Logo

Ditemukan 52 artikel berkaitan

Tummy Talk

Bahaya, Ternyata Gula Tidak Semanis Rasanya

Banyak nasehat dan bacaan popular tentang kesehatan akhir-akhir ini yang menyebutkan bahwa gula tidak baik untuk tubuh dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Ternyata bukan sakit kencing manis saja yang ditakutkan, tetapi malah jantung. Jadi sebetulnya yang membuat gula tidak semanis rasanya dan mengapa banyak makan gula menyebabkan banyak penyakit?

Sebetulnya bukan asupan gula saja yang harus kita perhatikan. Tetapi semua olahan tepung dan makanan/minuman  manis. Di dalam usus, sari-sari makanan atau minuman tersebut diserap lalu diubah menjadi gula darah atau glukosa. Ini yang biasanya diperiksa oleh laboratorium saat kita diambil darahnya. Bentuknya sudah tidak kasat mata lagi. Bila diperbesar, strukturnya menyerupai kerikil tajam alias gula batu.

Gula ini akan diedarkan ke seluruh tubuh, lalu akan masuk ke hati, paru, otak dan organ tubuh lainnya. Untuk bisa masuk ke organ, ada hormon bernama Insulin yang berfungsi membuka pintu sel organ tersebut, sehingga akhirnya gula mengalir masuk dari darah ke dalam organ. Ini membuat jumlah gula yang beredar dalam darah akhirnya menurun. 

Bila makan terlalu banyak gula, pabrik Insulin yaitu pancreas harus kerja keras untuk memproduksi lebih banyak insulin. Kadang jumlahnya kurang, sehingga akhirnya gula menumpuk dalam darah karena pintu organ tidak bisa terbuka. Seringkali juga meskipun kunci-kunci insulin berusaha membuka pintu sel organ, pintu tersebut resisten alias tidak mau membuka. Ini yang disebut dengan resistensi insulin, terutama terjadi pada orang yang berperut buncit. Lemak di sebelah dalam perut ini membuat hormone yang disebut Resistin sehingga ‘macet’ pintu selnya. Akibatnya gula dalam darah tinggi karena antre di depan pintu yang macet tersebut.

Gula yang jumlahnya banyak tersebut beredar di dalam darah dan menggores-gores pembuluh darah. Tidak heran, orang yang gula darahnya sangat tinggi maka kondisi pembuluh darahnya jelek. Misalnya tekanan darahnya jadi tinggi karena pembuluh darah tidak lentur lagi, pembuluh darah di retina mati sehingga bisa menimbulkan kebutaan, impoten karena pembuluh darah penis tidak bisa mengembang dengan baik, dan yang paling ditakutkan adalah gagal ginjal. Ini terjadi karena ginjal kita terdiri dari kumparan darah. Tidak heran bila penderita diabetes yang sudah parah biasanya ginjalnya tidak bisa berfungsi baik karena pembuluh darahnya babak belur tergores gula darah.

Gula Tidak Semanis Rasanya

Tubuh kita biasanya akan memperbaiki pembuluh darah dengan menambalnya. Selain dengan trombosit, juga dengan kolesterol. Bila kadar kolesterol baik (HDL) lebih banyak, maka tambalannya akan rapi. Tetapi bila kolesterol jahat (LDL) tinggi, bentuk tambalannya berupa gundukan. Arus darah yang kencang bisa membuat gundukan tersebut lepas dan akhirnya menyumbat pembuluh darah. Bila ini terjadi di otak akan menyebabkan stroke, bila terjadi di pembuluh jantung akan terjadi serangan jantung.

Apa yang harus dilakukan? Hindari perut buncit! Itu yang terutama. Makanlah dengan porsi yang cukup dan hindari lapar mata. Saat lapar, makanlah lebih banyak karbohidrat baik yang tinggi serat seperti nasi merah, kentang rebus (dengan kulit), roti gandum atau oat. Makanlah dengan porsi yang cukup. Sedapat mungkin hindari olahan tepung dan makanan atau minuman manis. Senyum Anda sudah cukup manis meskipun tidak makan yang manis-manis ☺ 

06/06/2017
Selengkapnya
Tummy Talk

5 Hal yang perlu dipahami sukses diet di bulan Ramadan

Momen berpuasa di bulan suci Ramadhan seringkali dijadikan banyak orang untuk sekaligus menjalankan program diet. Keharusan menahan lapar dan dahaga selama berpuasa menjadi kesempatan tersendiri untuk melancarkan misi menurunkan berat badan. Beberapa berhasil menurunkan berat badan, dan yang lainnya gagal. Porsi makan berbuka puasa yang kurang baik justru membuat berat badan malah tambah naik.

Pada dasarnya, bulan Ramadhan merupakan waktu yang sangat tepat bagi kamu yang sedang berjuang untuk mendapatkan berat badan ideal. Untuk membuat misi menurunkan berat badan kamu berjalan lancar, berikut hal-hal yang harus kamu pahami agar diet kamu bisa sukses di bulan yang suci ini.

Pilih menu sahur yang tepat

Pastikan kamu menyantap menu sahur yang seimbang dan sehat. Hindari makanan yang terlalu pedas dan berminyak. Konsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan daging tanpa lemak. Untuk asupan karbohidrat, pilih makanan yang berkarbohidrat kompleks di saat sahur seperti nasi merah, oatmeal, granola, pisang, dan roti gandum. Dengan menu sahur yang seimbang, tubuh kamu akan mendapatkan asupan energi yang cukup hingga waktu berbuka.

Selain itu, cobalah untuk meminum air putih lebih banyak. Selama berpuasa air putih akan membantu menghilangkan berbagai racun dalam tubuh. Dengan konsumsi banyak air putih akan lebih efektif untuk menghilangkan racun dalam tubuh.

Tidak tidur sehabis sahur

Saat setelah sahur lambung membutuhkan waktu dalam proses pencernaan. Oleh karena itu usahakan untuk tidak tidur setelah sahur, hal ini bisa menyebabkan pencernaanmu terganggu. Saat perut penuh dan lalu langsung berbaring, maka asam lambung yang sedang mencerna makanan bisa saja rembes ke tenggorokan, terutama untuk yang punya riwayat sakit maag. Tenggorokan yang teriritasi asam lambung ini bisa membuat tidak nyaman dan tentu menggangu puasamu seharian.

gangguan makan anorexia

Lakukan olahraga ringan menjelang buka puasa

Untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, kamu dapat melakukan gerakan olahraga ringan tiap 30 menit menjelang berbuka puasa. Kamu bisa jogging ringan di treadmill, yoga, atau bahkan bersepeda. Selain itu, lakukan kegiatan ini di area terbuka supaya sirkulasi udara lancar sehingga kamu tetap merasa segar dan tak terlalu kehausan. Yang perlu dijadikan catatan, hindari waktu berolahraga saat akan tidur malam karena hal ini akan mengganggu waktu istirahatmu.

