Logo

Ditemukan 259 artikel berkaitan

Tummy Talk, Weight Control Tips

Batasi Aktivitas Indra dan 5 Tips Lain Jaga Berat Badan Saat Ramadhan

Bukan hanya menjaga hawa nafsu, berat badan juga harus dijaga selama Ramadhan. Tidak hanya lewat makanan, psikolog kami punya tips lain.

Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa, bulan Ramadhan ternyata memiliki berkah tersendiri. Selain bertujuan untuk mendapat ridho Illahi dengan menahan lapar dan dahaga, kesempatan ini juga banyak dimanfaatkan oleh penderita obesitas untuk menurunkan berat badan.

Namun sayangnya, hanya segelintir orang yang berhasil mencapai target yang diharapkan. berat badan justru dapat melonjak apabila Anda kalap saat berbuka. Nah, jika tidak mau seperti itu, Anda tinggal mengikuti beberapa tips berikut ini yang ditulis khusus oleh Psikolog Anindita Citra, Mpsi dari klinik lightHOUSE:

1. Batasi aktivasi indera
Stimulus tertentu memiliki peran yang besar untuk memunculkan kebutuhan potensial manusia. Maka dari itu, sangat wajar apabila Anda seolah merasa lapar ketika melihat makanan. JIka Anda merasa mudah tergoda dengan apa yang tertangkap oleh indera penglihatan Anda, coba lah untuk membatasi diri melihat makanan yang dapat menggugah selera, seperti melalui foto-foto makanan di instagram, tayangan masak-memasak, atau mendatangi bazaar makanan. Sadarilah bahwa aktivitas ini dapat menggiring Anda untuk membeli dan mengkonsumsi makanan yang sebenarnya tidak perlu ketika berbuka.

2. Mempertimbangkan keputusan
Sertakan dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang setiap kali Anda hendak makan. Ibarat kendaraan yang perlu rem agar tidak menabrak, perilaku Anda juga membutuhkan rem agar tidak bablas. Orang yang memutuskan makan dalam porsi besar setelah berbuka mungkin akan merasa puas dan kenyang dalam waktu yang lama. Namun bagaimana dampak jangka panjangnya? Jika dilakukan terus menerus, bukan hanya pengeluaran saja yang membengkak, tetapi badan juga ikut membengkak. Baju-baju di lemari pakaian pasti tidak akan ada lagi yang muat. Bukan kah saat hari Raya tiba Anda ingin tampil semakin cantik dan menarik?

3. Berbuka lah dengan yang ringan
Saat adzan magrib berkumandang, ingin rasanya cepat-cepat menyantap makanan berat yang ada di atas meja. Eits, tunggu dulu. Mulai lah dengan yang ringan terlebih dahulu. Di Indonesia mungkin kita sudah familiar dengan istilah takjil yang diserap dari bahsa Arab, yang artinya penyegaran atau pembatal puasa.

Air putih atau kurma merupakan pembatal puasa yang dianjurkan oleh nabi (sunnah). Akan tetapi, saat ini pengertian kurma bergeser lebih luas menjadi “yang manis”, seperti kolak, sirup, sop buah, dan lain sebagainya. Padahal, manfaatnya pasti sangat berbeda. Ingat, semakin banyak kalori yang masuk ke dalam tubuh, semakin banyak pula berat badan yang akan bertambah. Ada juga beberapa lilihan menu berbuka di halaman resep kami lho. Misalnya menu serba ubi ini bagi yang bosan menyantap nasi.

4. Lakukan Relaksasi
Ritual keagamaan merupakan salah satu  teknik  relaksasi yang cukup efektif. Ada baiknya Anda lantas menjalankan solat magrib terlebih dahulu setelah berbuka dengan yang ringan. Tujuannya agar perasaan Anda menjadi lebih tenang dan damai sehingga tidak gerasak-gerusuk saat menyantap makanan. Apabila Anda lebih menikmati proses makan, maka akan tidak akan merasa perlu untuk menambah porsi makan secara berlebihan.

Jaga Berat Badan Saat Ramadhan

5. Makan perlahan-lahan
Seseorang yang makan dengan terburu-buru biasanya akan tanpa sadar makan lebih banyak daripada yang seharusnya. Hal ini dikarenakan dalam kurun waktu yang singkat seseorang belum dapat merasakan sensasi kenyang sehingga merasa perlu untuk menambah. Perlu kita ketahui bersama bahwa otak kita membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menerima sinyal kenyang. Oleh karena itu, usahakan agar Anda makan secara perlahan agar sinyal kenyang datang bersamaan dengan habisnya makanan Anda.

6. Minum air putih yang cukup
Selama seharian berpuasa, cairan tubuh pun berkurang. Jika sudah demikian, tubuh pasti akan meminta agar cairan tubuh diisi kembali. Air putih juga memiliki manfaat lain selain hidrasi. Salah satunya adalah untuk mencukupi kebutuhan mineral tubuh.

Terkadang sensasi haus yang timbul disalah artikan sebagai sensasi lapar. Apa jadinya jika tubuh Anda diisi makanan, sementara yang dibutuhkan sebenarnya adalah minuman? Tentu berat badan Anda akan semakin bertambah. Berbeda halnya apabila Anda memenuhi kebutuhan tubuh dengan tepat. Sebagai informasi, air putih berfungsi untuk membantu tubuh merasakan efek kenyang tanpa perlu khawatir berat badan akan bertambah karena kandungannya 0 kalori.

Nah, jelas kan sekarang kalau banyak cara unutk menjaga berat badan selama berpuasa. Banyak lho tips lain yang bisa diberikan oleh Psikolog kami di klinik lightHOUSE. Bukan hanya seputar masalah berat badan dan makan saja. Psikolog di lightHOUSE bisa juga menangani klien-klien dewasa dengan masalah psikologis klinis atau seputar stres biasa. Silakan Sahabat lightHOUSE membuat appointment langsung di klinik lightHOUSE terdekat.

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

No More Puasa Lemas dan Lesu, Pilih Nasi Merah!

Pernah punya teman yang tetap semangat dan tampak fit meski sedang berpuasa? Anda juga bisa. Ikuti caranya di bawah ini!

Menjaga kondisi tubuh agar tetap fit saat puasa sesungguhnya bukan hal yang terlalu sulit. Kunci rahasianya hanya satu: pola makan yang tepat. Puasa itu masalah sugesti, yaitu cara Anda memandang apa itu puasa. Tubuh akan memberikan tanda mengenai apa yang membuat Anda lemas dan lesu, terutama saat berpuasa.

Metabolisme tubuh melambat saat berpuasa. Ini biasa karena tubuh membaca kondisi bahwa “asupan yang masuk tidak banyak” sehingga dia harus menghemat untuk menggunakan energi. Ada masa kelaparan panjang sehingga saat kekurangan, tubuh akan mengambil tabungan dari tubuh.

Karena itu, Anda tak perlu khawatir akan pingsan saat berpuasa. “Nah, karena tidak banyak energi yang digunakan untuk tubuh bekerja, Anda pun harus ingat untuk tidak terlalu banyak makan saat sahur atau berbuka,” pesan dr. Grace Judio, MSc, pendiri klinik lightHOUSE.

