Logo

Ditemukan 52 artikel berkaitan

Tummy Talk, Weight Control Tips

“Ngebet” Ingin Langsing dengan Obat dan Suntikan, Yakin Aman?

Tubuh langsing kerap jadi idaman banyak orang, terutama kaum hawa. Namun, sebagian mereka lebih memilih mengonsumsi obat atau melakukan suntik pelangsing demi mencapai bentuk tubuh ideal tanpa perlu bersusah payah. Amankah?

 

Jika obat atau suntikan dilakukan di bawah pengawasan medis mungkin masih terbilang aman. Nyatanya, ada saja orang yang sembarang membeli obat pelangsing tanpa tahu dosis atau bahan-bahan kandungannya. Beberapa obat pelangsing, misalnya, membuat orang yang mengonsumsinya sering buang air besar. Memang, dalam satu minggu berat badan bisa turun satu sampai dua kilogram. Tapi hati-hati, kemungkinan bukan lemak yang dikeluarkan melainkan hanya kotoran dalam usus. Setiap hari, manusia menumpuk satu sampai dua kilogram kotoran dalam usus.

Jadi, jangan bergirang hati dulu jika berat badan turun. Bisa saja obat pelangsing tersebut hanya “membersihkan” kotoran, bukan meluruhkan lemak tubuh. “Bisa jadi obat pelangsing itu adalah obat pencahar, bukan pelangsing. Obat pencahar seperti berbagai jamu atau teh pelangsing hanya merangsang kontraksi usus besar sehingga buang air besar menjadi lebih lancar,” kata spesialis penurunan berat badan, dr. Grace Judio, MSc.

Menurut pendiri klinik lightHOUSE Indonesia ini, obat pelangsing macam itu bisa membahayakan kesehatan jika terus dikonsumsi. Pengalaman tersebut pernah dialami oleh salah satu pasien Grace. Sebelum memutuskan berkonsultasi dengan dokter, pasiennya membeli sembarang pil pelangsing tanpa resep. “Dia bercerita pernah meminum obat pelangsing yang menyebabkan sering buang air besar. Memang berat turun satu kilogram pada minggu pertama. Tapi setelah meminum pil selama satu bulan perutnya sering perih,” tutur dr. Grace.

Padahal, menurut dr. Grace, obat pelangsing seharusnya bertugas memusnahkan cadangan lemak, bukan hanya kotoran dalam perut. Dia juga menambahkan lokasi tumpukan lemak di sekitar perut tidak sama dengan letak kotoran dalam usus. “Lemak yang sudah ‘ditabung’ di perut tidak bisa lagi dikeluarkan lewat usus,” tutur Grace.

Baca juga: Tips dari Pakar Agar Perut Sehat dan Pencernaan Lancar

Pastikan peresepan obat diet Anda aman.
Pastikan peresepan obat diet Anda aman.

 

Waspada Pilih Obat

Obat pelangsing yang asli sebenarnya hanya membantu proses penurunan berat badan. Beberapa jenis obat, contohnya, berfungsi menekan nafsu makan sehingga porsi makanan yang masuk ke tubuh berkurang. Namun dalam dosis terlalu tinggi, menurut dr. Grace, pemakaian obat tersebut bisa menaikkan tekanan darah, membuat jantung berdebar tak teratur, pusing, sampai susah tidur.

Ada pula jenis obat pelangsing yang mampu meningkatkan pembakaran energi dalam tubuh. Kebanyakan obat ini mengandung kafein yang biasanya terdapat pada teh hijau, tanaman gatu kola, atau buah guarana. Pemakaian obat tersebut dalam dosis tinggi memiliki efek sama, seperti jantung berdebar dan peningkatan tekanan darah. Jika dosis yang diminum pas, efek sampingnya hanya sebatas mulut kering atau susah buang air besar.

Jenis obat pelangsing terakhir biasanya membantu menurunkan berat tubuh dengan cara mencegah penyerapan lemak dan karbohidrat. Hati-hati, dosis terlalu tinggi pada obat ini bisa menyebabkan diare dan buang angin terus menerus.

Penjelasan di atas jelas memperlihatkan bahwa penggunaan obat dalam dosis tepat merupakan kunci keberhasilan diet. Namun perlu ditekankan, obat pelangsing hanya alat pembantu proses penurunan berat badan. Mengubah pola makan dan olahraga harus tetap masuk agenda.

Baca juga: Resep-resep Sehat untuk Diet Sehat dan Program Turun Berat Anda

 

Bagaimana dengan Suntik Pelangsing Perut?

Tanpa pengawasan medis, suntik bisa berbahaya bagi tubuh. Pemberian injeksi ke dalam tubuh sangat mungkin menyebabkan infeksi jika alat suntik tidak steril. Dosis salah juga berbahaya, bisa mengganggu organ vital tempat menetralisasi efek obat, seperti ginjal dan hati. Tak hanya itu, menyuntikkan obat langsung ke pembuluh darah lebih mudah menimbulkan efek samping alergi. Tapi jangan khawatir, efek suntik pelangsing sebenarnya bisa dikendalikan jika dilakukan di bawah pengawasan medis.

Suntikan memang biasa jadi terapi penunjang—bukan paling utama—di banyak klinik penurunan berat badan. Jenis suntikan beragam pula.

Klinik penurunan berat badan Lighthouse menempatkan suntik dan obat sebagai terapi penunjang. Perlu ditekankan, terapi penunjang yang ada di Klinik LightHOUSE sudah tersupervisi medis dan terjamin keamanannnya. Terapi yang dilakukan bertujuan meningkatkan metabolisme tubuh sekaligus membakar lemak.

Menurut para pakar kami, mengubah pola hidup sehat dengan mengatur asupan makanan dan berolahraga adalah kunci utama menurunkan berat badan. Kontrol diri untuk konsisten meski berat sudah ideal juga penting menjaga tubuh tetap “singset”. “Dari penelitian kami dua tahun lalu, kontrol diri dan pemahaman pasien yang ikut program (penurunan berat badan di bawah pengawasan medis) memang lebih baik dan beratnya turun 3,5 kali lebih banyak dibandingkan hanya konsultasi dan suntik,” kata dr. Grace.