Berbuka dengan cara yang benar

Mentang-mentang kamu sudah menahan lapar dan haus seharian, bukan berarti kamu boleh balas dendam dengan makan sebanyak-banyaknya saat berbuka puasa. Jangan makan dengan emosi jika tidak ingin berat badanmu bertambah di bulan puas. Makan dalam porsi yang kecil saat berbuka puasa dan kamu boleh makan dalam porsi kecil lagi setelah sholat Tarawih jika masih lapar.

Cobalah untuk perbanyak makan buah-buahan segar. Buah-buahan merupakan sumber vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan, vitamin yang berasal dari buah-buahan segar ini bisa menjaga kesehatan tubuh karena mengandung vitamin C tinggi. Buah segar ini bisa menjadi asupan nutrisi penting dan melancarkan pencernaan karena berserat sehat. Buah segar  juga mengandung banyak air yang menyelamatkan tubuhmu dari resiko dehidrasi akibat puasa.

Atasi Obesitas dan Diabetes Dengan Konsumsi Buah Mangga
Berbuka puasa dengan yang sehat

Hindari makanan dan minuman bersantan, minuman es dan minuman bersoda

Opor ayam, kolak pisang, hingga es dawet biasanya jadi menu favorit ketika berbuka. Memang makanan dan minuman bersantan ini sangat menggugah selera. Namun, sayangnya makanan dan minuman yang mengandung santan bisa membuat berat badan makin naik. Makanan dan minuman ini menyebabkan kolesterol tinggi dan juga mengundang penyakit lainnya.

Hindari juga konsumsi air es dan minuman bersoda saat berbuka puasa. Es bisa menyebabkan kontraksi pada lambung dan menurunkan nafsu makan. Hal ini akan menyebabkanmu tidak menyantap menu utama dan menyebabkan kurangnya asupan nutrisi pada tubuh.

Selain itu, minuman bersoda mengandung gula yang sangat tinggi dan mengejutkan pencernaan kita. Setelah beristirahat lebih dari 12 jam, tiba-tiba harus memproses lonjakan gula. Pankreas jadi bekerja lebih berat untuk mengkompensasikan hal ini.

Itulah beberapa hal yang dapat kamu coba lakukan sendiri agar “diet terselubung” kamu di bulan puasa bisa berjalan dengan lancar. Kunci dari semuanya adalah kesadaran untuk dapat mengontrol setiap makanan yang akan masuk ke tubuh. Jika kamu dapat melakukan hal tersebut dengan baik, sudah dipastikan berat badan ideal akan jadi milikmu! 🙂

06/02/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Mengenal Anorexia Nervosa Lebih Dekat

Diet ketat bisa kebablasan dan terkena gangguan makan! Kurus yang berlebihan itu tidak baik, karena bukannya jadi cantik dan sehat, malah jadi tidak menarik dan sekarat.

 

Memiliki tubuh kurus atau langsing seperti model di majalah, siapa sih yang tidak mau? Kebanyakan orang pasti mengidamkan memiliki tubuh demikian sampai rela melakukan berbagai cara untuk mencapainya, tapi hati-hati, jangan sampai keterusan.

Anorexia nervosa merupakan salah satu jenis gangguan makan yang yang ditandai oleh keinginan untuk kurus berlebihan dan dapat berujung kematian. Umumnya kematian terjadi karena penderita gangguan ini mengalami kelaparan, ketidaknormalan elektrolit, atau melakukan aksi bunuh diri. Anorexia nervosa cukup banyak dialami oleh remaja putri, namun demikian sebenarnya gangguan ini dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin.

Di Amerika, anoreksia sudah menjadi masalah ketiga yang dialami remaja. Di Indonesia sendiri, angka anoreksia masih belum terdeteksi karena data yang tidak memadai, tetapi jumlah pasien yang datang ke klinik dan terdiagnosa anoreksia terus bertambah dari waktu ke waktu. Dan buruknya, anoreksia bahkan sudah bisa terdiagnosa pada anak-anak.

 

Menurut psikolog klinik lightHOUSE, berikut adalah ciri-ciri dari penderita anorexia nervosa yang perlu diketahui:

  1. Sangat selektif dan membatasi makanan yang dikonsumsi, seperti menolak makanan tertentu, khususnya yang berlemak dan berkalori tinggi.
  2. Sengaja menolak makan atau mengaku sudah makan.
  3. Menghindari situasi sosial yang diyakini dapat mempengaruhinya untuk makan.
  4. Menyembunyikan makanan, makan dengan sangat perlahan, menggunakan alat makan yang kecil, memotong makanan menjadi potongan yang sangat kecil, mengunyah namun tidak menelan makanan, sering meninggalkan meja di saat makan.
  5. Sangat terobsesi menghitung jumlah kalori makanan yang masuk ke dalam tubuh.
  6. Olahraga berlebihan dan merasa bersalah apabila tidak bisa melakukannya.
  7. Umumnya merasa depresi dan mudah tersinggung. Selain itu, mereka juga sering merasa “hampa”.
  8. Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan. Kehilangan kemampuan untuk bersikap spontan, tidak hanya yang terkait dengan makanan, tetapi juga dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan hubungan interpersonal.
  9. Mengalami kesulitan untuk tidur, tidur berlebihan dan/atau sering merasa lelah.

Mengembangkan pikiran dan keyakinan yang sangat kaku. Penderitanya mungkin saja tidak menyadari hal tersebut, tetapi tidak demikian dengan orang-orang terdekatnya.