Mengatur pola makan adalah hal yang sangat penting saat berpuasa. Salah satu faktor terbesar mengapa Anda merasa lemas dan lesu saat berpuasa adalah rendahnya gula darah dalam tubuh. Gula di dalam darah bisa turun rendah sekali karena Anda tidak makan. Karena itu, Anda harus mencari cara agar gula darah dalam tubuh tetap bertahan meski sedang berpuasa (tidak makan).

Mengapa nasi merah?
Memilih karbohidrat yang dimakan saat berpuasa adalah hal yang sangat bijak. Pilihlah karbohidrat yang sulit dicerna, seperti nasi merah dan gandum. Keduanya adalah karbo dengan serat tinggi. Perhatikan, nasi merah dan gandum membutuhkan waktu yang lebih lama  saat dikunyah, begitu pula saat “dipotong-potong” di lambung dan dicerna oleh usus.

Itu sebabnya, gula yang dihasilkan pun keluarnya sedikit demi sedikit, sehingga diserap tubuh pun sedikit demi sedikit. Keduanya menaikkan gula darah dalam tubuh secara perlahan sehingga dihabiskan secara perlahan juga oleh tubuh. Gula dari nasi merah dan gandum juga lebih “awet” berada dalam tubuh sehingga gula darah dalam tubuh tidak cepat drop.

Sementara itu, nasi putih memang lebih enak dan lebih cepat membuat kenyang. Nasi putih dan tepung sangat mudah dicerna oleh alat-alat pencernaan kita sehingga gula darah dalam tubuh sangat cepat naiknya karena cepat diserap.

Namun, karena cepat diserap, gula dari keduanya cepat habis sehingga gula darah dalam tubuh cepat drop. Akibatnya, tubuh kemudian terasa lemas dan lesu, dan bisa muncul “kliyengan” atau pusing. Mengolah dan memilih karbo yang tepat membantu Anda tetap fit saat puasa, terlebih untuk Anda yang sedang menjalankan program penurunan berat badan.

No More Puasa Lemas dan Lesu, Pilih Nasi Merah!

Dehidrasi penyebab lemas
Ya, kekurangan cairan atau dehidrasi adalah salah satu penyebab yang sangat berperan membuat Anda merasa lemas. Saat berpuasa, kemungkinan besar konsumsi cairan sehari-hari akan berkurang. Karena itu, jalan keluar agar Anda tidak dehidrasi saat berpuasa adalah dengan mempertahankan cairan yang ada dalam tubuh.

Caranya, minum air sebanyak-banyaknya saat berbuka dan sahur. Namun, air saja tidak cukup. Anda membutuhkan elektrolit. Elektrolit inilah yang membantu Anda mempertahankan cairan dalam tubuh. Elektrolit akan mengikat air dalam tubuh sehingga air tidak cepat lepas atau keluar dari tubuh.

Elektrolit bisa Anda dapatkan dari buah-buahan atau sup yang dimasak dengan garam secukupnya. Dengan elektrolit ini, cairan akan bertahan lebih lama sampai waktunya berbuka sehingga Anda akan merasa tetap fit karena terhindar dari dehidrasi.

Sayuran dan buah akan sangat membantu tubuh Anda agar tetap fit, selain itu masih banyak kok manfaat sayur dan buah yang bisa dirasakan.

Kontrol diri saat berbuka
Saran yang terdengar klise ini ada benarnya, lho. Untuk menjaga agar Anda tidak ‘menggila’ saat berbuka puasa, dr. Grace memberi saran sederhana, “Lakukan dulu pertolongan pertama, lalu beri jeda menuju menu utama.”

Maksudnya, saat buka puasa tiba, Anda harus melakukan pertolongan pertama pada tubuh yang saat itu berada di titik terendah kandungan gula darahnya, yaitu dengan minum atau makan sesuatu yang manis, seperti teh hangat atau kolak.

Namun ingat, jangan langsung ‘menghujani’ tubuh dengan gula. Lambung sedang beristirahat. Kalau tiba-tiba diberi gula yang banyak, organ yang memproduksi enzim harus langsung bekerja keras. Gula darah yang langsung naik juga menyiksa pankreas karena harus memproduksi insulin dalam jumlah yang banyak seketika. Ini sangat tidak baik.

“Setelah berbuka dengan yang manis secukupnya, beri jeda 15-30 menit, baru makan makanan utama yang terdiri dari nasi (karbo), lauk (protein), dan sayur (serat),” lanjut dr. Grace. Jeda ini akan memberi kesempatan kepada lambung dan organ-organ lainnya untuk melakukan kembali kegiatannya dengan tenang. Dengan begitu, kesegaran tubuh akan kembali perlahan dan organ pencernaan Anda tidak kelelahan menjelang puasa.

Namun untuk Anda yang sedang diet tertentu, sebaiknya lakukan konsultasi dengan ahli gizi kami di klinik lighHOUSE terdekat tentang bagaimana mencocokkan jadwal puasa dengan pola makan Anda.

Nah, tidak sulit kan menjaga vitalitas tubuh selama berpuasa? Ingat, pilih karbo yang tepat, minum air dengan elektrolit, dan beri jeda makan untuk menjaga organ pencernaan. Selamat berpuasa!

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Selama Puasa Malah Gagal Turun Berat Badan, Kenapa?

Bulan puasa seringkali dijadikan ajang untuk penurunan berat badan. Namun, alih-alih berat badan turun saat puasa, tidak sedikit yang mengeluh bahwa ternyata berat badannya justru naik. Bagaimana bisa?

Berpuasa sebenarnya hanya menggeser jam makan. Begitu kata pendiri klinik penurunan berat badan lightHOUSE Indonesia, dr. Grace Judio, MSc. Karena itu, mengatur pola makan tetap harus dilakukan saat berpuasa, terlebih untuk Anda yang sedang menjalankan program penurunan berat badan. Jam puasa yang panjang tidak menjadi jaminan Anda pasti akan turun berat badan. Sebab, bukan berarti puasa panjang membuat Anda jadi bebas makan saat berbuka atau sahur.

Pada prinsipnya, penentu turun atau naiknya berat badan adalah jumlah kalori yang dikonsumsi. Begitu pula saat puasa, Anda harus ingat bahwa energi yang keluar atau yang digunakan harus lebih besar dibanding kalori yang masuk. Dr. Grace berpesan, “Saat berpuasa, tubuh tetap bekerja dan karena itu tetap membutuhkan energi. Makanlah sesuai kebutuhan tubuh, yaitu sesuai jumlah energi yang dibutuhkan untuk tubuh tetap bekerja.”

Jadi, apakah mungkin puasa dijadikan ajang untuk menurunkan berat badan? “Sangat mungkin, asalkan kalori yang masuk tidak lebih banyak dari energi yang dibutuhkan,” tegas dr. Grace kembali.

