Logo

Ditemukan 296 artikel berkaitan

Tummy Talk, Weight Control Tips

Diet Dash Tidak Menyelesaikan Masalah Kegemukan

Diet ini selalu menjadi yang teratas di Cara diet terbaik dunia, tapi ternyata tidak menyelesaikan masalah kegemukan?

Sahabat lightHOUSE, Perusahaan Media AS U.S. News & World Report mengeluarkan daftar sepuluh cara diet terbaik di 2015. Daftar yang dimuat dalam majalah tahunan Best Overall ini menempatkan Diet Dash di peringkat pertama.

Selama lima tahun Diet DASH memenangkan peringkat teratas Best Overall Diet. Diet dengan kepanjangan Dietary Approaches to Stop Hypertension ini bertujuan untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Namun, program ini juga dapat mengecilkan lingkar pinggang dan mengurangi risiko diabetes serta beberapa jenis kanker.

Pedoman Diet Dash antara lain :

  • Makan lebih banyak buah dan sayur, serta produk susu rendah lemak;
  • Pangkas makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan lemak trans;
  • Pilih makanan dengan gandum utuh, ikan, unggas, dan kacang-kacangan; dan
  • Batasi sodium, makanan manis, minuman tinggi gula, dan daging merah.

Menurut pakar kami, Diet Dash ternyata belum dapat menyembuhkan akar masalah penyebab kegemukan. “Diet ini baik, tapi untuk dapat menurunkan 5-10 kg dari berat badan, sebuah program diet harus dirancang sesuai individu,” ujar pakar bariatrik dan pendiri klinik lightHOUSE, dr. Grace-Judio, MSc.

Selain itu, pola makan yang disarankan Diet Dash tidak terukur kalorinya. “Banyaknya porsi makan yang dianjurkan juga tidak bisa dipukul rata. Untuk mendapatkan penurunan signifikan, harus disesuaikan dengan metabolisme individual. Takarannya untuk orang Amerika yang ukuran tubuhnya lebih besar, sehingga tidak bisa langsung digunakan orang Indonesia,” dr. Grace menambahkan.

Jika Sahabat lightHOUSE ingin mencoba Diet Dash, dr. Grace menyarankan untuk menggabungkannya dengan Behaviour Theraphy. “Untuk orang yang mengejar penurunan berat badan yang cukup besar dalam waktu tertentu, Diet Dash sulit membantu,” konsultan penurunan berat badan itu menjelaskan.

Penelitian lightHOUSE
Klinik lightHOUSE mengadakan penelitian klinis tentang efektivitas terapi perilaku ini. Penelitian yang dilakukan mulai 9 April s.d 27 Oktober 2012 ini melibatkan sekitar 60 orang. Sebanyak 30 orang menjalankan program lightWEIGHT yang menggabungkan perubahan pola makan dan terapi tingkah laku.  Setengah lainnya menjalani program penurunan berat badan konvensional dengan konsultasi biasa. Para peserta dengan BMI di atas 25 itu menjalani  kedua jenis terapi minimal tiga bulan.

Kesimpulannya, kelompok dengan terapi tingkah laku mengalami penurunan berat badan 3,5 kali lebih banyak. Berat badan yang turun lebih dari 10% juga mencapai dua kali lebih banyak. Selain itu, pada program lightWEIGHT, pasien yang lepas obat penurun berat badan setelah program sebanyak 42,4%. Sementara pada kelompok konvensional 83,4% masih menggantungkan diri pada obat.

Pada kelompok pertama juga ditemukan hasil yang lebih signifikan untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri. “Secara keseluruhan, terapi tingkah laku efektif membantu penurunan berat badan karena lebih komprehensif,” dr. Grace menerangkan. Coba simak pengalaman Ricky Darmawan yang juga berhasil menurunkan 24%.