 

Di bawah ini adalah beberapa masalah fisik dan medis yang ditimbulkan akibat menderita anorexia nervosa:

  • Perempuan yang mengalami anorexia nervosa setelah masa pubertas dapat kehilangan periode menstruasinya, sementara anak perempuan yang mengalami anorexia nervosa sebelum masa pubertas dapat mengalami keterlambatan mestruasi dan terganggunya perkembangan payudara. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka dapat berujung pada masalah seksual, ketidaksuburan, dan osteoporosis.
  • Laki-laki yang mengalami anorexia nervosa dapat kehilangan kemampuan untuk ereksi. Selain itu, ukuran testisnya juga dapat menyusut. Ukuran testisnya dapat kembali ke ukuran semula apabila sudah menjalani pola makan sehat dan mencapai berat badan normal. Sementara itu, anak laki-laki yang mengalami anorexia nervosa sebelum masa pubertas memiliki risiko perkembangan alat genital yang terganggu.
  • Pertumbuhan pada anak-anak dan remaja secara umum dapat terhambat.
  • Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah. Kulit bahkan dapat berubah menjadi kuning, khususnya pada telapak tangan dan telapak kaki.
  • Mengalami kerontokan hingga rambut menjadi tipis dan tubuh ditumbuhi rambut halus yang bernama “lanugo”, khususnya di area lengan, punggung, dan wajah.
  • Tekanan darah menjadi rendah dan detak jantung menjadi lambat atau tidak beraturan. Sirkulasi darah tidak lancar, khususnya di area tangan dan kaki.
  • Anorexia nervosa dapat berujung pada anaemia dan gagal jantung.
  • Perkembangan dan kekuatan tulang terganggu. Tulang akan mudah rapuh dan patah, khususnya apabila melakukan olahraga berlebihan.
  • Fungsi hati, ginjal, dan pankreas dapat terganggu.
  • Keseimbangan elektrolit dapat terganggu sehingga penderitanya rentan terhadap oedema, yakni akumulasi dari cairan dalam jaringan yang menghasilkan penampilan yang bengkak, yang sering kali disalahartikan dengan gemuk.

 

Sementara itu, berikut adalah gejala fisik lain dari penderita anorexia nervosa:

  • Penglihatan yang terganggu, seperti pandangan kabur dan sulit fokus
  • Sakit kepala
  • Berkunang-kunang dan merasa ingin pingsan
  • Telinga berdengung
  • Merasa lemah dan lelah, namun terkadang merasa memiliki kelebihan energi
  • Kesemutan, khususnya di area tangan dan kaki
  • Sembelit atau sulit BAB
  • Merasa sakit di bagian perut yang mengindikasikan adanya masalah pada organ dalam, seperti kerusakan ginjal
  • Sering menggigil dan merasa kedinginan

Nah, sekarang Anda sudah memiliki gambaran kan mengenai apa itu anoreksia nervousa? Masih mau memiliki tubuh kurus, langsing, atau gagah seperti model? Boleh saja! Tetapi ingat, terobsesi memiliki tubuh kurus yang berlebihan adalah gangguan makan. Apabila Anda atau kerabat Anda mengalami ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas, segera cari pertolongan sebelum terlambat. “Stop focusing on being skinny, focus on being healthy and the weight will take care of itsef.”

02/22/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Pentingnya Dukungan Pasangan Saat Berdiet

Ada lima hal yang menyebabkan kegagalan dalam program penurunan berat badan. Kurangnya dukungan dari pasangan menjadi salah satu faktor yang membuat diet gagal. Padahal memberikan dukungan bisa jadi cara menunjukkan kasih sayang yang paling efektif kepada pasangan, lho!

 

Pendiri klinik lightHOUSE Indonesia dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt. sudah berpengalaman menangani pasien dengan masalah berat badan lebih dari 12 tahun. Menurut konsultan penurunan berat badan ini, ada lima hal yang menyebabkan gagal diet. Bila dibedakan empat hal berasal dari diri sendiri, dan hanya satu hal yang datang dari orang lain.

Empat penyebab diet gagal yang datang dari diri sendiri adalah: 1) Kurangnya tujuan dan motivasi; 2) Kurangnya pengetahuan akan program yang baik dan benar; 3) Memiliki problem psikologis yang menjadi akar masalah; dan 4) Memiliki problem kesehatan yang mengganggu berat badan.

Satu hal penting yang memiliki pengaruh dalam kegagalan diet adalah tidak ada bimbingan dan support dari sekitarnya. “Dukungan dari pasangan atau orang terdekat, penting dalam menentukan sukses tidaknya program diet,” ujar dr. Grace.

Ungkapan rasa sayang dalam bentuk dukungan saat berdiet inilah yang dirasakan oleh dua orang pemenang lightWEIGHT Challenge. Irvan Prasetyo, Karyawan Swasta yang menjadi Pemenang Kedua lightWEIGHT Challenge 2015, selama menjalani kompetisi penurunan berat badan di klinik lightHOUSE Indonesia, mendapat dukungan penuh dari istrinya. “Istri selalu menyiapkan bekal makanan sehat untuk saya bawa ke kantor,” ia mengenang.

Hasilnya tampak benar pada Irvan. Ia berhasil menurunkan berat badan dari 108kg menjadi 82kg dalam 12 minggu. Dia tidak menyangka kalau ternyata bisa melewati proses-proses ini. “Dalam dua bulan pertama, ukuran badanku menjadi large, sebelumnya dari triple extra large,” kata Irvan.

 

Pemenang LWC 2016-07

Demi Pasangan

Beda lagi cerita dari Junita Simamora, Store Manager yang menjadi Pemenang Kedua lightWEIGHT Challenge 2016. Ia mencapai penurunan berat badan hingga 25% dari berat badan awal. Berhasil menurunkan lebih dari 25 kg tidaklah mudah. Apalagi tanpa dukungan orang-orang terdekat.

Junita mengaku, motivasi awal saat mengikuti LWC adalah ingin membuktikan diri kepada keluarga pasangannya kalau dia bisa berubah menjadi lebih baik. “Selain itu saya juga ingin pasangan saya bangga memiliki saya. Hingga sekarang motivasi saya tetap sama, namun bertambah seiring berjalannya waktu saya ingin lebih mengkualitaskan diri saya dalam segala hal,” ujar Junita.

Motivasi Junita berbalas dengan dukungan dari pasangannya. Bahkan, dengan ikut menjalani diet sehat bersama, pasangan Junita yang tadinya tampak kurus dan kurang berisi jadi lebih ideal BMI-nya. Memang jika lightBUDDY bisa menjalani makan sehat, berat badan akan mengikuti menjadi normal, tidak underweight ataupun overweight, apalagi obesitas.