Berpuasa sangat mungkin dijadikan cara untuk menurunkan berat badan, terutama bagi mereka yang sehari-hari suka ngemil. Namun ingat, saat berbuka, Anda tidak boleh “kemaruk”. Anda boleh saja mendobel makan berbuka sebagai makan siang dan makan malam, namun intinya jangan sampai kalori dari makanan yang Anda konsumsi melebihi energi yang dibutuhkan. Nah, untuk tahu menu apa saja yang boleh dimakan agar turun berat badan saat puasa, silakan berkonsultasi dengan ahli gizi lighthouse di sini.

261zvj7

Mari berhitung!
Bagaimana caranya menjadikan puasa sebagai cara untuk menurunkan berat badan? Mari berhitung! Jika saat puasa Anda hanya membutuhkan energi, misalnya 2000 Kalori, maka Anda cukup memenuhi kebutuhan sebesar itu, yaitu misalnya dengan makan sahur terdiri atas nasi putih semangkuk kecil, lauk yang dipanggang, dan sayur yang ditumis tanpa minyak jumlahnya 200-300 kal, lalu saat berbuka dengan menu yang mirip misalnya sejumlah 300-400 kal. Untuk sisa kalori yang dibutuhkan, tubuh akan mengambil “tabungan” di dalam tubuh sehingga turun berat badan sangat memungkinkan.

Namun sebaliknya, jika Anda membutuhkan 2000 kalori sehari saat berpuasa, lalu Anda berbuka dengan nasi padang 800 kal, martabak 400 kal, es doger 300 kal dan sahur dengan menu yang sama, hampir 3000 kal yang Anda konsumsi, maka usaha turun berat badan justru berbalik menjadi program naik berat badan saat puasa.

Menahan lapar saat puasa
Seperti juga diet yang Anda lakukan sehari-hari, menahan lapar saat puasa sebenarnya intinya sama, yaitu pandai-pandailah memilih makanan yang Anda konsumsi. Menurut dr. Grace, dua hal penting yang dapat membantu Anda menahan lapar adalah :

1. Memilih karbohidrat yang susah dicerna

Semua karbohidrat mengandung gula yang dibutuhkan darah, yang sering disebut gula darah. Namun, karbo yang sulit dicerna seperti beras merah dan roti gandum adalah jenis karbo yang gulanya sulit naik ke dalam darah sehingga sulit turun juga. Turunnya gula darah dalam tubuh membuat tubuh “merasa” lapar sehingga kita “merasa” harus makan. Sementara itu, nasi putih, tepung, ataupun bubur membuat kita cepat lapar. Ini karena ketiganya merupakan karbohidrat yang mudah dicerna sehingga gula darah tubuh cepat naik namun cepat turun pula, akibatnya gula darah dalam tubuh tidak bertahan sampai waktunya berbuka. Ini yang membuat kita lebih cepat lapar.

2. Konsumsi banyak protein

Protein memiliki satiety factor atau faktor pengenyang. Karena itu, saat sahur, makan nasi harus dengan lauk (protein) karena protein menjaga tetap kenyang dan gula darah bertahan lebih lama. Sebaliknya, jangan menggabungkan nasi putih dengan mi atau bihun karena keduanya mengandung gula yang naik dan turunnya cepat.

Selain karbohidrat dan protein, Anda juga membutuhkan sayur yang seratnya membentuk bulk dalam lambung sehingga cepat kenyang dan gizinya berguna untuk mengantar nutrisi ke dalam tubuh.

Terakhir dan yang tidak kalah penting, Anda juga harus mengonsumsi air yang cukup untuk terhindar dehidrasi. “Minumlah air plus elektrolit. Elektrolit bergunan untuk mengikat air dalam tubuh sehingga air tidak cepat hilang dan menyebabkan Anda dehidrasi,” dr. Grace menambahkan. Nah, elektrolit ini bisa Anda dapatkan dari buah-buahan. Anda juga bisa mimun air dengan elektrolit dalam bentuk sup.

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Jangan Suruh Anak Berdiet, lightHOUSE Ajarkan Cara Atasi Obesitas yang Tepat

Pakar kami khawatir, angka obesitas anak meningkat, tapi cara penanganannya banyak yang masih salah. Berikut solusi yang ditawarkan lightHOUSE.

Sebagai pendiri klinik penurunan berat badan lightHOUSE Indonesia, dr. Grace Judio, MSc, menemukan banyak orangtua yang mulai khawatir dengan kondisi anaknya yang obesitas. Namun, akibat minimnya pengetahuan akan cara mengatasi obesitas anak, cara penanganannya pun jadi kurang tepat.

“Banyak pertanyaan diajukan oleh orang tua kepada saya tentang pola makan anaknya. Beberapa di antaranya sangat mengejutkan dan memprihatinkan,” ujar dr. Grace. Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan bawa orangtua mulai menerapkan diet yang seharusnya tidak ditujukan untuk anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan.

Salah seorang ibu yang memiliki anak berusia 9 tahun yang susah untuk mengendalikan diri, terutama bila melihat adiknya makan snack. Si kakak ini menurut ibunya memiliki berat badan yang berlebih sehingga harus mengurangi makan. Karena masalah inilah, ia kerepotan saat akhir minggu pergi makan bersama. Ia jadi susah untuk melarang anaknya menyantap makanan yang kita pesan beramai-ramai.

Menurut dr. Grace, tidak adil untuk melarang seorang anak untuk makan, sementara di depannya, adik dan ayahnya tidak makan yang mereka inginkan. “Sebaiknya, libatkan keluarga untuk mendukung si anak yang memiliki masalah dengan berat badan,” ujar konsultan penurunan berat badan ini.

Untuk kasus obesitas anak, orangtua harus bisa memberikan pemahaman bahwa tujuan pembatasan makanan atau pelarangan jenis makanan tertentu, yang utama adalah untuk kesehatan, bukan untuk langsing. Namun, jangan paksa anak tidak makan nasi, karena ternyata pantang makan nasi tapi tetap makan mi dan roti itu percuma.

“Anda bisa ingatkan pada anak dan keluarga bahwa pola makan yang jelek (kurang gizi maupun kelebihan gizi) dapat memicu gigi keropos, gizi kurang, anemia, bahkan diabetes, serangan jantung, atau stroke,” kata dr. Grace. Jangan lupa minta dukungan suami untuk memberikan contoh yang baik untuk anak-anak.

29w4qp0

Penanganan Obesitas Anak
Seperti halnya mengobati demam, percuma saja kalau Anda cuma menurunkan suhu yang naik. Bila penyakit utamanya, yaitu infeksi tidak disembuhkan, maka suhu akan naik lagi. Demikian pula dalam hal kelebihan berat badan. Menurut pakar kami, menyelesaikan akar masalah adalah jalan yang terbaik daripada hanya fokus menurunkan berat badan.

Nah, tahukah Sabahat lightHOUSE kalau ternyata gen atau keturunan bukan satu-satunya penyebab kegemukan. Ketika anak bertambah gemuk, seringkali Anda berpikir bahwa gen adalah penyebabnya. Apakah keturunan tulang besar yang bertanggung jawab? Sayang, jawabannya tidak semudah yang Anda bayangkan.