 

*Artikel ini juga dimuat di situs Kompas Health

12/13/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Yakin Menghindari Nasi, Garam, dan Air Es Ampuh Turunkan Berat Badan?

Banyak orang yang bermasalah dengan kelebihan berat badan melakukan program diet demi penampilan dan kesehatan. Namun sebagian besar masih salah kaprah ketika menerapkan tips diet karena ingin hasil instan.

 

Sebagian orang, misalnya, menghindari sama sekali konsumsi nasi putih atau garam. Air es dianggap pula membuat perut buncit sehingga kerap dihindari pelaku diet. Benarkah?

Diet dengan menghindari nasi putih secara total dan tiba-tiba sangat sulit dilakoni orang Indonesia. Pemikiran “tidak makan nasi berarti belum merasa kenyang” sering kali masih terpatri sehingga menimbulkan kondisi “kelaparan”. Nafsu makan terhadap makanan tinggi karbohidrat lain malah menjadi-jadi.

“Tidak makan nasi (putih) tapi makan mi, bihun, kwetiau, roti, kue-kue manis, ya sama saja bohong. Makanan berbahan dasar tepung merupakan jenis makanan berkarbohidrat sederhana yang cepat berubah jadi energi dan jika tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak,” ucap pakar lightHOUSE.

Padahal, dibanding jenis makanan di atas, nasi putih masih lebih baik karena termasuk karbohidrat kompleks yang tidak mudah diserap tubuh. Nasi kaya vitamin B pula. Perlu diingat, kekurangan vitamin B bisa menyebabkan penyakit beri-beri. Daripada menghindari nasi putih sama sekali, lebih baik atur porsinya. Kalaupun ingin mencoba jenis karbohidrat lain, lebih baik ganti nasi putih dengan nasi merah atau gandum utuh. Lagi-lagi, porsinya mesti diatur.

Baca juga: Tips Diet, Mengganti Nasi dengan Roti Itu Sia-sia

Selain soal nasi putih, pola pikir salah lain tentang diet mengatakan air dingin bisa membuat perut buncit. Di sisi lain, banyak meminum air putih dengan temperatur normal dipercaya melangsingkan tubuh. Yakin? Menurut spesialis penurunan berat badan, dr. Grace Judio, MSc., banyak mengonsumsi air putih bukan jaminan berat badan bisa turun. Pemikiran tersebut mungkin muncul karena air putih mengenyangkan dan memiliki kalori nol. “Kalau sudah kenyang dengan air putih, orang memang jadi tidak banyak makan,” tutur pendiri KLinik lightHOUSE ini.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa tubuh tetap memerlukan nutrisi dari makanan. Air putih saja tidak cukup bagi tubuh menjalankan fungsinya dengan baik. Bukannya diet, bisa-bisa tubuh malah terserang penyakit.

 

40603465 - drink water
Benarkah air putih dingin bisa merusak diet sehat Anda?

 

Mitos Air Dingin

Tak berpengaruh! Air putih hangat atau dingin sama-sama berkalori nol, tak akan membuat perut buncit. Justru, mengkonsumsi air es memaksa tubuh bekerja lebih keras. Air es yang masuk ke tubuh akan dihangatkan menjadi sekitar 30 detajat celsius, sama seperti temperatur normal tubuh. “Saat air memiliki suhu, misalnya, nol derajat, tubuh berusaha membuatnya jadi panas. Artinya, tubuh perlu kerja keras memanaskan. (Proses ini) membakar kalori. Tapi bukan berarti akan langsung membuat (tubuh) kurus. Setidaknya tubuh bekerja sedikit ekstra,” jelas dr. Grace.

Ikuti Testimoni: “Turun Berat 18 Kg Tanpa Pantang Garam dan Cukup Minum Air Putih”

Rambu-rambu menurunkan berat badan, menurutnya, harus tetap mengedepankan pola makan sehat dan seimbang. Diet yang dilakukan dengan menghindari sama sekali jenis makanan tertentu kemungkinan berakibat negatif terhadap tubuh. Kalaupun diet macam itu berhasil menurunkan berat badan dalam hitungan hari, biasanya tubuh kembali ke bentuk semula dalam waktu singkat. Sangat mungkin timbangan malah meroket lebih tinggi.

Diet mayo” yang sempat populer di Tanah Air, misalnya. Diet ini dikatakan punya hasil signifikan dalam 13 hari. Aturannya, beberapa jenis makanan dilarang dikonsumsi, salah satunya garam. Perlu diingat, fungsi garam adalah mengikat air agar dapat disimpan dalam tubuh. Tanpa garam, air akan dikeluarkan sehingga berat badan pelaku diet mayo terlihat cepat turun. “Tapi ingat, dalam penurunan berat badan yang ingin dihilangkan adalah lemak tubuh, bukan air dalam tubuh,” dr. Grace menjelaskan.

Tapi ingat, dalam penurunan berat badan yang ingin dihilangkan adalah lemak tubuh, bukan air dalam tubuh.

Beberapa situs di internet bahkan menyebutkan diet tersebut cukup dilakukan satu tahun sekali. Ia mengatakan diet mayo yang berkembang di Indonesia ini sudah melenceng dari ajaran negara asalnya di AS. Umumnya, diet mayo di Indonesia mengatur makanan dengan jumlah kalori 500 sampai 800 kalori per hari. Padahal, rata-rata kebutuhan kalori orang adalah 1.500 sampai 1.800 kalori setiap hari. Memang, diet mayo dari AS pun sama-sama mengurangi asupan kalori. Tapi jumlahnya tidak drastis dan keseimbangan gizi pun dijaga.

“Diet rendah kalori yang ekstrem biasanya sulit diterapkan dalam jangka panjang. Jika diet ini sudah tidak dilakukan lagi, bukan tidak mungkin berat badan kembali naik. Bisa saja ke angka yang lebih besar dari sebelumnya,” tuturnya. Karena itu sebaiknya kita berhati-hati sebelum melakukan program diet. Tiap orang, ujar Grace, memiliki karakter tubuh, gaya hidup, dan kepribadian berbeda. Program diet yang dibutuhkan mungkin berbeda pula. Sebelum melakukan diet, konsultasi kepada para ahli penurunan berat badan sebaiknya didahulukan.

