namun belum berhasil.
Hal ini diungkapkan oleh Fiskha (30) yang menyebut bahwa ia mengalami diet yoyo setelah mencoba metode penurunan berat badan sebelum LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022). “Saya sudah melakukan berbagai macam cara agar berat badan saya bisa kembali ideal. Namun, saya malah mengalami diet yoyo yang mengakibatkan berat badan saya naik kembali”, ujar Fiskha.
Program LIGHTweight yang dijalani dalam kompetisi ini dirancang khusus oleh dr. Grace Judio Kahl selaku CEO & Founder LIGHT Indonesia, agar program turun berat badan terasa lebih ringan, menyenangkan, dan tidak membebani para pejuang diet. Selain pola makan, program ini juga menerapkan behaviour theraphy oleh psikolog untuk memberikan edukasi tentang pola pikir seluruh finalis mengenai tubuh ideal dan sehat.
Berdasarkan data program LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022) ini, terlihat penurunan signifikan berat badan para finalis yang telah berjalan selama 6 minggu lamanya. Total penurunan berat badan seluruh finalis LWC Medan 2022 berhasil menyentuh puluhan kilogram dari total berat badan awal mereka. Walaupun finalis LIGHTweight Challenge Medan 2022 (LWC 2022) mengalami beragam hambatan untuk tetap konsisten mengikuti program dari slim right expert, namun mereka tetap berusaha keras untuk mencapai target masing-masing demi berat badan ideal yang jadi impian.
Semangat untuk para LWC Medan 2022 Fighters!
#BeatTheGame #BeatFatBeLight
Memiliki berat badan berlebih memang seringkali membuat aktifitas sehari-hari menjadi tidak nyaman. Pergerakan tubuh yang terbatas bahkan sesak nafas seringkali dialami oleh seseorang yang mengalami berat badan berlebih (overweight).
Klinik LIGHThouse hadir sebagai weight control center di Indonesia yang berfokus untuk menurunkan berat badan, maintaining dan body shaping. Penurunan berat badan ini juga didukung oleh program yang disupervisi medis dan telah teruji klinis yaitu LIGHTweight.
Alfi Rachman adalah salah satu pasien Klinik LIGHThouse yang telah berhasil menurunkan sebanyak 21,2 kg berat badan dengan persentase penurunan berat badan mencapai 17,59% hanya dalam 12 minggu dengan menggunakan Program LIGHTweight di Klinik LIGHThouse.
Program LIGHTweight ialah program penurunan berat badan yang dirancang khusus oleh dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt dan telah teruji 3,5x lebih banyak mampu menurunkan berat badan dibandingkan dengan diet konvensional.
After result dari Program LIGHTweight ini yaitu membuat pasien memiliki eating control dan pengetahuan yang lebih baik, serta 42% membuat pasien terhindar dari ketergantungan obat-obatan. Program LIGHTweight juga diharapkan mampu dapat menurunkan berat badan secara sustainable.
Setiap orang memiliki tujuannya masing-masing untuk mencapai berat badan idealnya. Salah satunya adalah ingin meningkatkan rasa percaya diri yang juga menjadi harapan Alfi dalam mencapai berat badan idealnya.
Ingin merasakan hal yang sama seperti Alfi Rahman?
Try out signature LIGHTweight Program! Mulai 99K, dapatkan tubuh ideal hanya dengan klik link di bio & pilih opsi “Promo Pasien Baru”. Kunjungi IG @lighthouse_indo untuk info lebih lanjut!
Penderita obesitas. Source: www.goodstats.com
Di pertengahan tahun 2023, Indonesia dikejutkan dengan beberapa kasus tewas yang dialami oleh masyarakat yang menderita obesitas. Tentu hal ini menjadi sorotan mengenai darurat obesitas yang bisa merenggut nyawa seseorang di Indonesia. Dilansir dari suara.com, kasus obesitas terjadi pada Fajri pria asal Tangerang yang meninggal akibat obesitas dengan berat badan mencapai 300 kg.
Fajri sempat di rawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dengan kondisi adanya gangguan organ dalam akibat mengalami obesitas ekstrem. Selama 8 bulan terakhir, disinyalir Fajri minim melakukan aktifitas. Dimana, ia hanya terbaring dan tidak melakukan aktivitas apapun setiap harinya.
Selain itu, kasus serupa juga dialami oleh Wanita asal Karawang, Sunarti, yang dikabarkan meninggal dunia akibat mengalami obesitas. Sebelumnya, Sunarti mengalami keluhan kesulitan bernapas akibat bobot berat badannya yang telah mencapai 138 kg.
Penyebab obesitas pada umumnya ialah adanya penumpukan lemak yang berlebih di dalam tubuh seseorang karena tidak seimbangnya asupan kalori dengan jumlah kalori yang dibakar. Selain faktor genetik yang diwariskan oleh orangtua, obesitas juga bisa dipicu dengan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat.
Dalam menangani kasus darurat, Klinik LIGHThouse hadir sebagai pionir weight control center di Indonesia yang berfokus untuk menurunkan berat badan dan juga body contour. LIGHThouse menyediakan layanan konsultasi dengan Slim Right Expert tersertifikasi seperti Dokter, Ahli Gizi, hingga Psikolog untuk membantu mengatasi obesitas dari sisi psikologis pasien.