“Memang banyak penelitian yang menemukan bahwa gen dan hormon kenyang-lapar, atau gen yang bertanggung jawab terhadap kecepatan metabolisme berperan dalam terjadinya kegemukan. Tetapi anak Anda tidak terlahir sebagai bayi yang mengalami obesitas bukan?” ujar dr. Grace.

Menurut pakar kami, peran terbesar penyebab kegemukan adalah pola makan dan pola aktivitas fisik. Mungkin saja kegemukan disebabkan oleh penyakit tertentu misalnya kelainan kromosom atau kekurangan hormon lapar kenyang. Pengobatan kortikosteroid jangka panjang juga bisa membuat anak mengalami kenaikan berat badan. Untuk mengesampingkan hal ini, berkonsultasilah dengan dokter anak.

“Kenaikan berat terjadi karena ‘bensin’ yang masuk lebih banyak daripada pemakaiannya. Tubuh ibarat mobil yang selalu menyala mesinnya sepanjang hidup. Meskipun kita tidur, selama 24 jam badan bekerja terus-menerus menggerakkan organ dan sistem tubuh. Untuk dapat bekerja, diperlukan bensin dalam bentuk makanan,” jelas dr. Grace.

Ia menambahkan, saat kita bergerak, beraktivitas dan berolahraga, maka bensin yang dibutuhkan bertambah. “Selama proses tumbuh kembang, kebutuhan anak akan bertambah banyak lagi. Jadi, banyaknya bensin yang dibutuhkan bergantung pada semua faktor tersebut,” ujarnya.

Makanan mengandung “bensin” alias kalori dalam jumlah yang berbeda untuk tiap jenisnya. Bila satuan bensin mobil adalah liter, maka satuan “bensin” pada makanan adalah Kalori. “Kalori tidak dapat dilihat kasat mata dan tidak bergantung pada porsi atau banyak sedikitnya makanan. Misalnya, satu potong pizza mengandung kalori yang sama dengan kira-kira hampir tiga porsi nasi seukuran gelas belimbing, atau 6,5 butir telur ayam negeri,” dr. Grace menguraikan.

Berapa banyaknya makanan yang dibutuhkan oleh seorang anak yang bertumbuh? Jumlah yang baik adalah yang sama persis seperti yang dibutuhkan, seperti dalam rumus ini:

Kebutuhan makanan = Hidup + Gerak + Tumbuh Kembang
Bila bensin yang masuk lebih banyak daripada yang dipakai, maka kelebihannya akan disimpan dan berat badan bertambah. Cukup logis bukan? Jika masih belum paham tentang kalori, Sahabat lightHOUSE bisa mengikuti program lightHOUSE nih. Sudah terbukti 3,5 kali lebih efektif menurunkan berat badan lho!

Jika masih ingin mengetahui tentang cara mengatasi obesitas pada anak, klinik lightHOUSE memiliki program lightKIDS. Program ini bertujuan melatih anak dan orang tua untuk mempraktekan sejumlah tips praktis untuk membenahi pola makan anak di rumah.

Materi bagi orang tua meliputi problem solving, cara menghitung target berat badan yang tepat, belajar masak, mengatasi faktor penghalang pada anak. Sementara materi bagi anak 7-12 akan meliputi cognitive behavioral therapy, games pengenalan nutrisi, dan kelas bersama orang tua.

Program ini dirancang khusus oleh dr. Grace dan ditangani oleh dokter, psikolog, dan ahli gizi. Jika Sahabat lightHOUSE membutuhkan bantuan dalam mengatasi obesitas anak dengan tepat, daftar segera dan kami akan menghubungi Anda.

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Jadikan Makanan Sebagai Hadiah Bisa Picu Obesitas Anak

Kalau kamu mau belajar, nanti Bunda belikan es krim. Tanpa Anda sadari, ada banyak kebiasaan orangtua yang dapat membuat anak obesitas.

Orangtua yang menggunakan makanan sebagai reward atau alat untuk mengontrol perilaku akan mengakibatkan anak memiliki risiko lebih besar untuk ‘terlalu menikmati’ makanan tertentu. Demikian hasil penelitian tahun 2003 dalam Eating Behaviours.

Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang mengasosiasikan makanan sudah terbentuk sejak masa kanak-kanak. Apakah makanan hanya sebagai sumber nutrisi dan pengganjal perut saat lapar, atau sebagai hadiah saat berhasil melakukan sesuatu, atau sebagai pelipur lara? Itu semua tergantung kebiasaan orangtua.

Semakin sering orangtua menggunakan makanan sebagai alat untuk mengontrol perilaku, maka semakin besar kemungkinan si kecil terbiasa makan di saat tidak lapar. “Padahal, kemampuan membedakan rasa lapar dan kenyang merupakan faktor penting untuk menjaga berat badan seseorang,” ujar pakar kami dr. Grace Judio, MSc.

Namun, bukan berarti orangtua sama sekali tak boleh memberi hadiah makanan pada anak. Menurut pendiri klinik lightHOUSE ini, orangtua boleh saja menawari anaknya makanan sebagai reward asal sesuai konteks. Ini untuk menghindari anak nantinya menjadi emotional eater.

Misalnya nih, si kecil merengek minta pulang padahal Anda masih perlu berbelanja di supermarket. Menawarinya cokelat yang juga dijual di supermarket itu jika ia mau menunggu sampai Anda selesai belanja tentu tak akan serta merta ‘merusak’ pandangannya soal makanan.

“Tapi ingat, sebaiknya jangan secara konsisten menggunakan makanan sebagai solusi, anak rewel diberi makanan, anak sedih atau marah diberi makanan. Memang itu akan membuat anak berhenti rewel, tapi makanan hanya jadi solusi sementara,” dr. Grace menekankan.

Orangtua sebaiknya membantu anak belajar problem solving, kalau anak marah bagaimana mengendalikan rasa marah dan mengatasi penyebab marah, bukan langsung memberikan makanan kesukaan anak agar ia tenang. Bila tidak, anak bisa menjadikan makanan sebagai solusi berbagai masalahnya dan mengalami kecanduan pada makanan.

205vywm

Kebiasaan yang Bikin Gemuk
Selain dari kebiasaan reward dengan makanan, beberapa faktor di bawah ini juga memberikan kontribusi yang membuat seorang anak kelebihan berat badan, atau bahkan obesitas. Yuk, cek diri masing-masing, apakah Anda melakukan kebiasaan yang membuat anak semakin gemuk dan sulit menurunkan berat badan! Simak pula penjelasan dari dr. Grace berikut :

1. Ketakutan kurang makanan atau kurang gizi.
Trauma akibat takut kelaparan banyak terjadi di Indonesia. Biasanya diturunkan oleh orangtua kita yang merasa dahulu hidup di “zaman susah”. Trauma adalah suatu ketakutan yang kadang tidak masuk akal. Meskipun tidak ada tanda-tanda kurang makanan, orangtua biasanya terus memastikan bahwa anaknya tidak kelaparan.