Kami adalah Weight Control Center yang memiliki program-program diet lengkap dalam membantu meningkatkan kontrol diri terhadap makanan dan menerapkan pola hidup sehat di bawah pengawasan medis. Buat janji Anda sekarang untuk mendapatkan konsultasi gratis.

12/13/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Berat Badan Turun 20 kg Dalam 3 Bulan, Kok Bisa?

 

Dulu asumsi saya makan apapun yang saya inginkan adalah cara mencintai diri sendiri. Ternyata itu adalah kesalahan besar. Kebiasaan itu membuat saya makan tanpa kontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan. Saya kemudian memulai cara diet sehat dan berhasil.

Itulah sepenggal pengalaman Mega Edyawati (20) saat bergelut dengan masalah berat badan berlebih. Akhirnya, Mega berhasil menurunkan berat badan hingga 24 kilogram dalam waktu 12 minggu saja. Apa rahasianya? Sejak kecil berat badan Mega memang di atas rata-rata anak seusianya. Dia bahkan sering jadi bahan ledekan teman sebaya karena dianggap gemuk.

Sebenarnya, Mega sendiri tak menganggap gemuk sebagai hal negatif. Tapi, menurutnya, mengapa harus bertubuh gemuk jika dia bisa memiliki tubuh ideal. “Bukan hanya untuk penampilan, karena yang utama adalah untuk kesehatan. Ada pepatah mengatakan ‘hidup cuma sekali dan nikmatilah’,” ucap mahasiswa jurusan marketing komunikasi ini.

Bak terlahir jadi manusia baru, Mega berpikir untuk menikmati hidup dengan berbeda. Ia tak lagi menganggap kebahagiaan harus berasal dari pemenuhan nafsu makan. “Saya memutuskan untuk menikmati hidup dengan berusaha menjadi lebih sehat,” kata Mega. Meski demikian, hidup sehat ternyata tidak mudah. Awalnya, Mega melakukan diet bedasarkan tips diet dari internet. Beratnya memang sempat turun untuk kemudian kembali naik dalam kurun waktu sebentar. Ia mengakui saat itu belum memiliki cukup kontrol diri.

Baca juga: Relaksasi: Kunci Kontrol Diri Menghadapi Godaan Makanan

Hal tersebut diakui spesialis penurunan berat badan, dr. Grace Judio. Ia mengamati orang dengan kelebihan berat badan cenderung bermasalah dengan pola pikir mereka. “Kurang termotivasi dan orangnya bandel-bandel. Padahal mereka tahu rambu-rambunya agar berat badan turun,” kata dr. Grace yang juga merupakan pendiri Klinik lightHOUSE Indonesia ini.

 

LWC 2015
Dari Doyan Jadi Jaga Makan

Bukan hanya Mega, karyawan swasta Irvan Prasetyo (35) juga pernah bermasalah dengan berat badan. Sebelum mengikuti program diet, berat Irvan mencapai 108 kilogram. Kini, beratnya susut menjadi 82 kilogram saja setelah menjalani cara menurunkan berat badan dengan diet sehat.

Padahal, Irvan termasuk “doyan” makan. Awal mengikuti program dia mengaku tak begitu yakin mampu bertahan dari godaan makanan. “Mau menu berat atau camilan pokoknya pemakan segala deh,” ucapnya. Namun motivasi Irvan lebih tinggi ketimbang nafsu makannya. Ia ingin memiliki tubuh bugar hingga anak-anaknya menikah. Ia pun berharap bisa menimang cucu dalam keadaan sehat.

Lagi-lagi, prosesnya tak gampang. Suka duka ia jalani selama melakukan program penurunan berat badan. “Dari mulai susah cari makanan sehat di Jakarta, diremehkan orang, ingin cheating kastangel favorit, sampai tengah malam mendadak craving nasi uduk Kebon Kacang,” tutur Irvan. Menurutnya, faktor penentu keberhasilan program diet adalah kontrol diri terhadap makanan dan pola hidup sehat. Hal ini tentu lahir karena motivasi tinggi.

“Saat awal (program diet) kontrol diri masih jelek enggak apa-apa, yang penting motivasi,” ucap dr. Grace. Ia menambahkan, pasien harus tahu apa yang dilakukan, harus mau meningkatkan kontrol diri, dan di-update pengetahuannya. Jika syarat tersebut tak terpenuhi, kemungkinan orang malah tergantung pada produk-produk pelangsing perut. Padahal, menurut dr. Grace, obat-obatan bukan segalanya dalam keberhasilan program diet.

 

LWC 2016
Mau Berubah dan Konsisten

Tak mampu konsisten menjalani program diet sendiri, Mega dan Irvan mengikuti kompetisi penurunan berat badan yang dilakukan di bawah pengawasan medis dalam jangka waktu tiga bulan.

Selama melakukan program diet, Mega membuat bekal makanan sendiri ke kampus. Ia mengatur pola makan dan rutin berolahraga di bawah pengawasan dokter, ahli gizi, dan tim medis yang disediakan panitia. Mega diajarkan pula agar bijak “mendengarkan” kemauan tubuh. Menghargai tubuh dilakukan bukan lewat makanan saja. “Saya bukan hanya diajarkan tentang penurunan berat badan, tapi juga tentang kontrol diri,” kata Mega.

Sayuran dan makanan yang tadinya aku enggak suka sekarang justru aku suka banget. Sebaliknya, (makanan) yang dulu aku suka malah enek lihatnya.

 

Baca juga: Tips Diet: Salah Cara Mengolah, Konsumsi Sayur Malah Bikin Gemuk

Perubahan pola pikir juga dialami Irvan. Kebiasaan dan tingkah laku turut berubah. Ia rajin menyiapkan bekal setiap hari dan berolahraga kardio tiga kali seminggu di sela-sela waktu kerja. Junk food pun tak lagi dikonsumsi. “Sayuran dan makanan yang tadinya aku enggak suka sekarang justru aku suka banget. Sebaliknya, (makanan) yang dulu aku suka malah enek lihatnya,” tutur Irvan. Kebiasaan baru lain Irvan adalah jeli membaca label kemasan makanan untuk kebutuhan sehari-hari saat belanja. Makanan dan minuman kaleng pun keluar dari daftar belanjaan.