Selain itu, LIGHThouse juga menyediakan layanan treatment Invasif dan Non-Invasif (Injectable & Non-injectable), hingga obat-obatan sebagai penunjang penurunan berat badan. LIGHThouse hadir untuk #WakeUpLIGHTer agar masyarakat Indonesia bisa terbebas dari obesitas.
Konsultasi mulai 99k untuk dapatkan tubuh ideal. Kunjungi website kami di www.lighthouse-indonesia.com & akun Instagram kami di @lighthouse_indo untuk info lebih lanjut.
Klinik LIGHThouse memiliki sebuah program yang berfokus untuk menurunkan berat badan pasien yang disebut dengan LIGHTweight. Di tahun 2023 ini, LIGHThouse membuat inovasi baru dengan program rancangan khusus yang berfokus untuk membuang lemak pada tubuh dengan sebutan Fatology.
Sama halnya dengan LIGHTweight program, fatology juga dirancang oleh CEO & Founder LIGHThouse yaitu dr. Grace Judio Kahl, MSc, MH.,CHt. “Masih seputar lemak tubuh dan berat badan berlebih, hanya saja berbeda fokus. Apabila LIGHTweight fokus kami untuk menurunkan berat badan pasien, fatology berfokus untuk membuang lemak pada tubuh.” ujarnya.
Fatology dirancang khusus untuk pasien yang sudah tidak efektif hanya melakukan program diet, atur pola makan dan olahraga saja. Maka dari itu, fokus dari fatology ini ‘membuang’ lemak di dalam tubuh agar pasien lebih mudah untuk mendapatkan berat badan ideal dan mengembalikan kesehatan tubuhnya lebih optimal.
Layanan Treatment Fatology
ULFRA (Ultrasonic Fat Removal)
Ulfra atau Ultrasonic Fat Removal adalah tindakan mengambil lemak bawah kulit yang membandel dengan mencairkan lemak menggunakan teknologi gelombang ultrasound dan cairan khusus pemecah lemak, lalu dialirkan keluar dengan mesin.
Secara teknis, Ulfra juga melakukan monitored anesthesia care (MAC)/ sedasi saat treatment sedang berlangsung. Treatment ini cocok untuk area tubuh sedang, besar, atau area yang banyak dengan sistem syaraf.
ULFRA LIFT
Treatment Ulfra Lift adalah tindakan Ulfra untuk mengambil lemak di bawah kulit yang disertai dengan memoting dan membuang kulit berlebih. Secara teknis, Ulfra Lift juga menggunakan monitored anesthesia care (MAC)/ sedasi saat treatment berlangsung.
Hal yang membedakan Ulfra lift dan Ulfra ialah, untuk Ulfra lift disarankan untuk pasien yang memiliki permasalahan lemak yang disertai dengan kulit menggelambir dan banyak memiliki stretchmark pada area-area tubuh.
Fasilitas kami
Saat ini program Fatology hanya tersedia di Klinik LIGHThouse Simatupang mulai pukul 10.00 – 20.00 WIB dengan last appointment pukul 19.00 WIB. Berikut fasilitas yang tersedia:
Body Composition Scanner
Ruang tunggu pasien
Ruang operasi
Recovery room (Ruang pemulihan)
Bulan Ramadhan ialah momen ibadah menahan makan dan minum yang dijalankan oleh masyarakat islam di seluruh dunia. Dengan begitu, tidak heran momen puasa ini dijadikan sebagai momen yang tepat untuk memulai diet oleh masyarakat yang mengalami kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas.
Namun, alih-alih langsing justru malah mengalami bertambahnya berat badan. Padahal seharian tidak mengonsumsi makanan ataupun minuman selain di waktu berbuka dan sahur. Lantas, mengapa puasa dapat membuat seseorang justru mengalami kenaikan berat badan? Apakah saat berpuasa lemak dalam tubuh tidak meluruh?
Berpuasa memang dilakukan dengan cara menahan nafsu makan dan minum untuk beberapa waktu tertentu. Namun, tetap saja LIGHTbuddy harus mengingat 5 LIGHT Diet Rules agar penurunan berat badan dapat terjadi saat melakukan puasa. Berikut penyebab LIGHTbuddy tambah gemuk walaupun sedang menjalankan puasa:
Mengonsumsi gula & tepung berlebih
Gorengan/ Tahu goreng tepung.
Source: www.freepik.com
Gorengan ialah makanan yang identik sebagai menu langganan untuk berbuka puasa di Indonesia. Bahkan menu yang satu ini, hampir kerap kali dikonsumsi masyarakat Indonesia saat berbuka puasa. Tapi, tahukah LIGHTbuddy? Kalau gorengan ini memiliki kandungan yang tinggi kalori? Bahkan, 1 pcs gorengan bisa mencapai 100-200 kalori.