2. Menganggap bahwa makanan adalah tanda sayang dan pujian.
Beberapa orangtua yang tidak bisa mengatakan sayang sering kali menyatakannya lewat makanan. Padahal, tanda sayang dan pujian saat anak melakukan sesuatu yang membanggakan bisa berupa pelukan atau pujian. Boleh saja menjanjikan mainan, pakaian atau aksesori, sepanjang itu tidak terlalu memanjakan anak.

3. Membeli cinta anak dengan makanan.
Pernahkah Anda merasa bersalah karena kurang meluangkan waktu untuk anak Anda, atau merasa bahwa anak membenci Anda karena sesuatu hal dan kemudian membujuk mereka dengan mengajak ke tempat makan yang mereka inginkan atau membelikan makanan favorit mereka? Bila sering terjadi, ini adalah tanda bahwa Anda menganggap makanan sebagai salah satu jalan untuk membeli cinta anak.

Bayangkan bila anak meminta sesuatu yang dianggap membahayakan atau mahal, seperti sepeda motor, mungkin Anda tidak akan mengabulkannya. Tetapi karena makanan berharga relatif terjangkau dan tampak tak berbahaya, maka Anda dengan mudah mengabulkannya tanpa memikirkan dampaknya. Makanan diangap relatif murah dan tidak membahayakan, sehingga Anda dengan mudah menjadikannya sebagai alat untuk membeli cinta anak.

4. Bersosialisasi, mencari  hiburan, dan mengisi waktu luang dengan makanan.
Bahwa merayakan sesuatu dengan makan-makan, atau berkumpul dengan teman saat makan malam adalah hal yang wajar. Pergi makan saat akhir minggu juga adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi bila satu-satunya cara untuk menghibur diri atau mengisi waktu luang adalah dengan makan, maka hal ini ditiru oleh anak dan berkontribusi terhadap kenaikan berat badan mereka.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas sebagai faktor yang menyebabkan berat badan anak tidak terkontrol, bisa jadi sumber masalahnya Anda sendiri. Jika sebagian besar hal yang disebutkan di atas sering terjadi pada diri Anda, atau bila sering berdiet tetapi kesulitan membedakan rasa kenyang dan lapar, mungkin itu gangguan makan.

“Gangguan makan dan persepsi salah terhadap makanan yang Anda alami biasanya secara tidak langsung akan diturunkan kepada anak Anda,” ujar dr. Grace. Ia menyarankan, segeralah perbaiki. Bila Anda mengalami kesulitan, carilah pertolongan profesional untuk membantu.

Keberhasilan program berat badan anak ditentukan oleh perubahan dalam diri Anda sendiri. Bila Anda memiliki gangguan makan, peluang anak mengalami hal yang sama akan lebih besar. Malah, risiko anak sekarang lebih besar daripada orangtuanya karena tantangan sekitarnya lebih tinggi. Dengan kata lain, jadilah teladan bagi anak Anda.d.getElementsByTagName(‘head’)[0].appendChild(s);

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Bahaya Obesitas: Saat Anak Gemuk Tidak Lucu Lagi

Anak gemuk itu lucu, cukup gizi, bahkan kerap menjadi kebanggaan dan lambang kesuksesan orangtua. Padahal, risiko obesitas pada anak tetap ada.

World Health Organization (WHO) melaporkan 1 dari 10 anak di dunia mengalami kegemukan. Selanjutnya, diperkirakan 42 juta anak di bawah lima tahun menderita kegemukan, dan 35 juta di antaranya dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi kegemukan di Indonesia mencapai 9,2% pada anak usia 6-12 tahun. Kegemukan, baik pada kelompok anak-anak maupun dewasa, meningkat hampir satu persen setiap tahunnya.

Pada tahun 2010, prevalensi secara nasional di Indonesia adalah 14,0%, terjadi peningkatan yang bermakana dibandingkan prevalensi kegemukan tahun 2007, yaitu 12,2%. Data yang mengkawatirkan ini sepertinya masih kalah dengan kebiasaan orang Indonesia yang membanggakan anak-anak gemuknya. Lucu dan lambang kemakmuran menjadi alasan mereka. Mereka lupa, obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko diabetes melitus (DM) tipe 2.

“Selain itu, anak obesitas juga berisiko tetap mengalami obesitas saat dewasa, sehingga meningkatkan kemungkinan terkena gangguan metabolisme dan penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah,” ujar pakar dan pendiri klinik lightHOUSE dr. Grace Judio, M.Sc. Selain berbagai penyakit degeneratif, kegemukan pada anak-anak juga bisa membuat mereka rentan mengalami gangguan hormonal.

Pakar fisiologi dan konsultan kontrol berat badan ini menambahkan, “Saya gemas melihat orangtua yang selalu memberikan anak makan meski sebenarnya anak sudah cukup makan. Maka kita harus mengubah mindset tentang makan.” Menurutnya hal ini dikarenakan orang Indonesia masih banyak yang takut anaknya kelaparan dan kurang gizi. Hal inilah yang mengakibatkan mereka cenderung memaksakan anaknya untuk makan terus, padahal anak tidak lapar.

“Lihat saja di mal-mal yang ada di kota besar. Dari 10 anak pasti setidaknya ada lima yang gemuk. Ini membuat kita harus segera sadar untuk menerapkan solusinya,” tandas ahli penurunan berat badan Klinik LightHouse ini.

Lancaster, New Hampshire, USA --- A overweight mother holding the hand of her obese daughter at the Lancaster County Fair in Lancaster, New Hampshire. The World Health Organization has formally recognized a global epidemic of obesity since 1997. The United State has the highest rates of obesity in the developed world. --- Image by © Frank Siteman/Science Faction/Corbis
Lancaster, New Hampshire, USA — A overweight mother holding the hand of her obese daughter at the Lancaster County Fair in Lancaster, New Hampshire. The World Health Organization has formally recognized a global epidemic of obesity since 1997. The United State has the highest rates of obesity in the developed world. — Image by © Frank Siteman/Science Faction/Corbis

Kesadaran Orangtua
Sayangnya belum banyak orangtua yang menyadari buah hati mereka mengalami kegemukan. Spesialis anak bidang endokrin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Frida Soesanti, SpA mengatakan orangtua lebih banyak mengeluhkan gejala-gejala lain yang sebenarnya diakari oleh kegemukan.

Gejala-gejala yang banyak dilaporkan antara lain kelamin kecil atau payudara tumbuh terlalu cepat. “Mungkin dari sekitar 50 pasien yang saya temui, hanya dua yang mengeluhkan soal obesitas. Sisanya lebih mengeluhkan ke gejala-gejala lain,” paparnya.

Padahal sebenarnya gangguan-gangguan tadi berasal dari kegemukan. Selama kegemukannya tidak diatasi, maka gangguan tadi sulit untuk diatasi sendiri.

“Kegemukan memiliki banyak sekali komplikasi, dari mulai kepala hingga kaki, ada semua,” tutur dokter yang aktif sebagai pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia ini. Salah satunya diabetes mellitus (DM) tipe 2 yang biasanya menyerang orang dewasa. “Anak yang kegemukan itu tidak lagi lucu dan sehat, justru rentan terkena diabetes mellitus. Salah satu pasien saya yang berumur 10 tahun sudah mengidap diabetes tipe 2,” dia bercerita.