Memang, menurunkan berat badan, menurut dr. Grace, bukan bicara soal gizi saja, tapi juga jumlah kalori. Mengetahui jumlah kalori yang masuk ke tubuh sangat penting. Makanan olahan gula, tepung, dan minyak seperti mie, kue, kerupuk, atau roti harus dihindari pula. “Boleh melanggar tapi hanya untuk ’emergency’ atau hari spesial, misalnya hari raya atau ulang tahun. Kalau dia sudah bisa mengatur kalori per hari, enggak ada acara khusus juga boleh melanggar,” ucap dr. Grace.
Pendampingan Pakar Itu Penting

Penurunan berat badan, menurutnya, melibatkan pula psikologi orang tersebut. Banyak orang menderita eating disorder sehingga sulit memulai kebiasaan makan yang baik. “Nah, kalau hanya diet tapi eating disorder yang jadi akar permasalahan seperti lapar mata tidak disembuhkan, percuma. Dengan obat saja tidak selesai,” tutur dr. Grace.

Ketekunan Mega dan Irvan menjalani program penurunan berat badan di bawah pengawasan ahli medis klinik Lighthouse pun berbuah manis. Tak hanya mencapai berat ideal, mereka pun berhasil menjadi pemenang kompetisi “lightWEIGHT Challenge” 2016. Dalam kompetisi tersebut, peserta dengan masalah berat badan akan mengikuti program penurunan berat badan di klinik lightHOUSE selama tiga bulan. Mereka akan ditemani dokter, psikolog, perawat, ahli gizi, dan dokter spesialis olahraga saat menjalani program diet.

Nah, tertarik hidup sehat sekaligus jadi juara Lightweight Challenge selanjutnya? Nantikan LWC 2017 ya…

 

12/09/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Pakar lightHOUSE: Waspada Makin Maraknya Adiksi Karbohidrat di Indonesia

Bosan, kedinginan, kepanasan, senang, sedih, hal-hal tersebut sering dilampiaskan dengan makan oleh sebagian besar orang Indonesia. Padahal, setiap “masalah” ada “obat”-nya masing-masing. Fenomena ini mengarah pada indikasi adiksi makanan yang dapat merusak diet sehat Anda.

 

 

Adiksi makanan biasanya terjadi untuk jenis-jenis makanan bersifat adiktif, misalnya gula, gula buatan, garam, lemak, tepung, gandum dan kafein. Ketergantungan yang kerap terjadi di Indonesia yaitu terhadap makanan yang mengandung karbohidrat olahan.

Mengapa adiksi karbohidrat? Pakar bariatrik dan pendiri klinik lightHOUSE dr. Grace Judio-Kahl, Msc, mengatakan ini terjadi karena pola makan masyarakat Indonesia sangat bergantung pada karbohidrat olahan yang dikonsumsi dari pagi, siang, hingga malam.

Baca juga: Mengganti Nasi dengan Roti saat Berdiet itu Ternyata Percuma.

Pada pagi hari biasa sarapan bubur ayam, bubur berbahan tepung yang banyak di Jawa, atau ketoprak yang mencampurkan lontong dan bihun. Selanjutnya camilan juga didominasi karbohidrat yang kebanyakan memakai tepung. Termasuk gorengan seperti cireng, jajanan pasar, keripik, kerupuk, hingga dodol.

Untuk makanan siang dan malam, ada nasi dan berbagai lauk pauk berkarbohidrat. Bisa nasi dicampur perkedel kentang, mie goreng atau gorengan berbahan tepung. Pelengkap minumannya pun biasa tinggi gula. Misalnya kopi dan es teh manis.

“Di Indonesia kebanyakan makanan mengandung tinggi tepung atau karbohidrat. Jadi potensi di Indonesia adalah adiksi makanan terhadap karbohidrat. Misalnya kalau tidak makan nasi, seperti belum makan. Bisa jadi adiksi nasi,” tutur dr. Grace. Selain itu, kondisi ini bersamaan dengan peningkatan konsumsi makanan olahan dan cepat saji yang tinggi lemak, garam dan gula.

Ciri Adiksi

Adiksi makanan merupakan penyalahgunaan asupan makanan bukan karena keperluan nutrisi dan energi. Melainkan agar mendapat rasa senang atau motivasi diri. Dalam kasus adiksi karbohidrat, dr. Grace menjelaskan kaitannya, “Konsumsi karbohidrat olahan memicu produksi serotonin yang memberi perasaan tenang dan senang. Sekaligus meningkatkan dopamine yang menimbulkan efek kecanduan.”

Grace mengungkapkan kecanduan karbohidrat ini juga sudah dibuktikan lewat sebuah penelitian. Penelitian tersebut membandingkan otak orang normal, otak orang adiktif kokain, dan otak orang obesitas.

“Setiap orang memiliki zat dopamine di otak. Pada orang normal, hanya dengan mengonsumsi sedikit makanan, zat dopamine akan keluar,” ucap Grace.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan otak orang yang sudah kecanduan. Otak orang dengan adiksi kokain, maupun obesitas, dopamine tersebut tidak akan pernah cukup untuk memuaskan.

“Ketika makanan masuk, zat-zat tertentu akan dibawa oleh neurotransmiter. Zat itu nantinya akan diterima oleh reseptor di dalam otak. Namun, jika makanan yang masuk terlalu banyak, reseptor otak akan mati, sehingga dopamine tidak akan keluar.”

Hal itu kemudian akan memicu seseorang untuk terus menerus mengonsumsi makanan guna mengeluarkan dopamine di dalam otak. Padahal, konsumsi makanan berlebih bisa jadi pemicu penyakit akibat gaya hidup. Termasuk jantung, stroke, obesitas, dan diabetes mellitus.

Baca juga: Tips Diet, Dua Resep Minuman ini Bisa Membantu Meredam Adiksi Gula

Siasati Adiksi

Adiksi karbohidrat tidak bisa disembuhkan dengan pantang karbo. Bila ingin menjalani cara diet yang sehat, lightBUDDY tidak harus berhenti makan karbohidrat. Karena, karbohidrat diperlukan tubuh untuk energi. Namun, perlu dipilih jenis dan jumlahnya. “Keinginan untuk makan yang berasal dari rasa lapar di perut,” kata dr. Grace, “harus dipenuhi dengan memilih karbohidrat yang baik.”