 

Pendampingan Pakar

Bukan hanya dari orang-orang terdekat, dukungan dan bimbingan juga harus datang dari pakarnya. “Jarang ada orang yang tidak tahu pola makan yang benar jika mau berat badan turun. Orang tahu, jika mau langsing tidak boleh makan gorengan, manis-manis, ngemil terlalu banyak, dan harus menyantap makanan yang sehat. Hanya saja, mereka susah melakukan itu dan bingung harus mulai dari mana,” kata dr. Grace tentang kondisi yang kerap dialami pasien-pasien dengan masalah berat badan.

Dalam hal pendampingan pakar iniah lightHOUSE Indonesia memiliki peranan besar. Junita sangat terbantu dengan pendampingan pakar yang diberikan klinik lightHOUSE Indonesia. Ahli gizi lightHOUSE tidak hanya bertugas sebagai konsultan pola makan, tapi mereka juga bertindak sebagai mentor yang mengingatkan dan memotivasi.

“Rasanya setiap minggu datang untuk konsultasi seperti rindu ingin kerumah sendiri. Program bertemu dengan ahli gizi, dokter gizi, dan psikolog semua sangat membantu saya dalam menjalani tahap demi tahap proses penurunan berat badan saya,” Junita berbagi pengalamannya.

Junita menyadari, sebagian orang bisa membatasi makanan dan berolahraga sendiri, sebagian lagi tidak. Bagi yang merasa tidak bisa melakukannya, Junita mengingatkan, “Melawan arus akan lebih sulit daripada berenang sesuai arus. Bergaul dengan komunitas peduli kesehatan akan memantapkan semangat Anda.”

Dengan kata ia mengingatkan lightBUDDY untuk mendapatkan pertolongan jika memiliki masalah dengan berat badan. Ia menyarankan untuk berkonsultasilah kepada dokter, ahli gizi, psikolog di pusat penurunan berat badan yang komprenhensif sehingga dapat membantu memecahkan masalah secara keseluruhan.

02/09/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Siapa yang Berisiko Terkena Gangguan Makan?

Apakah hanya perempuan yang berisiko terkena gangguan makan? Adakah umur-umur tertentu berisiko tinggi? Simak penjelasan Slimright Expert lightHOUSE.

 

Eating disorder (ED) atau gangguan makan merupakan masalah yang serius dan menakutkan karena tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan fisik saja, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan psikologis seseorang.

Gangguan makan merupakan penyimpangan pola makan, yang terdaftar sebagai salah satu gangguan mental di The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Gangguan yang termasuk ke dalam ED adalah: anorexia, bulimia, binge eating disorder.

Selain itu ada lagi penyimpangan-penyimpangan pola makan yang juga menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat dan juga mempengaruhi kesehatan, seperti compulsive overeating, emotional eating, yoyo syndrome, dan social eater.

Tidak ada jawaban sederhana akan penyebab gangguan makan. Pada sebagian besar orang, timbulnya gangguan makan merupakan gabungan dari beberapa factor. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang membuat seseorang lebih rentan untuk mengalami gangguan makan:

 

  • Over-Perfectionis VS. Over-Imperfectionis

Over-Perfectionis bisa juga disebut dengan orang yang memiliki ekspektasi, harapan dan keinginan yang tidak masuk akal akan dirinya sendiri maupun orang lain. Ini sangat rentan dengan munculnya ganggun makan karena selalu tidak pernah merasa puas dengan dirinya dan selalu merasa kurang.

Segala sesuatu harus yang tebaik termasuk dalam kaitannya dengan bentuk tubuh dan berat badan. Mereka akan melakukan diet berlebihan dan terlalu fokus pada bentuk tubuhnya.  Sebaliknya orang dengan Over-Imperfectionis sangat cuek dengan penilaian maupun ekspektasi diri sendiri dan orang lain, sehingga akan sangat rentang memiliki pola makan yang buruk dan tidak terkendali.

 

  • Kontrol diri berlebihan VS. Kontrol diri yang sangat kurang

Baik terlalu mengontrol diri sendiri secara berlebihan, maupun terbiasa untuk lepas control, keduanya bisa memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan makan. Sangat mengontrol diri sendiri artinya terlalu membatasi dirinya terhadap makanan sehingga memberikan pengaruh buruk pada tubuhnya. Sebaliknya lepas kontrol berrarti tidak memperdulikan pengendalian dirinya sehingga tidak ada rem pada saat makan, sehingga juga berdampak buruk pada tubuh.

 

  • Jenis Kelamin

Perempuan memiliki resiko terbesar untuk mengalami gangguan makan. Ini dikarenakan tuntutan sosial dan pandangan yang kurang tepat dan sehat mengenai body image perempuan.

 

  • Masalah eksternal

Masalah-masalah eksternal bisa menjadi pemicu dari munculnya gangguan makan, seperti trauma, pelecehan seksual, masalah keluarga, masalah percintaan dan pertemanan.

 

  • Moody

Orang-orang yang sangat mudah terpengaruh emosi, sangat rentan untuk mengalami gangguan makan. Mood yang negatif dan buruk dapat berperan sebagai pemicu munculnya penyimpangan pola makan.

 

  • Konsep diri yang negatif

Orang dengan konsep diri yang negatif (rendah diri, tidak percaya diri, merasa diri kurang) mudah sekali melihat dirinya sendiri buruk, tidak sempurna dan kurang daripada orang lain. Hal ini dapat memicu munculnya penyelesaian masalah yang tidak tepat, sebagai cara untuk mengatasi kekuraangan diri.

 

Bila lightBUDDY memiliki ciri-ciri di atas dan retan terkena gangguan makan, apa yang harus dilakukan? Apa sih sebenarnya yang terjadi jika seseorang mengalami ED? Biasanya, gangguan makan hanya akan membuat penderitanya merasa lebih buruk terhadap dirinya sendiri. Karena merasa demikian, kehidupan sosial penderita gangguan makan akan terganggu, mulai dari sering menghindari lingkungan sosial, hingga sulit mempertahankan hubungan baik dengan orang-orang di sekitar.

Selain itu, orang dengan gangguan makan memiliki pola pikir yang hanya terfokus pada tubuh atau makanan. Ini dapat membuat mereka sulit untuk fokus dan konsentrasi pada hal lain yang lebih penting dan bermanfaat. Itulah mengapa penderita gangguan makan tidak pernah mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.

Gangguan makan juga dapat menimbulkan penyakit-penyakit dan masalah kesehatan, bahkan dapat berujung pada kematian. Inilah mengapa, penting untuk melakukan deteksi sedini mungkin agar gangguan makan bisa segera ditangani oleh pakarnya.