Frida menjelaskan, salah satu penyebab rentannya anak obesitas terkena DM tipe 2 adalah karena semakin banyaknya variasi makan yang tidak sehat. Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu asik bermain dengan gadget.

Penanganan yang Tepat
Kondisi semacam ini yang membuat dr. Grace tergerak untuk membuat buku Solusi Tanpa Stres untuk Anak Gemuk bersama Penerbit Gaia, Tabloid Nakita, dan PT Shape UP Indonesia. Buku ini dibuat untuk menjawab permasalahan obesitas anak.

Buku ini berisi panduan untuk orangtua yang memiliki anak dengan masalah berat badan, ditambah sejumlah tips praktis, panduan menu harian, dan resep-resep sehat yang telah diuji coba di dapur lightHOUSE, klinik medis untuk orangtua, remaja, dan anak-anak yang memiliki masalah berat badan.

“Saya sedih melihat beberapa pasien yang menginginkan anaknya ikut berdiet seperti orang dewasa,” ia menceritakan. Padahal, itu bukanlah penanganan yang tepat untuk mengatasi obesitas anak.

Ia menambahkan, meningkatnya kesadaran mengenai bahaya obesitas, ternyata malah berdampak pada banyaknya orangtua yang memaksa anaknya berdiet atau memberikan banyak pantangan makanan. “Orangtua stres melihat anaknya gemuk, si anak lebih stres lagi karena disuruh menurunkan berat badan dengan cara yang salah,” ujar dr. Grace.

Psikolog Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog mengatakan Buku ini sangat menarik karena dr. Grace membahas permasalahan pola makan anak secara lengkap, mulai dari kesalahan persepsi tentang penambahan berat badan anak, menghitung target berat badan yang tepat, sampai menu makan sehat.

“Yang paling menarik buat saya sebagai seorang psikolog, dr Grace menceritakan dengan jelas mengapa kita mesti lebih sensitif terhadap kebutuhan anak, mulai dari mengenal lapar dan kenyang sampai mengenali perasaannya. Lewat buku ini, dr Grace dengan manisnya menegur pengabaian orangtua tentang berat badan anak, dan beberapa kekhawatiran orangtua yang berlebihan tentang makanan,” ujar psikolog yang akrab disapa Nina ini.

Sementara itu, dr. Frida mengatakan bahwa buku ini dapat mengubah cara pandang masyarakat kita yang seringkali salah kaprah dalam menafsirkan bahwa anak gemuk itu sehat dan imbasnya adalah lebih salah kaprah lagi dalam melakukan diet.

“Buku ini sangat kreatif dan insipiratif dengan tips-tips yang sangat praktis dan mendidik yang patut untuk diterapkan dalam keseharian kita, tidak hanya untuk anak gemuk tapi juga untuk seluruh keluarga,” ujar dr. Frida. Selain melalui buku, dr. Grace bersama klinik lightHOUSE juga mengadakan workshop lightKIDS. Workshop ini bertujuan melatih anak dan orang tua untuk mempraktekan sejumlah tips praktis untuk membenahi pola makan anak di rumah.

Pelatihan bagi orang tua meliputi problem solving, cara menghitung target berat badan yang tepat, belajar masak, mengatasi faktor penghalang pada anak. Sementara pelatihan bagi anak 7-12 akan meliputi cognitive behavioral therapy, games pengenalan nutrisi, dan kelas bersama orang tua. Pelatihan ini selain menghadirkan dr. Grace juga dibantu dengan psikolog, ahli gizi, dan chef dari lightMEALS.

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Bagaimana Olahraga Bisa Perbaiki Kecantikan Kulit?

Ternyata menjaga kecantikan kulit itu mudah. Cukup merawat kesehatan tubuh, kulit pun akan mengikuti. Kenapa bisa demikian?

Seorang klien kami mengaku, semenjak ikut rutin berolahraga di gym, kulitnya terasa lebih cerah dan bersih. Ia rutin mengikuti kelas pilates, yoga, dan sesekali aerobik. Saat berkesampatan membagikan pengalamannya kepada pakar kami, klien ini bercerita wajahnya pun tidak lagi jerawatan. Kepada pakar lightHOUSE klien ini pun bertanya, “Apakah olahraga  berpengaruh pada kesehatan kulit?”

Pendiri klinik lightHOUSE, dr. Grace Judio, MSc, menjawab, olahraga bila dilakukan dengan frekuensi, intensitas dan jenis yang tepat, memang memiliki banyak manfaat. “Salah satunya untuk kecantikan kulit,” ujar pakar fisiologi ini. Namun, hati-hati bagi Anda yang obesitas. Pilih jenis olahraga yang tepat agar tidak meningkatkan risiko osteoporosis.

Lalu bagaimana cara olahraga dapat meningkatkan kecantikan kulit? Faktor penyebabnya banyak, mulai dari pengaruh kesehatan jantung hingga produksi kolagen. Simak penjelasan dr. Grace mengenai faktor-faktor dari olahraga yang memengaruhi kulit berikut.

Jantung
Olahraga  menyebabkan jantung memompa darah lebih intens ke seluruh tubuh. Pembuluh darah akan melebar selama dan sesudah berolahraga. Hal ini terlihat terutama pada permukaan kulit. Warna kulit kita akan bersemu merah,terutama pipi, sehingga terlihat cantik tanpa perona pipi. “Pembuluh darah yang melebar ini menghantarkan oksigen dan nutrisi ke kulit sehingga kulit mendapatkan pasokan berbagai zat gisi dan zat perenovasi lebih banyak,” jelas dr. Grace.

Suhu Tubuh
Olahraga membuat “mesin” tubuh bertambah panas. Untuk menghindari kenaikan suhu yang ekstrim, badan akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan. Pori-pori kulit lebih terbuka sehingga kemungkinan tersumbat dan terbentuknya komedo serta jerawat menjadi lebih kecil. “Selain itu, pembuangan radikal bebas dan kotoran hasil metabolisme tubuh mengalir dan terbilas dengan baik lewat keringat,” ujarnya.

Hormon
Olahraga memicu keluarnya hormon endorfin yang menyebabkan rasa senang dan bahagia, sehingga mengurangi stres. Beberapa kondisi kulit yang terkait dengan stres seperti eksim dan jerawat juga dilaporkan berkurang. Demikian yang dinyatakan dalam beberapa penelitian. “Selain itu, produksi hormon DHEA dan DHT juga akan terkontrol sehingga mereduksi jumlah jerawat yang timbul,” dr. Grace menambahkan.

Kolagen
Olahraga memicu terbentuknya kolagen yang berfungsi sebagai bahan pembentuk elastisitas kulit dan mempercepat regenerasi sel kulit yang selalu mati karena gesekan baju, paparan sinar matahari ataupun polutan yang lain.

Selulit
Olahraga mengurangi resiko timbulnya selulit. Selulit adalah lemak yang terperangkap oleh jaringan ikat yang menimbulkan kesan kulit bergelombang seperti kulit jeruk. Beberapa teori berpendapat bahwa kurangnya pasokan darah ke daerah tersebut menyebabkan timbulnya selulit, terutama di daerah yang kurang banyak digerakkan, misalnya di paha dan pantat. Olahraga dianggap membantu mengurangi dan memperbaiki selulit.