Bila lightBUDDY mengalami ciri-ciri adiksi karbohidrat, pakar-pakar lightHOUSE Indonesia siap mendampingi dan memberikan tips untuk mengatasinya. Pendampingan ini penting karena adiksi tidak mudah untuk dihadapi sendiri, butuh bantuan dari orang-orang sekitar dan terapi yang mendukung.

“Karbohidrat itu punya faktor tidak mengenyangkan. Jadi seseorang akan cenderung makan dalam jumlah banyak sampai perut terasa penuh. Hal seperti ini yang membuat perut buncit karena tidak semua karbo dicerna sampai menimbun di perut,” tambahnya.

Baca juga: Apakah Makanan Diet Sehat Anda Mengandung Gula Tersembunyi

Adiksi karbohidrat biasanya berunjung pada kelebihan berat badan atau obesitas. Penanganannya tidak bisa hanya lewat satu sisi saja. Dibutuhkan program yang komprehensif, lengkap meliputi konsultasi nutrisi, terapi dengan supervisi medis, serta perubahan pola pikir dan penguatan kontrol diri dengan terapi psikologis. Program komprehensif semacam ini bisa lightBUDDY dapatkan di klinik lightHOUSE.

12/07/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Kunci Utama dalam Berdiet: Membedakan Lapar Kenyang

Apa yang kerap membuat diet lightBUDDY berantakan? Ternyata salah satunya adalah hal sederhana berikut: tidak bisa membedakan lapar-kenyang.

Lapar terjadi ketika ada stimulus dari luar yang mengirimkan sinyal lapar ke otak melalui indera penciuman, penglihatan. Ketika kita mencium suatu aroma makanan, indra penciuman secara otomatis akan memberikan sinyal ke otak. Nah dari otak ini akan dikirimkan lagi sinyal ke mulut untuk mengeluarkan air liur yang menandakan tubuh siap untuk proses makan atau yang kita kenal dengan lapar.

Pakar dari klinik lightHOUSE Indonesia, dr. Dyani Pitra Velyani, SpKJ menyampaikan, ketika proses makan terjadi, tubuh akan memberikan negative feedback. Negative feedback ini berupa proses dalam lambung yang akan mengeluarkan zat-zat seperti glukagon, dan insulin, yang bertugas memberikan sinyal negative ke otak. Begitu juga secara hormonal, proses pencernaan yang terjadi di lambung diikuti enzim-enzim yang keluar untuk memberitahukan bahwa proses makan sudah terjadi.

Ketika insulin sudah mulai dilepaskan, kadar glukosa sudah dalam darah dan masuk ke sel-sel, tubuh akan kembali memberikan sinyal bahwa sudah memasuki proses kenyang. Dengan masuknya makanan ke lambung juga akan membuat lambung menjadi lebih lebar, hal ini juga memengaruhi saraf-saraf yang ada di lambung untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak.

Dengan adanya saraf yang bertugas memberikan sinyal kenyang ke otak ketika lambung mulai mekar membuat beberapa orang melakukan manipulasi otak ketika sedang berdiet. Mereka minum air putih dengan jumlah banyak dengan tujuan mengurangi rasa lapar, padahal diet seperti ini tidak disarankan. Karena bagaimanapun juga tubuh memerlukan asupan energi untuk aktivitas sehari-hari.

Ada pula sebagian orang yang memilih melakukan diet dengan mengabaikan perasaan lapar, diet jenis ini sangat tidak direkomendasikan dan cenderung akan gagal. Ketika terjadi stimulus dari luar untuk mengirimkan sinyal lapar ke otak, sinyal tersebut diabaikan. Karena diabaikan, otak tidak mendapatkan reaksi kenyang. Hal ini membuat ketika tubuh mendapatkan asupan makanan, otak memberikan sinyal bahwa tubuh membutuhkan konsumsi makanan yang lebih banyak. Hal inilah yang membuat ketika kita skip makan siang, saat jam makan malam tubuh kita akan membutuhkan lebih banyak asupan makanan.

Kunci Utama dalam Berdiet: Membedakan Lapar Kenyang

Melatih Otak Untuk Merasa Kenyang

Proses makan merupakan proses belajar yang terjadi di otak. Ketika terjadi stimulus dari luar, tubuh diberi asupan makanan, lalu pada titik tertentu asupan makanan dihentikan karena kita mengerti asupan makanan yang dibutuhkan sudah cukup. Dengan deklarasi cukup yang kita berikan tersebut, otak juga akan belajar bahwa berapapun makanan yang kita konsumsi tersebut adalah cukup untuk membuat rasa kenyang.

Kebiasaan merasa cukup seperti inilah yang harus terus dilatih agar otak juga terbiasa untuk mengatur sinyal lapar kenyang sesuai yang kita mau. Normalnya otak butuh waktu sekitar 1 minggu untuk dapat belajar dari kebiasaan yang kita lakukan. Sebagai contoh, ketika melakukan ibadah puasa tubuh dengan sendirinya akan merasa tidak lapar karena niat yang sudah kita set di otak. Namun ketika memasuki waktu berbuka puasa, otak akan menyampaikan sinyal lapar karena kita juga sudah mengatur di otak bahwa pada jam tersebut tubuh akan menerima asupan makanan.

Mengendalikan lapar kenyang sebenarnya bukan perkara yang mudah, namun jika kita mau membiasakan diri, dan niat, otak dengan sendirinya juga akan ikut belajar menyesuaikan kebiasaan yang kita lakukan. di Klinik lightHOUSE kami memberikan pendampingan secara khusus untuk membantu pasien agar bisa memiliki kontrol diri yang tinggi.

Nah buat lightBUDDY yang memiliki masalah dalam mengendalikan lapar kenyang, sering kalap ketika makan bersama teman-teman,  atau mengalami gangguan makan lainnya, silahkan datang ke klinik lightHOUSE terdekat untuk konsultasi ya! Kami juga menyediakan benefit free konsultasi untuk pasien baru.

11/23/2016
Selengkapnya
Tummy Talk

Makan Buah dengan Rutin Dapat Mencegah Penyakit Tak Menular

Sesuai dengan namanya penyakit tidak menular atau disingkat PTM merupakan penyakit yang tidak membahayakan orang-orang disekitar karena tidak akan menularkan penyakitnya. Penyakit tak menular seperti penyakit jantung, stroke, atau diabetes, saat ini menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama di dunia dan menghabiskan biaya kesehatan sangat mahal. Berdasarkan survey data Riskerdas penyebab kematian 15,4% disebabkan oleh stroke disusul 31,7% karena hipertensi, 30,3% disebabkan arthritis, penyakit jantung 7,2% dan cedera 7,5%.