Gangguan makan juga dapat memicu munculnya masalah psikologis lain seperti: stres, depresi, kecemasan, dan lain-lain. Ingat, suatu masalah yang didiamkan sering kali hanya akan bertambah parah dan membuat penderitanya terjebak dalam perilaku yang salah. Segera kenali faktor resiko  dan cegah munculnya gangguan makan sekarang juga.

 

02/09/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Waspada Diabetes Harus Dimulai Saat Angka Trigliserida Meningkat

Sesuatu yang berlebihan tidak pernah positif. Demikian juga dengan angka trigliserida. Risiko penyakit sindrom metabolik langsung mengintai jika angka salah satu jenis lemak ini meningkat.

 

Bahkan, Slimright Expert kami langsung menghimbai klien dengan angka trigliserida tinggi untuk waspada diabetes. “Tinggi gliserid, belum diabetes, tapi ini prediktif. Kalau trigliserida tinggi biasanya sebentar lagi akan dibetes,” ujar Pendiri Klinik lightHOUSE Indonesia dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt.

Ia menyarankan, orang dengan trigliserid tinggi harus mengurangi makanan yang mengandung lemak. “Makanan dengan trigilserid tinggi biasanya mengandung lemak yang bukan kolesterol, misalnya minyak goreng,” ia menjelaskan. Menurut dr. Grace, meskipun non kolesterol, bila terlalu banyak tetap meningkatkan trigliserida dan bisa mengarah ke diabetes.

Trigliserida merupakan hasil konversi kalori tidak terpakai dan disimpan untuk menyediakan cadangan energi bagi tubuh. Hal tersebut menyebabkan seseorang yang sering mengonsumsi kalori melebihi jumlah yang yang dibutuhkan oleh tubuhnya, akan beresiko memiliki kadar trigliserida tinggi.

 

Baca juga:  Kasus Oon Project Pop Mengajarkan Konsumsi Gula Berlebihan Bisa Berakibat Fatal 

“Jadi jika angka trigliserid tinggi, orang tersebut juga harus membatasi makanan yang mengandung gula atau tepung, olahan tepung, dan yang manis-manis,” kata dr. Grace. Karena risiko terkena diabetes juga meningkat, karbohidrat yang dia masukan harus yang Indeks Glikemiknya rendah. Sehingga gula di dalam darah tidak gampang naik-turun.

Kadar trigliserida yang dinyatakan sehat adalah di bawah 150 mg/dL, sementara 150-199 mg/dL harap berhati-hati, dan 200-499 mg/dL termasuk tidak sehat. Di atas 499 mg/dL sangat tidak sehat.

Kadar trigliserida tinggi jangan diremehkan. Pada banyak kasus, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk menurunkannya. Namun, obat-obatan pun tidak cuku karena harus disertai perubahan pola makan dan gaya hidup.

 

Pendampingan Medis

Pakar kami menyarankan, agar risiko diabetes menurun, berat badan pun harus turun. Salah satu klien lightHOUSE Indonesia, Adi Nugroho, seorang Auditor yang berusia 28 tahun pernah mencapai berat badan 121 kg. “Tubuh saya obesitas sejak kecil. Ini membuat saya mulai sedikit merasa takut terkena penyakit diabetes. Penyakit gula ini telah menorehkan sejarah kelam dalam keluarga kami,” kenang Adi yang kehilangan anggota keluarganya akibat penyakit diabetes.

Ia merasa sangat terbantu dengan program penurunan berat badan yang komprehensif dengan pendampingan medis di klinik lightHOUSE Indonesia. Satu hal yang sangat dia ingat adalah kata-kata dari psikolog yang mengatakan, “Jika ingin berdiet, yang harus dilakukan pertama kali adalah menemukan akar masalahnya.” Tanpa mengetahui akar permasalahannya, jangan heran kalau diet Anda lebih sering gagal.

Menurut dr. Grace, dalam kasus pria masalah berat badan biasanya akibat emotional eating. “Saat stres larinya ke makanan. Saat target makin tinggi dan tuntutan karir bertambah, pria menenangkan diri dengan makanan,” ujarnya.

Adi merasa tips dan pendampingan dari para ahli semacam ini membuatnya merasa diperhatikan dengan baik. “Saat motivasi saya menurun, mereka menyemangati saya, mengingatkan tujuan awal mengikuti program ini,” ujar finalis lightWEIGHT Challenge 2014 yang yang berhasil turun 14 kg atau 11,5% dari total berat badannya ini.

Keberhasilan Adi ini pun membuatnya jadi lebih rutin berolahraga. “Saya yang dulu selalu terengah-engah setiap berolahraga, kini sudah bisa mengambil nafas yang lebih panjang. Rasanya lebih segar, menggantikan perasaan gampang mengantuk yang dulu sering menyerang. Badan pun terasa lebih sehat dan fit,” ujar pria asal Semarang ini.

Jika sahabat lightHOUSE tertarik mengikuti jejak Adi, daftar program lightWEIGHT yuk! Di sini Anda akan mengikuti program selama 12 minggu yang dirancang khusus oleh dr. Grace. Di sini, akan ada dokter, psikolog, ahli gizi, serta personal trainer yang akan siap membantu Anda mencapai penurunan berat badan yang optimal.

02/03/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Kasus Oon Project Pop Mengajarkan Konsumsi Gula Berlebihan Bisa Berakibat Fatal

Vokalis Project Pop Mochamad Fachroni atau Oon meninggal dunia pada Jumat pagi (13/1/2017) di Bandung. Oon meninggal karena menderita penyakit diabetes yang menyebabkan komplikasi dan merusak fungsi beberapa orang tubuhnya, seperti jantung, ginjal, dan hati.

 

Pria yang meninggalkan seorang istri dan dua anak di usia 44 tahun ini belakangan harus rutin menjalani cuci darah seminggu tiga kali. Pasalnya, fungsi ginjal yang ti‎dak lagi mampu berfungsi secara normal. Menurut pendiri Klinik lightHOUSE dan pakar Fisiologi dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, gula darah tinggi memang bisa berakibat fatal.

Ia menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh manusia jika kebanyakan konsumsi gula dan makanan manis. “Gula memang dibutuhkan tubuh, jantung, paru, otak, dan organ-organ lain. Dan gula harus masuk ke dalam sel. Nah, yang bakal membuka pintu sel itu adalah insulin,” jelas dr. Grace. Ia menambahkan, bila gula di dalam darah terlalu banyak, maka bisa jadi pankreas yang memproduksi insulin itu tidak bisa mengimbangi.