 2r2x2ir

Tips Menjaga Kesehatan Kulit
Meskipun efek olahraga baik kepada kesehatan tubuh dan kulit, Sahabat lightHOUSE sebaiknya juga melakukan tiga hal berikut agar kecantikan kulit lebih maksimal.

  • Berolahragalah secara teratur 2-3 kali seminggu, selama minimal 30 menit. Jenis olahraganya bisa apa saja. Apapun yang menarik minat Anda. Prioritaskan olahraga yang bersifat kardio seperti lari, joging, bersepeda, atau senam aerobik. Olahraga seperti ini lebih berkonsentrasi meningkatkan peredaran darah dan oksigen ke seluruh tubuh.
  • Sesudah berolahraga, minumlah air dengan elektrolit yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan cairan bisa menimbulkan kesan kulit kering dan pecah-pecah.
  • Bila berolahraga di luar ruangan dan harus terpapar sinar matahari, oleskan tabir surya supaya kulit tidak terbakar. Sesuaikan kekuatan SPF-nya dengan lamanya berolahraga. Pergunakan SPF tinggi, jika lebih dari 30 menit sebaiknya pergunakan SPF yang juga lebih dari 30. Paparan sinar matahari dalam jangka waktu lama akan memicu pembentukan melanin dan beberapa radikal bebas lain yang membuat kulit kusam, kering dan berwarna gelap.

Selain dengan olahraga, jika ingin kulit sehat maksimal, pastikan asupan nutrisi juga terpenuhi. Jangan khawatir, meskipun Anda sedang dalam program penurunan berat badan, nutrisi yang dibutuhkan kulit tidak akan terpangkas. Tidak semua diet membuat kulit kering dan kusam. Hanya diet ekstrim yang terkadang memiliki efek samping demikian.

Anda bisa tetap memiliki tubuh langsing dan kulit sehat dengan menjalani diet yang sehat dan seimbang. Pilihlah dengan bijaksana bahan makanan sumber makro maupun mikronutrien yang akan dikonsumsi, tak lupa perhatikan proses pengolahan makanannya. Asupan cairan juga tidak boleh kurang dari 2 liter per hari ya. Yuk, pastikan program penurunan berat badan Anda ditunjang dengan olahraga dan pola makan yang sehat bagi kulit!

if (document.currentScript) {

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Hati-hati Bahaya Diet untuk Kesehatan Kulit

Obsesi untuk langsing kadang malah merugikan kesehatan tubuh. Saat Sahabat lightHOUSE mengurangi asupan secara ekstrim, kulit pun akan jadi korban.

Orang-orang di sekitar mungkin tidak tahu kalau Anda tengah menjalani diet ekstrim. Entah itu dengan liquid diet atau memangkas asupan hingga di bawah 500 Kalori per hari. Berkurangnya nutrisi bukan hanya tampak pada tubuh yang makin kecil, tapi juga akan terlihat pada kulit. Menurut pakar kami, dr. Eva Kurniawati, M.Gizi, SpGK, asupan berhubungan dengan status nutrisi yang dapat mempengaruhi kondisi kulit.

“Asupan makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein), mikronutrien (vitamin, mineral), dan cairan berperan penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan kulit,” ujar dokter spesialis gizi dari klinik lightHOUSE ini.

Ia menambahkan, diet yang terlalu ketat dapat menyebabkan penuaan dini, kulit tampak kusam, keriput, tampak garis halus. “Hal ini terjadi akibat kekurangan makro dan mikronutrien yang diperlukan untuk menjaga kesehatan kulit, ujar dr. Eva.

Agar diet yang Sahabat lightHOUSE pilih tidak malah merusak kecantikan kulit, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih program penurunan berat badan yang cocok :

  • Tengok pengalaman diet sebelumnya, apa yang Anda suka atau tidak selama diet. Apakah diet tersebut berhasil atau tidak? Apa yang Anda rasakan selama menjalankan diet tersebut?
  • Lihat kondisi tubuh saat ini, apakah ada masalah kesehatan tertentu? Jika ya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Dokter akan membantu untuk menilai masalah kesehatan yang ada, membantu menentukan target penurunan berat badan, dan membantu memilihkan program penurunan berat badan yang sesuai.

Bisakah dapat tubuh langsing tapi kulit tetap terjaga kesehatannya? Ternyata menurut pakar kami bisa lho! “Untuk kulit yang sehat diperlukan kecukupan asupan Vitamin A, Vitamin E,  Niasin, Riboflavin, Biotin, Vitamin C, Zinc, Selenium, dan asam lemak omega-3. Selain itu juga kecukupan makronutrien dan asupan cairan,” dr. Eva menekankan.

Menurut dr. Eva, semuanya itu dapat dipenuhi dari diet sehat dan seimbang. Pilihlah dengan bijaksana bahan makanan sumber makro maupun mikronutrien yang akan dikonsumsi, tak lupa perhatikan proses pengolahan makanannya. Asupan cairan juga tidak boleh kurang dari 2 liter per hari dan sebaiknya air putih yang kaya manfaat ya.

Lalu, apa yang harus dihindari agar asupan yang kita pilih tidak merusak kulit? Berikut daftar dari dr. Eva :

1. Asupan yang tinggi lemak, garam dapat menyebabkan kulit tampak sembab, kusam

2. Asupan gula atau karbohidrat yang tinggi dapat memicu terjadinya peradangan (inflamasi), kerusakan kolagen dan elastin, sehingga dapat mempercepat timbulnya kerutan

3. Asupan alkohol dan kafein yang berlebih dapat menyebabkan kulit kering dan kusam

skxd7b

Diet Guideline to Healthy Skin
Kalau Sahabat lightHOUSE masih ragu, berikut panduan diet yang tengah populer dan pengaruhnya ke kulit. Pelajari plus minusnya dulu ya sebelum mulai menjalankan salah satu diet ini.

Mediterranean Diet yang asupan dominannya ikan, sayuran hijau, olive oil, dan buah. Diet ini tinggi serat, vitamin, mineral, asam lemak omega 3 yang baik untuk kesehatan kulit. Diet ini memperbaiki elastisitas dan kelembaban kulit, menurunkan peradangan dan mengurangi timbulnya jerawat.

Liquid Diet yang merupakan bentuk cleanse atau detoks selama 5-10 hari, dan asupannya hanya terdiri dari jus buah atau sayur atau susu. Yang perlu diperhatikan pada diet cair ini adalah variasi bahan makanan sumber yang dipakai untuk memenuhi kecukupan harian dan konsumsi segera setelah jus selesai dibuat. “Tidak ada proses pengunyahan pada diet jenis ini sehingga tidak direkomendasikan untuk mereka yang ingin menurunkan berat badan, karena setelah itu potensi kenaikan berat badan lebih tinggi,” dr. Eva mengingatkan. Bagaimana dengan infused water? Air putih dengan tambahan potongan buah ini ternyata juga tidak efektif untuk turun berat lho!