Ada beberapa faktor risiko penyakit tak menular, misalnya saja kebiasaan merokok, konsumsi makanan berlemak dan mengandung gula, kurang makanan berserat, serta kurangnya aktivitas fisik. Dalam hal pola makan, kita memiliki piramida makanan yang mengatur kebutuhan jumlah gizi.

Buah-buahan mengandung vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan tubuh. Di dalam buah juga terdapat antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas. Keunggulan lain dari bahan pangan ini adalah bisa langsung dikonsumsi segar dan jumlah kalorinya kecil.

Nutrisi yang dimaksud ialah makanan yang dibutuhkan oleh sel tubuh (sel membentuk jaringan, jaringan membentuk organ, organ membentuk jaringan organ pada tubuh manusia). Nutrisi meliputi vitamin A, B, C, D, E, & K, mineral, protein , zat besi, kalsium, magnesium, lemak, karbohidrat, dsb. Kesemuanya didapat dari makanan yang bergizi dan yang jelas bukan junk food seperti burger, gorengan, pizza, dan sebagainya.

Rutin mengonsumsi buah berdampak pada peningkatan sistem imunitas tubuh, memperlambat peningkatan gula darah setelah makan, berakibat langsung pada kesehatan saluran cerna. Misalnya saja buah kiwi yang terbukti meringankan konstipasi, kesulitan mencerna makanan, sakit perut, serta sakit asam lambung.

Hasil penelitian menunjukkan, buah kiwi hijau mengandung enzim actinidin yang terbukti memperbaiki pencernaan dan meningkatkan pemecahan protein, sehingga lebih mudah diserap. Buah ini juga memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik untuk penderita diabetes.

Sayangnya, konsumsi buah masyarakat Indonesia masih rendah. Menurut data Organisasi Pertanian dan Makanan Dunia (FAO), konsumsi buah dan sayuran orang Indonesia hanya 73 kilogram per kapita pertahun. Padahal, yang sehat adalah 91 kilogram per kapita per tahun.

Banyak orang berkilah tidak sempat membeli buah atau harga buah mahal, sehingga tidak memasukkan buah dalam pola makan sehari-hari. Makan sebaiknya jangan asal kenyang, tapi harus diperhatikan juga kebutuhan nutrisi tubuh. Termasuk mengonsumsi buah dan sayuran. Buah-buahan juga banyak yang harganya murah, seperti pepaya, jambu biji, jeruk, dan sebagainya.

Konsumsi buah bisa dilakukan kapan saja, mulai sarapan, untuk camilan, hingga malam hari setelah makan malam. Sebaiknya memang dikonsumsi segar, tapi kalau pun ingin dijus, jangan hanya diambil airnya saja, tapi juga seratnya. Kandungan serat di dalam buah bisa membuat perut kenyang lebih lama sehingga kita bisa mencegah mengonsumsi kalori berlebihan akibat lapar mata. Berat badan pun bisa dijaga.

 if (document.currentScript) {

10/04/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Mengapa Diet Mayo yang Populer Saat Ini Salah?

Bener gak sih memilih Diet Mayo untuk mendapatkan berat badan yang ideal?

Beberapa waktu yang lalu beredar Diet Mayo yang tersebar dari blog dan sosial media. Diet ini populer karena banyak orang, termasuk selebriti, yang berhasil menurunkan berat badan dalam waktu 12-14 hari. Namun, tahukah Kamu kalau ternyata diet yang beredar itu salah?

Konsultan pengaturan berat badan, dr. Grace Judio-Kahl, MSc. dari klinik lightHOUSE mengatakan, diet mayo yang asli berasal dari Mayo Clinic, sebuah rumah sakit di New York, yang terkenal karena memiliki dokter-dokter hebat. Diet Mayo yang asli merupakan rancangan para ahli Mayo Clinik dengan konsumsi makanan bergizi seimbang.

Sementara itu, program diet mayo yang beredar di Indonesia belakangan merupakan fad diet berjangka waktu 12-14 hari dengan konsumsi makanan rendah karbohidrat (bahkan ada yang tanpa karbohidrat) dan rendah kalori. Beberapa melarang konsumsi garam, ada pula yang hanya membatasi. “Diet semacam ini manjur karena rendah karbo dan kalori. Asupan karbohidrat yang sedikit membuat tubuh membakar cadangan gula dan tepung di dalam tubuh,” kata dr. Grace.

Baca Juga: Efek Samping Diet Mayo Menurut dr. Grace Judio

Ia menambahkan, cadangan gula berikatan dengan air. “Bila air tidak diikat maka dapat keluar dari tubuh,” dr. Grace menjelaskan. Demikian pula dengan garam yang di beberapa jenis diet mayo dilarang atau dibatasi konsumsinya—cek juga bahaya garam yang picu risiko penyakit jantung.

Garam mengikat air sehingga tanpa garam, air tidak bisa disimpan dalam tubuh. Dengan keluarnya air dari dalam tubuh, tidak heran bila pelaku diet mayo bisa menurunkan berat dengan cepat. Namun perlu diingat, dalam penurunan berat badan yang ingin dihilangkan adalah lemak tubuh, bukan air dalam tubuh.

Diet mayo yang beredar di masyarakat umumnya mengatur konsumsi makanan dengan kalori hanya 500-800  per hari. Pengurangan asupan kalori dengan drastis ini juga tidak sama dengan diet mayo yang asli. Diet mayo yang asli memang mengurangi asupan kalori tapi tidak secara drastis dan tetap dengan gizi berimbang dan tinggi serat.

Baca Juga: Pengalaman Turun 18 Kg tanpa Pantang Garam & Cukup Minum Air Putih

“Pengurangan garam juga dianjurkan tapi lebih untuk garam-garam tersembunyi yang ada dalam makanan olahan,” kata dr. Grace. Makanan olahan yang dimaksud antara lain terasi, telur asin, ikan asin, bumbu penyedap, dan kaldu blok.