Dokter yang juga konsultan penurunan berat badan ini mengibaratkan pankreas sebagai pabrik insulin. “Bila si pangkreas ini tidak bisa mengimbangi produksi insulin sesuai dengan gula yang ada di peredaran darah, maka akhirnya gula itu tidak bisa masuk ke dalam sel dan hanya mengambang di pembuluh darah,” dr. Grace menjelaskan.

Baca juga: Merdeka dari Buncit yang Picu Penuaan Dini Bersama lightHOUSE

 

Gula dalam Pembuluh Darah

Bentuk gula dalam pembuluh darah itu digambarkan dr. Grace, seperti gula batu yang permukaannya tajam-tajam sehingga bisa menggores-gores pembuluh darah. Goresan-goresan itu membuat pembuluh darah kaku sehingga tekanan darah tinggi dan terjadilah hipertensi.

“Karena tubuh itu sebagian besar berisi pembuluh darah, maka orang yang kadar gula darahnya tinggi cenderung bisa terkena banyak gangguan kesehatan seperti Oon,” kata dr. Grace. Menurut dr. Grace, Oon terkena komplikasi dari atas sampai bawah akibat konsumsi gula berlebihan. Menurut dr. Grace, pada orang dengan gangguan gula darah tinggi pada waktu yang lama maka yang pertama kali terkena bisa saja retina. “Selain hipertensi, retina bisa terkena gangguan sehingga tidak bisa melihat dengan baik. Karena retina sebagian besar terdiri dari pembuluh darah,” ujar dr. Grace.

Kemudian, menurut dr. Grace yang bisa terkena juga pembuluh darah koroner atau pembuluh darah otak. Sehingga bisa terjadi intervensi dengan kerja jantung dan otak yang menyebabkan stroke atau serangan jantung. Atau seperti pada Oon yang kena ke ginjal. “Karena ginjal isinya kumparan pembuluh darah. Bila pembuluh darah itu selalu tergores-gores dengan pembuluh darah tadi sehingga akhirnya ginjal tidak bisa bekerja dengan baik,” kata dr. Grace.

“Selain itu, bila kebanyakan makan gula dan terjadi obesitas, dan perut buncit, bisa membuat tubuh buta terhadap insulin atau resisten terhadap insulin, sehingga tidak bisa memasukkan gula ke dalam darah. Jadi meskipun belum diabetes, bila perut sudah buncit, kadar gula sudah mulai agak tinggi, sebaiknya hati-hati,” dr. Grace mengingatkan.

Itulah mengapa dr. Grace aktif mengkampanyekan “Merdeka dari Buncit” dan memberikan edukasi tentang pola makan yang sehat melalui program-program yang dirancangnya bersama klinik lightHOUSE. Cara mengatasi perut buncit adalah dengan menurunkan berat badan. lightHOUSE Indonesia membantu klien dengan masalah kelebihan lemak dan nafsu makan tak terkontrol untuk mencapai berat ideal serta meningkatkan kontrol diri melalui pendampingan medis dari dokter, ahli gizi dan psikolog dalam program yang komprehensif.

01/13/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Berat Badan Stabil Setelah Diet, Apa Rahasianya?

Mempertahankan berat badan setelah diet kerap dianggap lebih sulit daripada menurunkannya. Melenceng sedikit saja dari aturan, berat badan lambat laun kembali naik.

 

Larasaty Aprilia (27 tahun) mengaku pernah mengalami berat badan yoyo semacam itu, berat badannya fluktuatif. Namun, setelah mengikuti kompetisi penurunan berat badan Light Weight Challenge (LWC), pegawai perusahaan distributor ini berhasil menurunkan berat badan sebanyak 18 kilogram dalam tiga bulan.

Menurut Larasaty, kontrol diri adalah kunci penting dalam mempertahankan berat badan. Pendapat itu dikuatkan oleh konsultan penurunan berat badan dan pendiri klinik Lighthouse, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt. “Ketidakmampuan seseorang mengontrol diri menjadi faktor utama penyebab berat badan naik dan tidak stabil,” kata dr. Grace.

Faktor lain penyebab seseorang sulit menjaga berat badan, lanjut Grace, adalah lingkungan. Sering mengikuti ajakan teman untuk makan bersama, misalnya, bisa menggagalkan program diet yang sudah susah payah dilakoni. “Kita harus tegas dengan komitmen yang sudah dibuat. Jangan sampai mudah menyerah,” ucap dr. Grace.

Meski demikian, mengikuti ajakan makan-makan bersama kawan sah-sah saja dilakukan, asal tetap jeli memilah jenis makanan yang tepat. Ahli gizi klinik lightHOUSE akan siap sedia memberi panduan jenis makanan yang baik untuk menjaga berat badan, seperti:

  1. Batasi olahan gula, minyak, dan tepung.
  2. Pilih lauk rendah lemak seperti daging tanpa lemak, dada ayam tanpa kulit, ikan, dan putih telur.
  3. Pilih pengolahan makanan dengan dibakar, ditumis, dikukus, atau direbus.
  4. Perhatikan selalu jumlah makanan yang dikonsumsi.
  5. Perlu mengetahui kebutuhan kalori dalam sehari dan jumlah kalori yang sudah dikonsumsi.

 

Baca juga: Relaksasi Untuk Kuatkan Kontrol Diri Menghadapi Godaan Makanan 

 

Kontrol diri
Seperti kata Larasaty dan penguatan dr. Grace, kontrol diri untuk menjaga berat badan memang jadi kunci utama. Namun, hal ini memang tak mudah dilakukan oleh sebagian orang. Psikolog klinik penurunan berat badan Lightouse, Tara Adisti de Thouars mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kontrol diri. Hanya makan dalam keadaan lapar, salah satunya.

Dia pun mengingatkan, jangan mengonsumsi makanan ketika tidak lapar. Makan sebaiknya bertujuan memuaskan perut, bukan lidah. “Bila tetap makan padahal sedang kenyang, tandanya Anda lebih menuruti nafsu ketimbang pikiran rasional,” kata Tara. Selain itu, kualitas makan perlu lebih diutamakan daripada kuantitas.

Tara menyarankan makan dilakukan perlahan dan porsi yang dinikmati pun wajar. “Caranya, kunyah (makanan) secara perlahan dan cermati rasa yang ada di mulut. Jika tujuan kita adalah menikmati makanan, kecenderungan untuk menambah porsi makan akan lebih rendah,” ucap Tara. Ia menambahkan, kebiasaan menggabungkan makan dengan aktivitas lain–seperti membaca atau menonton televisi–sebaiknya tidak dilakukan. Seseorang tak akan fokus makan dan menikmati makanannya ketika dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain.