Coba bayangkan, apabila LIGHTbuddy mengonsumsi 5 pcs gorengan setiap berbuka. Berapa kalori yang terkuras akibat gorengan tersebut? Sedangkan, kebutuhan kalorimu setiap hari misalkan hanya 1200 kalori. Tidak heran bulan puasa dapat membuat timbangan semakin ke kanan!
Tidak melakukan defisit kalori
Defisit Kalori.
Source: www.freepik.com
Defisit kalori ialah suatu cara untuk mengatur asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Walaupun sedang berpuasa, tubuh tetap harus melakukan defisit kalori, lho! Atur pola makan saat berbuka dan sahur dengan menyesuaikan kebutuhan kalori harian tubuh LIGHTbuddy. Hindari kalap saat berbuka dan sahur, karena hanya akan membuat lemak bertumpuk dan menyebabkan berat badan akan terus bertambah.
Kurang melakukan aktifitas fisik atau berolahraga
Aktifitas fisik atau melakukan olahraga seringkali dilewati oleh LIGHTbuddy yang berpuasa dengan alasan takut lemas dan batal puasanya. Padahal, walaupun sedang menjalankan puasa tubuh tetap harus melakukan olahraga agar metabolisme tubuh dapat bekerja secara optimal. Kegiatan aktifitas fisik yang dilakukan juga tidak harus yang berat-berat. LIGHTbuddy bisa melakukan jogging, melakukan pekerjaam rumah, dan lain sebagainya.
Tidur setelah sahur
Durasi tidur malam yang terbatas karena harus bangun untuk sahur membuat sebagian masyarakat memilih untuk melanjutkan tidur setelah sahur. Nyatanya, tidur setelah sahur ini tidak disarankan lho LIGHTbuddy! Karena idealnya waktu tidur setelah makan ialah 2 – 3 jam. Waktu ini adalah waktu terbaik tubuh agar dapat mencerna makanan yang telah dikonsumsi secara optimal.
Merasa kelima hal di atas relate sama diri kamu? Tidak perlu khawatir LIGHTbuddy!
Klinik LIGHThouse siap mendampingimu untuk menurunkan berat badan dan maintaining berat badanmu bersama Slim Right Expert. Selain itu, Ahli Gizi juga akan membantu mengatur pola makan berbuka dan sahurmu sehingga berat badan tetap aman walaupun sedang menjalankan puasa. Tidak lupa juga untuk rutin melakukan treatment injectable atau non-injectable secara rutin sebagai penunjang turun berat badan.
Try signature program LIGHThouse mulai 99K aja! Klik link di bawah ini untuk mendapatkan promonya:
http://bit.ly/PromoNewPatients
Takut berat badan naik saat rayakan valentine?
Hari Valentine merupakan sebuah momen perayaan yang kerap kali dilakukan oleh seseorang yang memiliki pasangan dalam rangka berbagai kasih sayang antara keduanya. Tahukah LIGHTbuddy, hari valentine identik dengan apa?
Yaps, betul!
Momen Valentine identik dengan bunga atau cokelat untuk hadiah sebagai simbol rasa cinta terhadap pasangan. Selain itu, tidak sedikit pula pasangan yang merayakannya dengan melakukan dinner bersama.
Hal ini tentu dapat membuat berat badan LIGHTbuddy akan naik. Apalagi jika tidak dikontrol dengan melakukan defisit kalori. Berikut hal-hal yang harus dilakukan agar tidak mengalami kenaikan berat badan saat merayakan valentine:
Tetap Lakukan Defisit Kalori
Source: freepik.com
Momen perayaan valentine biasanya dihiasi dengan acara dinner yang terdiri dari berbagai macam menu makanan dan juga minuman yang berkalori tinggi. Namun, jangan khawatir! Hal ini tetap bisa diatasi apabila melakukan defisit kalori.
Defisit kalori ialah suatu cara untuk menurunkan berat badan dengan mengatur jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh dalam sehari. Jadi, apabila di malam hari akan ada kegiatan dinner bersama pasangan, maka atur pola makan di pagi dan siang hari agar asupan yang dikonsumsi tidak memiliki kalori yang tinggi.
Perbanyak Lakukan Aktivitas Fisik
Source: pinterest.com
Selain mengatur pola makan, menjaga berat badan saat perayaan valentine juga harus diimbangi dengan aktifitas fisik. Tidak harus melakukan olahraga berat dan berlebihan, LIGHTbuddy cukup melakukan olahraga ringan seperti jogging, threadmill, lari, atau aktifitas fisik ringan lainnya.
Konsumsi Makanan yang Sehat
Source: pinterest.com
Saat merayakan Valentine, memang seringkali mengonsumsi makanan yang tinggi kalori seperti wine, alkohol, junk food, ataupun makanan yang tinggi kalori lainnya. Namun, LIGHTbuddy bisa untuk mengganti menu makanan tersebut dengan makanan yang rendah kalori seperti buah-buahan segar, alkohol bisa diganti dengan jus atau smoothies buah, salad, roti gandum, olahan dada ayam, atau olahan daging tanpa lemak, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, perayaan valentine bisa tetap dinikmati tanpa harus takut akan mengalami kenaikan berat badan. Konsultasikan pola makanmu dengan Ahli Gizi mulai 99k di Klinik LIGHThouse.