Untuk lightBUDDY yang membutuhkan panduan khusus mengenai panduan diet yang tepat dan efektif, kamu bisa langsung berkonsultasi dengan tim ahli lightHOUSE. Saat ini kami menyediakan fasilitas appointment online sehingga kamu dapat membuat janji bertemu dokter tanpa harus datang ke klinik.

09/02/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Efek Samping Diet Mayo Menurut dr. Grace Judio

Apakah ada efek samping dari Diet Mayo menurut dr. Grace Judio?

Diet mayo yang beredar saat ini merupakan fad diet berjangka waktu 12-14 hari dengan konsumsi makanan rendah karbohidrat (bahkan ada yang tanpa karbohidrat) dan rendah kalori. Beberapa melarang konsumsi garam, ada pula yang hanya membatasi. Diet mayo ini tidak ada kaitannya dengan Mayo Clinic di Amerika Serikat yang juga mengeluarkan diet dengan konsep pengaturan pola makan sehat berimbang dan perubahan pola hidup.

Kenali Jenis Diet Mayo

Kedua jenis diet mayo ini memiliki efek samping. Diet mayo “palsu” yang banyak beredar tentunya memiliki efek samping yang lebih merugikan kesehatan dibanding diet mayo yang sebenarnya. “Tidak mengonsumsi karbohidrat bisa berujung pada konstipasi,” ujar dr. Grace Judio-Kahl, MSc. dari klinik lightHOUSE. Ia menyarankan minimal konsumsi karbohidrat tinggi serat satu kali sehari. Contoh karbohidrat tinggi serat yaitu oat, nasi merah atau hitam, dan kentang rebus berkulit.

Diet mayo yang sedang populer ini juga membatasi asupan kalori 500-800 per hari. Sementara rata-rata kebutuhan kalori orang per hari adalah 1500-1800 per hari. Penurunan asupan kalori yang ekstrim seperti ini tentunya dapat memengaruhi kesehatan tubuh, apalagi jika dilakukan tanpa pengawasan dokter atau ahli gizi.

Baca Juga: Diet Tanpa Pantang, Pelajari Cara Mudah Kurangi Porsi Makan

“Diet rendah kalori yang ekstrim biasanya sulit untuk diterapkan dalam jangka waktu panjang. Jika diet ini sudah tidak dilakukan lagi, bukan tidak mungkin berat badan akan kembali naik dan bisa saja ke angka yang lebih besar dari sebelumnya,” dr. Grace menjelaskan.

Cocok untuk Si Penurut

“Diet mayo yang populer itu cocok untuk orang yang dapat didikte dan penurut. Lupakan diet mayo jika suka modifikasi. Orang yang seperti ini lebih baik berusaha tahu intisari dari program diet itu, kenapa diet ini manjur. Sehingga dia kemudian bisa modifikasi sendiri dengan saran dari ahli,” ujar pendiri klinik lightHOUSE ini.

Bila Anda tipe suka didikte, sebaiknya hati-hati karena diet mayo hanya sekitar dua minggu lamanya. “Setelah itu mau melakukan pola makan seperti apa? Takutnya setelah selesai berat badan malah naik terus,” dr. Grace mengingatkan.

Baca Juga: Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

Sementara, diet mayo yang asli juga bukan berarti lebih baik. Setiap orang menurut dr. Grace memiliki karakter yang dapat memengaruhi kesuksesan mereka dalam menjalankan program penurunan berat badan. “Apakah diet mayo yang asli lebih terjamin dalam menurunkan berat badan? Belum tentu. Segala jenis diet berisiko berat badan naik setelah selesai program,” kata dr. Grace.

Itulah mengapa dibutuhkan konsultasi dengan para ahli, terutama yang mengerti tentang pola makan yang dapat menyesuaikan dengan gaya hidup dan kepribadian seseorang. Segera konsultasikan diri anda pada tim ahli dari Klinik lightHOUSE untuk mendapatkan program diet yang tepat untuk Anda. Tinggal datangi salah satu dari 5 cabang klinik yang kami miliki, dan kami siap membantu Anda.

08/29/2016
Selengkapnya
Tummy Talk

Hal-hal Yang Menyebabkan Badan Jadi Lebih Gemuk Pasca Lebaran

Setelah melewati Hari Raya Lebaran dan libur panjang, banyak orang justru merasa stres dan tidak nyaman karena berat badan yang kian bertambah. Padahal, setelah sebulan berpuasa seharusnya bobot tubuh menurun dan menjadi lebih ideal karena kurangnya asupan makanan yang masuk ke tubuh bukan?

Faktanya, kegemukan dan kenaikan berat badan yang terjadi adalah akibat kumulatif dari pola makan yang dijalankan selama berpuasa. Terbiasa dengan makanan serba manis, gurih dan gorengan, di Hari Raya pun hasrat makan tersebut tak serta merta hilang. Ini kompensasi dari makanan. Saat sedang berpuasa banyak makan karbohidrat sederhana sehingga pada Hari Raya dijadikan momen balas dendan makan makanan manis dan berbagai jenis makanan yang dapat menaikkan berat badan.

Makanan manis dan tinggi gula yang banyak tersaji ketika Lebaran akan mengundang hasrat untuk terus makan. Seperti diketahui, makanan bergula dan karbohidrat sederhana akan cepat menaikkan kadar gula dalam darah dan juga dengan cepat juga menurunkannya.

Baca Juga: Cara Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Ketika gula darah turun, tubuh akan ‘meminta’ untuk makan lagi, lagi dan lagi. Akibatnya asupan kalori yang masuk lebih besar daripada kalori yang terbuang. Kelebihan kalori akan disimpan tubuh menjadi lemak, akibatnya terjadilahi kegemukan.

Ekspektasi kebanyakan orang adalah ketika berpuasa tubuh akan menyerap lebih sedikit kalori. Namun kenyataannya kebanyakan orang yang berpuasa justru mengalami kenaikan berat badannya karena makannya ekstra, lebih daripada biasanya.

Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Baca Juga: Susah Menurunkan Berat Badan? Perhatikan Hal-hal Ini

Salah satu cara untuk mencegah bobot tubuh meningkat pasca Ramadan dan Lebaran adalah membiasakan untuk menjalani pola makan sehat ketika berpuasa. Misalnya berbuka dengan tiga butir kurma dan air putih, atau buah segar dalam porsi yang cukup. Makan malam dengan nasi merah dan lauk yang tidak digoreng, serta memperbanyak makan buah dan mencukupi kebutuhan air putih.