Larasaty juga memberikan poin penting lain yang bisa diingat untuk sukses mempertahankan berat badan. “Ingat kembali perjuangan ketika mulai menurunkan berat badan!” sebut dia. Selamat menjaga berat badan ideal! Dengan pendampingan para pakar, kontrol berat badan akan lebih mudah lho…

01/02/2017
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Apa Diet yang Cocok Menurut DNA Anda?

Diet tak bisa dilakukan sembarangan kalau ingin sukses menurunkan berat badan. Manusia punya karakter tubuh berbeda sehingga satu jenis program diet saja belum tentu sama ampuhnya bagi setiap orang.

Pengalaman tersebut dibuktikan pendiri bisnis kuliner Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono (33 tahun). Selama 10 tahun, berat badan Hendy terus naik, sampai pada akhir 2015 bobotnya mencapai 103 kilogram. “Awalnya saya makan tanpa kontrol, apa saja yang saya suka, saya makan. Sudah coba beberapa program diet tapi enggak sukses,” kata Hendy.

Masalahnya, seseorang bisa lebih mudah gemuk akibat faktor genetik. Setiap manusia memiliki deoxyribonucleic acid (DNA) unik yang turut memengaruhi cara tubuh mengolah makanan. Karena itu, tes DNA dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui dengan pasti potensi bentuk tubuh seseorang.

Baca juga: Kenali Gen Penyebab Kegemukan dengan Tes DNA

 

Menurut spesialis penurunan berat badan dari klinik Lighthouse, Grace Judio, pengecekan DNA sangat penting untuk mengetahui pola diet dan tingkat keberhasilannya sesuai karakter tubuh. “Tes DNA berfungsi mengecek adakah mutasi gen dalam tubuh seseorang yang membuatnya cepat gemuk atau sulit langsing,” ucap dr. Grace. Lewat uji DNA, lanjut dr. Grace, bisa diketahui apakah seseorang lebih cocok melakukan diet rendah karbohidrat, lemak, atau kalori. Selain itu, akan terlacak juga respons tubuh terhadap makanan, pola penyerapan dan penyimpanan lemak, serta tendensi kenaikan berat badan.

Karena sempat mencoba berbagai diet tetapi gagal menurunkan berat badan, Hendy akhirnya memutuskan melakukan tes DNA. Dia ingin mencari program diet yang sesuai karakter tubuh dan kebiasaan. Harapannya, tentu saja, berat badannya turun. “Lewat tes DNA saya jadi tahu karakter tubuh saya, tahu kenapa berat badan naik. Saya ternyata gampang gemuk kalau makan makanan berlemak dan berminyak,” kata Hendy yang mencoba tes DNA di klinik penurunan berat badan Lighthouse.

Setelah diketahui penyebab kegemukannya, Hendy diberi serangkaian program diet berdasarkan hasil tes DNA tersebut. Hasilnya, dia bisa menurunkan 18 kilogram berat badan dalam waktu tiga bulan. Beberapa bulan kemudian, berat badannya turun lagi 5 kilogram. “Dulu ukuran baju saya XXL, sekarang jadi L atau M,” ujar Hendy sumringah.

Selama tiga bulan menjalani program diet, Hendy menghindari sama sekali konsumsi gula, minyak, dan tepung. Kecap dan saus tomat pun sebisa mungkin ia hindari. “Dulu biasanya saya minum teh manis setiap pagi. Sekarang jadi minum teh tawar,” ucap Hendy yang mengaku sampai sekarang terus menjaga pola makan agar berat badannya tetap stabil. Selain menjaga makanan, Hendy juga melakukan olahraga lari menggunakan treadmill selama 15 menit setiap hari. Dia rutin berenang pula, setidaknya sekali dalam dua hari.

Menjaga motivasi

Pengalaman serupa dialami pula oleh Larasaty Aprilia (27 tahun). Menggunakan langkah yang sama, dia bisa menurunkan 18 kilogram berat badan dalam tiga bulan. Berdasarkan hasil tes DNA di Klinik Lighthouse, Larasaty boleh mengonsumsi nasi asal porsinya sesuai. Namun, ia harus menghindari konsumsi lemak sama sekali. Ketika ingin makan ayam bakar, misalnya, Larasaty tidak boleh mengoleskan mentega pada ayam. “Nasi goreng sih boleh. Kalau steak sapi sausnya harus dipisah supaya bisa dikontrol konsumsi sausnya,” kata Larasaty.

Pada awal program diet, ia mengaku sempat kesulitan mencari makanan sehat. Kebiasaan Larasaty makan di “warteg” mau tak mau harus dihentikan juga. “Saya termasuk overweight (sebelum diet), masuk obesitas tingkat dua. Sebelum diet, berat badan saya 82 kilogram,” ungkap Larasaty.

Larasaty mengaku sudah gemuk sejak kecil. Berat badannya kian menanjak ketika dia duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Selulus SMA, kuliah, kemudian bekerja, lingkar pinggangnya tak kunjung mengecil. Padahal, segala macam cara pernah dia lakoni demi menurunkan berat badan. “Saya mencoba menurunkan berat badan dengan puasa, tidak makan nasi, dan mengonsumsi sejumlah produk diet. Namun, berat badan saya justru tambah naik. Saya juga merasa tersiksa akibat menahan lapar,” tutur Larasaty.

Baca juga: Kunci Utama dalam Berdiet Yaitu Membadakan Lapar dan Kenyang

 

Turun berat badan, tantangan Hendy dan Larasaty tak lalu selesai begitu saja. Sebuah program diet bisa berhasil dilakukan salah satunya karena prosesnya dibuat lebih menyenangkan, atau setidaknya tak membuat pelakunya tersiksa. Meski demikian, motivasi pelaku diet tetap harus jadi kunci utama. Motivasi ini harus dipupuk kuat-kuat agar tidak menyerah di tengah jalan.

Karena itu, Larasaty dan Hendy tetap ditemani berbagai ahli ketika menjalani program agar motivasinya terjaga sekaligus terawasi. Mereka bertemu dengan ahli gizi, dokter spesialis olahraga, dan psikolog, sepekan sekali. “Mereka (para ahli) monitoring pola makan, menjelaskan tentang eating disorder, (saya) diajari cara dan jam makan yang benar,” kata Larasaty.