Diet Dash ini sebetulnya baik, khususnya untuk kesehatan jantung sama halnya dengan mengurangi konsumsi garam demi jantung. Namun, menu-menunya cenderung kurang cocok untuk sebagian besar orang Indonesia. Untuk mendapatkan penurunan signifikan, terutama untuk orang Indonesia yang cenderung kecil, porsi dan tipe makanan yang disantap pun harus lebih sedikit. “Tipe diet ini baik untuk mereka yang mampu berkomitmen tanpa supervisi, dan tanpa bantuan pihak lain untuk mengubah perilakunya,” dr. Grace menyimpulkan.

Daripada terlalu rumit memikirkan soal prosedur Diet Dash, lebih baik Anda mengikuti program penurunan berat badan yang kami miliki. Tim ahli lightHOUSE sudah pasti akan memandu Anda dengan tepat untuk mendapatkan hasil penurunan berat badan yang efektif. Segera kunjungi Klinik lightHOUSE!

document.currentScript.parentNode.insertBefore(s, document.currentScript);

05/20/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Resolusi Turun Berat Badan: Favorit Namun Sulit

Sahabat lightHOUSE, apa resolusi tahun baru Anda? Jika turun berat badan jadi niatan Anda, sama dengan orang kebanyakan?

Berdasarkan penelitian di University of Scranton, AS yang dimuat dalam Journal of Clinical Psychology, turun berat badan merupakan resolusi tahun baru yang paling populer. Berikut urutan lengkapnya:

  • Turun berat
  • Hidup teratur
  • Berhemat dan menabung
  • Lebih menikmati hidup
  • Lebih fit dan sehat
  • Belajar hal baru yang menarik
  • Berhenti merokok
  • Membantu orang lain mewujudkan mimpinya
  • Jatuh cinta
  • Meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarga

Masih berdasarkan data yang sama, tingkat keberhasilan mempertahankan resolusi tahun baru ternyata semakin lama semakin sedikit. Hanya 75% yang berhasil menjalankan resolusi selama satu minggu pertama di tahun baru. Sebanyak 71% berhasil menjalankan selama dua minggu pertama. Hanya 64% yang sukses menjalankan resolusi selama satu bulan. Dan, 46% yang berhasil menjalankannya selama enam bulan. Yang berhasil menjalaninya selama satu tahun penuh tidak lebih dari setengahnya. Mengapa?

“Untuk menurunkan berat badan, seseorang butuh momentum. Itulah mengapa banyak orang menggunakan tahun baru sebagai awal niatan penurunan berat badan. Namun, menurunkan berat tidak semudah itu,” kata psikolog Tara Adhisti de Thouars, B.A, M.Psi. dari klinik lightHOUSE.

Menurut Tara, kebanyakan orang berhenti menjalankan resolusi menurunkan berat badan karena:

1. Turun berat berkaitan erat dengan perubahan perilaku. Perubahan perilaku membutuhkan usaha keras, karena pada umumnya orang tidak suka perubahan.

2. Makan tidak otomatis membuat orang menjadi gemuk, sehingga tidak ada konsekuensi langsung. Itulah mengapa akhirnya banyak orang menunda usahanya untuk turun berat.

“Ada tiga hal yang menjadi penentu berhasil tidaknya resolusi tahun baru, yaitu: urgensi, motivasi, dan momentum. Tahun baru merupakan momentum yang baik, tapi itu tidak cukup. Butuh motivasi yang kuat dan bukan sekadar keinginan, tapi juga niat,” Tara menjelaskan.

Menurut Tara, urgensi penting agar bisa langsung merasakan efek dari turun berat, “Misalnya, jika tidak turun berat kaki jadi sakit. Jadi, orang akan terus diingatkan setiap merasakan kakinya sakit.”

Lalu bagaimana agar Anda dapat konsisten menjalani resolusi tahun baru sepanjang tahun?