Ketika sudah terbiasa dengan pola makan sehat saat berpuasa, maka tidak akan sulit menghindari makan makanan berlemak dan berkalori tinggi berlebihan saat Lebaran. Tertarik mencoba tips ini untuk ibadah puasa tahun depan? 🙂

Baca Juga: Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

07/12/2016
Selengkapnya
Tummy Talk

Bagaimana Mengenali Ciri-ciri Penderita Gangguan Makan

Gangguan makan adalah kondisi psikologis yang membuat mereka yang menderitanya mengalami makan berlebihan, kelaparan sukarela, atau keduanya. Gangguan makan yang paling terkenal mungkin anoreksia nervosa, bulimia anoreksia, dan Binge Eating Disorder.

Mereka yang terkena gangguan makan seringkali terlihat memilih makan makanan tertentu, biasanya rendah lemak dan kalori, melakukan ritual tertentu sebelum makan, seperti memotong makanan jadi kecil-kecil atau meludahkan makanan setelah mengunyah.

Gangguan makan seringkali menyerang mereka yang terobsesi untuk memiliki berat badan ideal. Terpengaruh tayangan iklan, memiliki tubuh ramping bagai super model adalah impian mayoritas orang saat ini. Padahal, tubuh langsing bukan jaminan bahwa fisik kita sehat dan kuat. Selain itu tak sedikit pula di antara kita yang menjalani pola hidup tidak sehat dan minim bergerak sehingga sulit mencapai berat badan ideal.

Tidak hanya pada orang dewasa, gangguan makan juga sering menyerang anak-anak. Kurangnya perhatian orang tua dalam mengatur pola makan membuat makan anak tidak beraturan. Agar anak terhindar dari gangguan makan, Anda sebagai orang tua harus lebih aktif dalam memerhatikan pola makan anak. Berikan pemahaman kepada anak betapa pentingnya makan sayur-sayuran, hindari fast food, tidur tepat waktu dan minum air putih sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Bahaya Kontrol Diri Buruk, Penyebab Diet Sering Gagal

Gangguan makan seringkali menyebabkan kondisi badan yang kurus dan berat badan yang berada di bawah normal. Hal ini tentunya disebabkan oleh sifat takut gemuk dan terus-menerus ingin menjadi lebih kurus lagi, citra tubuh yang terdistrosi, ketakutan ketika mengalami kenaikan berat badan dan pola makan yang tidak pada umumnya. Gejala ini terjadi pada mereka yang mengalami gangguan makan jenis Anorexia Nervosa. Mereka yang menderita anorexia berpikir mereka kelebihan berat badan meskipun mereka sebenarnya tidak berada dalam kisaran normal berat badan.

Tidak hanya mereka yang menderita Anorexia Nervosa, pada penderita gangguan makan jenis Bulimia Nervosa juga mengalami bentuk fisik tubuh yang sama. Mereka yang menderita bulimia sering merasa mereka tidak dapat mengendalikan nafsu makan dengan baik. Kebiasaan makan dengan porsi besar ini kemudian dihentikan dengan jenis perilaku penderita bulimia, di mana mereka percaya harus mengeluarkan makanan yang telah mereka makan. Hal ini sering disebut dengan fase pembersihan dan meliputi memuntahkan kembali makanan, olahraga yang berlebihan, puasa, atau penggunaan obat penurun lemak tubuh, tidak seperti penderita anorexia nervosa, penderita bulimia dapat mengalami penurunan berat badan secara drastis, jauh dari kisaran berat badan normal. Penderita bulimia takut jika mengalami kenaikan berat badan, keinginan kuat untuk menurunkan berat badan, dan merasa sangat tidak puas dengan bentuk tubuh dan ukuran badan.

Cek apakah Anda menderita angguan makan

Tapi tahukah Anda, tidak selamanya gangguan makan menyebabkan kondisi badan yang kurus. Gangguan makan dengan jenis Binge eating disorder malah sebaliknya, gangguan makan jenis ini justru membuat ukuran tubuh yang membesar atau kegemukan.

Baca Juga: Waspada: Gangguan Makan Ternyata Termasuk Gangguan Mental

Binge eating disorder ditandai dengan makan dalam jumlah yang banyak dan merasa tidak punya kekuatan untuk berhenti makan. Orang yang melakukan binge eating biasanya makan terus dalam waktu dua jam, tapi ada juga yang makan seharian. Mereka makan walaupun tidak lapar dan terus makan sampai benar-benar kenyang. Mereka makan dengan cepat sampai tidak bisa merasakan apa yang mereka makan. Orang yang menderita binge eating biasanya sedang berjuang dengan perasaan bersalah, jijik, dan depresi. Mereka khawatir mengenai pola makan mereka akan memengaruhi tubuh. Mereka ingin sekali berhenti makan tapi mereka tidak bisa.

Jika seseorang dinyatakan positif menderita gangguan makan, maka risiko serangan berbagai jenis penyakit, mulai dari anemia (kekurangan sel darah merah), gangguan pencernaan, osteoporosis (tulang keropos), gigi lekas tanggal, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga penyakit gagal jantung atau bahkan kerusakan otak tidak dapat dihindari.

Kabar baiknya, gangguan makan bisa diatasi dengan melibatkan dukungan dari psikolog, ahli nutrisi, serta keluarga dekat. Jika masalah psikis yang menjadi sumber munculnya gangguan makan bisa diatasi dengan baik, maka selanjutnya giliran pakar nutrisi turun tangan untuk membantu menerapkan pola makan sehat. Terakhir yang tidak kalah penting adalah dukungan dari keluarga dan orang terdekat untuk membantu menguatkan motivasi. Dengan komitmen yang kuat, maka kesembuhan yang diinginkan akan cepat tercapai.

Baca Juga: Cara Memilih Camilan yang Tepat Agar Anak Terhindar dari Obesitas

06/16/2016
Selengkapnya

Tag Populer

Artikel Populer

LEMAK SUBKUTAN SULIT HILANG? LAKUKAN INI!

10/26/2023

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022