Sementara itu, bagi Hendy, bertemu dengan ahli gizi dan psikolog bisa memberikan dorongan untuk terus menjalankan program diet. “Mereka itu seperti motivator pribadi bagi saya. Saya menjalaninya jadi enjoy, tanpa stres,” tutur Hendy.

Berminat mengikuti jejak Hendy dan Larasaty? Konsultasi kepada ahlinya di klinik lightHOUSE Indonesia.

12/27/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

“Mindful Eating”, Rahasia Diet Sukses Tanpa Harus Kelaparan

Orang yang terbiasa makan sambil melakukan hal lain, seperti menonton televisi atau bekerja di depan komputer akan sulit menurunkan berat badan. Sebaliknya, kebiasaan ini justru menyebabkan berat terus bertambah. Kenapa?

Makan sambil menonton, bekerja, atau melakukan hal lain membuat otak tidak fokus pada makanan sehingga tak mampu mendeteksi rasa kenyang tepat waktu. Walaupun perut sudah penuh dan jumlah makanan melebihi kebutuhan, rasa kenyang tak kunjung datang. Otak terlalu sibuk dengan kegiatan lain sehingga terlambat bahkan tidak mampu memberi stimulus berupa perasaan kenyang. Tanpa sadar, camilan pun jadi tambahan santapan dengan alasan “masih lapar”.

Penelitian yang dilakukan Universitas Liverpool, Inggris, dikutip situs Daily Mail, mendukung pernyataan tersebut. Kebiasaan makan sambil melakukan hal lain bisa meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi. Menurut penelitian itu, orang yang tidak fokus terhadap makanan cenderung makan 10 persen lebih banyak dari biasanya. Jumlah ini akan bertambah 25 persen lagi pada waktu makan berikutnya.

Hati-hati, menurut psikolog dari klinik penurunan berat badan Lighthouse, Naomi Ernawati Lestari, kebiasaan tersebut bisa menyebabkan obesitas. Kalau sudah begitu diet biasa saja belum tentu ampuh menurunkan berat badan. “Masalahnya bukan di makanan atau tubuh, masalahnya ada di pikiran,” kata Naomi.

Baca juga: Relaksasi Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Kontrol Diri

 

“Mindful eating”

Diet bisa gagal total jika kontrol diri terhadap makanan tak ditingkatkan. Pelaku diet wajib memahami dan mampu memilah mana makanan yang dibutuhkan dan tidak diperlukan tubuh. Meski demikian, menghilangkan kebiasaan “lapar mata” membutuhkan semangat juang tinggi. Pengalaman tersebut pernah dialami seorang karyawati swasta asal Bandung, Elly Sutedja (42). “Saya sudah terbiasa makan dengan pola yang berantakan. Apa yang terasa enak di mulut atau terlihat menarik di mata, pasti saya lahap,” ucap Elly yang berhasil menurunkan berat badan dari 83,4 kilogram menjadi 69,8 kilogram dalam tiga bulan.

Testimoni: Turun 14 Kg dalam 3 Bulan Berkat Mindful Eating

Karena itu, pola pikir sebaiknya diperbaiki terlebih dulu agar kebiasaan makan menjadi lebih sehat. Salah satu teknik yang bisa dicoba adalah mindful eating atau makan dengan kesadaran penuh. Mindful eating mengajarkan untuk menikmati pengalaman makan secara perlahan dan menyeluruh. Televisi, gadget, dan sesuatu yang bisa membuat perhatian teralihkan wajib dihindari. “Mindful eating membantu Anda mendengar apa yang tubuh ingin katakan mengenai rasa lapar dan rasa puas,” ujar Naomi.

Teknik sama dilakukan pula oleh Elly selama melakukan diet. Selain berolahraga dan menjalani program penurunan berat badan lain, dia juga mengatur pola makan dengan menguatkan kontrol diri. “Rasanya cukup berat, terutama pada tahap awal. Ada saat-saat saya merasa susah sekali menahan godaan,” kata Elly. Walau sulit, dia mantap menjalani program diet. Elly tak mau lagi dikomentari tentang badannya yang “melar”. Lama kelamaan, ia mulai bisa makan secara perlahan dan tanpa gangguan.

Dalam mindful eating, pikiran harus difokuskan pada tekstur, rasa, dan aroma makanan yang disajikan. Selain itu, makanan pun wajib dikunyah tanpa terburu-buru sebelum ditelan. Perlu diketahui, otak membutuhkan waktu kira-kira 20 menit untuk mendeteksi bahwa perut sudah kenyang. Jika terbiasa menghabiskan santapan dalam waktu kurang dari ini, besar kemungkinan Anda ingin menyendok nasi lagi.

klinik lightHOUSE perut buncit

 

Kunyah Perlahan

Mengunyah secara perlahan pun mampu memperlancar proses pencernaan makanan. Air liur mengandung enzim pencernaan yang bisa memecah makanan menjadi bagian kecil agar lebih mudah diproses dan diserap tubuh. Enzim lingual lipase, misalnya, mampu membantu memecah lemak. Dengan sendirinya, mengunyah perlahan memberikan waktu cukup bagi otak untuk mendeteksi rasa kenyang. Tanpa perlu bersusah payah menahan lapar, tubuh terlebih dulu merasa kenyang dan porsi makan pun jadi teratur.

Resep: Dua Minuman untuk Redam Adiksi Makanan Manis

Terbukti, Elly berhasil menurunkan berat hingga 13,6 kilogram hanya dalam tiga bulan. Ia tekun menjalankan mindful eating juga mengurangi dan mengatur pola makan. Ia tidak mengkonsumsi gula, tepung, dan minyak. Bahan makanan pun dipilih yang menyehatkan. Elly lebih mendahulukan protein sebelum karbohidrat saat makan. Ia menjalankan semua anjuran dari klinik penurunan berat badan Lighthouse tempat ia berkonsultasi selama diet.

Nah, jika ingin mengikuti jejak Elly, ada baiknya Anda juga berkonsultasi kepada ahli sebelum melakukan diet. Program penurunan berat badan memang lebih aman dilakukan di bawah pengawasan medis. Ingat, tidak semua orang cocok melakukan satu jenis program diet.

 

12/22/2016
Selengkapnya

Tag Populer

Artikel Populer

LEMAK SUBKUTAN SULIT HILANG? LAKUKAN INI!

10/26/2023

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022