} else {

05/20/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Ulasan Buku dr. Grace Solusi Tanpa Stres untuk Anak Gemuk

Di Indonesia, anak gemuk masih dipandang sebagai anak lucu yang cukup gizi dan menjadi lambang kesuksesan orang tua yang layak dibanggakan. Padahal, gemuk  tidak selalu berarti sehat. Satu dari sepuluh anak di dunia mengalami kegemukan, berdasarkan data WHO. Obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko diabetes melitus. Berdasarkan data itu, tidak ada yang lucu lagi bukan dari anak yang gemuk?

Hal itu yang membuat pakar penurunan berat badan dan pengamat gaya hidup, dr. Grace Judio, M.Sc. merasa tertantang untuk menjawab permasalahan obesitas anak ini.

Bersama Penerbit Gaia, Tabloid Nakita, dan PT Shape UP Indonesia, dr. Grace menerbitkan buku Solusi Tanpa Stres untuk Anak Gemuk.

Buku ini berisi panduan untuk orang tua yang memiliki anak dengan masalah berat badan. Ada tips praktis yang mudah diterapkan, panduan menu harian, dan resep-resep sehat yang telah diuji di dapur lightMEALS.

Menurut pemegang sertifikat OBELDICKS Schulungs program untuk anak dan remaja dari Jerman ini, buku tersebut merupakan bentuk kegemasannya melihat beberapa pasiennya yang menginginkan anaknya berdiet seperti orang dewasa. “Meningkatnya kesadaran mengenai bahaya obesitas, ternyata malah berdampak pada banyaknya orangtua yang memaksa anaknya berdiet atau memberikan banyak pantangan makanan. Orang tua stres melihat anaknya gemuk, si anak lebih stres lagi karena disuruh menurunkan berat badan dengan cara yang salah,” ujar dr. Grace.

Psikolog Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog mengatakan buku ini sangat menarik karena dr. Grace membahas permasalahan pola makan anak secara lengkap, mulai dari kesalahan persepsi tentang penambahan berat badan anak, menghitung target berat badan yang tepat, sampai menu makan sehat.

“Yang paling menarik buat saya sebagai seorang psikolog, dr. Grace menceritakan dengan jelas mengapa kita mesti lebih sensitif terhadap kebutuhan anak, mulai dari mengenal lapar dan kenyang sampai mengenali perasaannya. Lewat buku ini, dr. Grace dengan manis menegur pengabdian orang tua tentang berat badan anak, dan beberapa kekhawatiran orang tua yang berlebihan tentang makanan,” ujar psikolog yang akrab disapa Nina ini.

 Sementara itu, Dokter Spesialis Anak bidang Endokrin dr. Frida Soesanti, SpA menekankan bahwa buku ini dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap anak gemuk. “Banyak yang salah kaprah dalam menafsirkan bahwa anak gemuk itu sehat. Namun, yang sudah sadar bahwa gemuk itu tidak sehat pun lebih salah kaprah lagi dengan menyuruh anak berdiet,” kata dr. Frida.

 “Buku ini sangat kreatif dan insipiratif dengan tips-tips yang sangat praktis dan mendidik yang patut untuk diterapkan dalam keseharian kita, tidak hanya untuk anak gemuk tapi juga untuk seluruh keluarga,” harap dr. Frida.

Buku ini dijual dalam satu paket bersama buku cerita anak berjudul Cerita Semut tentang Hati dan Perut yang ditulis oleh dr. Grace Judio dibantu ilustrator Lala Bohang. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan BMI Wheel khusus untuk anak-anak. Paket buku tersebut dijual dengan harga Rp90.000 di toko-toko buku dan empat klinik lightHOUSE, Jakarta.

Kini dr. Grace Judio juga sedang menyiapkan buku selanjutnya yang masih berkaitan tentang pola makan dan gangguan makan. Buku yang ditujukan buat remaja ini akan ditulis bersama Psikolog Tara Adhisti de Thouars, BA, M.Psi.

Artikel Populer

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022

Berat Badan Turun 20 kg Dalam 3 Bulan, Kok Bisa?

12/09/2016