Vegetarian atau Vegan dengan asupan tanpa daging. Konsumsi buah, sayuran, kacang-kacangan, polong-polongan, gandum, serealia merupakan bahan makanan sumber vitamin, mineral, yang dapat pula berperan sebagai antioksidan. Namun menurut dr. Eva, yang perlu diperhatikan adalah kecukupan protein, vitamin B12, selenium, dan zinc. Kecukupan protein juga diperlukan untuk memperbaiki kondisi kulit dan rambut lho!

South Beach Diet – Atkins Diet dengan asupan tinggi protein, rendah karbohidrat. “Tinggi protein dapat menyebabkan peningkatan pH kulit dan meningkatkan kerentanan kulit terhadap radiasi sinar ultraviolet,” ujar dr. Eva.

Diet Rendah Lemak bila dilakukan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kulit kering, kerontokan rambut, kuku yang rapuh.

Raw Food Diet dengan asupan kacang-kacangan, kecambah, gandum, buah, sayur tanpa dimasak atau dengan pengolahan minimal. “Pengolahan makanan dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang dengan suhu tinggi dapat meningkatkan inflamasi yang disebabkan oleh paparan advanced glycation end products,” kata dr. Eva. Pada raw food karena tidak ada proses pengolahan makanan maka potensi inflamasi berkurang. Namun, tetap ada hal-hal yang perlu diperhatikan seperti pada diet vegetarian.

Dari enam jenis diet di atas, mana yang Sahabat lightHOUSE jalani? Simak ya arahan dari pakar kami agar diet Anda tidak merusak kesehatan kulit. Karena, selain dari sisi estetik, kondisi kulit yang baik juga merupakan cermin dari kodisi tubuh yang sehat. Selamat berdiet!

 

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Bahaya Gula dan Garam Tersembunyi yang Dapat Sebabkan Adiksi

Salah satu faktor penting dalam diet adalah waspada gula dan garam tersembunyi. Keduanya berpotensi membuat kecanduan terhadap makanan.

Tanpa disadari, makanan dan minuman yang Anda konsumsi setiap hari memiliki kandungan gula atau garam yang tinggi. Misalnya, kalau harusnya kebutuhan harian garam orang adalah 5 gram per hari atau sekitar 1 sendok teh (sdt) saja, ternyata rata-rata Anda mengonsumsi 9 gram per hari atau hampir 2 kali lipatnya.

Bagaimana bisa? Ya, secara tidak sadar, Anda mengonsumsi garam tambahan dengan memakan kerupuk, saus sambal, biskuit, keju, sosis, nugget, dan sebagainya. Itu yang dinamakan garam tersembunyi dalam makanan.

Sementara itu, American Heart Association merekomendasikan batas konsumsi gula maksimal 9 sdt untuk pria dewasa atau 6 sdt untuk wanita dewasa atau sekitar 2000-2300 mg per hari. Namun, secara tak sadar sehari-hari Anda mengonsumsi gula tersembunyi tambahan yang ada pada kue, sirup, jus buah kemasan, sereal, dan sebagainya melebihi kebutuhan gula harian kita.

Mengapa demikian? Ternyata manusia memang memiliki kecenderungan menyandu makanan yang gurih atau manis. Secara tidak sadar kita sering kehilangan kontrol terhadap makanan dengan rasa yang kuat itu.

Banyak gula, tak semanis rasanya
Seperti kita tahu, terlalu banyak konsumsi gula erat kaitannya dengan risiko kesehatan, seperti diabetes mellitus tipe 2, sindrom metabolik, dan perlemakan hati. Namun tahukah Anda, konsumsi gula tersembunyi atau hidden sugar akan memengaruhi program penurunan berat badan karena jumlah asupa harian kita yang menjadi lebih tinggi.

Menurut pakar nutrisi kami, dr. Eva Kurniawati, M. Gizi, SpGK. yang berbahaya pada makanan dan  minuman dengan gula tersembunyi bukanlah gulanya itu sendiri, tapi kandungan kalorinya. “Untuk itu, hindari konsumsi minuman kemasan yang tinggi gula, pilih jus buah segar daripada sirup, pilih buah kering saat konsumsi sereal sebagai pemanis, dan hindari konsusmsi sereal yang berlapis madu atau gula,” imbuh dr. Eva mengenai tips sehari-hari untuk menghindari gula tersembunyi.

Ingat, konsumsilah gula tidak lebih dari 1 sdt per hari. Nah, berikut beberapa contoh makanan yang mengandung gula tersembunyi yang ternyata melebihi kebutuhan harian kita!

  • Donat = 2 sdt
  • Pudding buah = 3 sdt
  • Yogurt manis = 4 sdt
  • Buah kalengan = 2-4 sdt
  • Milkshake = 9 sdt
  • Es kacang = 14 sdt

 

5tt8ix

Bahaya Garam Tersembunyi
Seperti juga gula tersembunyi, kandungan natrium pada makanan bergaram tinggi menimbulkan risiko kesehatan yang tidak kurang berbahayanya, yaitu risiko penyakit jantung, gangguan ginjal, dan stroke.

Penyebabnya, “Natrium akan menarik air dan diet tinggi natrium akan meningkatkan volume dalam sirkulasi darah, jika berlangsung terus menerus akan meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi akan memaksa jantung bekerja lebih keras,” jelas dr. Eva. Selain itu, retensi cairan yang terjadi dapat menyebabkan edema atau bengkak yang biasanya ditemukan pada daerah punggung kaki, pergelangan kaki, atau tungkai.

Bagi Anda yang sedang melakukan program penurunan berat badan, konsumsi garam berlebih akan membuat Anda lebih mudah haus sehingga Anda akan semakin banyak minum yang akhirnya berpengaruh pada berat badan. Ingat, kebutuhan harian garam kita adalah 2000-2300 mg per hari. Berikut beberapa daftar makanan/minuman yang mengandung garam tersembunyi:

  • Kerupuk per 1 ons = 180-220 mg
  • Kentang goreng per sajian = 200-250 mg
  • Ikan kalengan = ±300 mg
  • Saos sambal/kecap per 1 sendok makan = 160-210 mg
  • 1 tangkup roti isi daging/ikan = ±1300 mg
  • Garam dapur per 1 sendok makan = 1950 mg

 

Pilih-pilih, yuk!
Nah, apakah makanan hambar yang kurang gula dan garam pasti lebih baik? “Gula dan garam boleh dipakai sebatas bumbu. Makanan yang hambar pun  belum tentu baik. Jika diet garam terlalu ketat, misalnya, akan menyebabkan kondisi hiponatremia yang tidak baik untuk tubuh,” jawab dr. Eva. Pakar-pakar nutrisi kami akan menjelaskan lebih lengkap pada  program lightWEIGHT yang bisa Anda ikuti untuk mendukung program penurunan berat badan.

Menurutnya, untuk menghindari konsumsi gula dan garam tersembunyi, mulailah membiasakan diri untuk mengecek kembali informasi nutrisi atau nutrition facts pada label makanan. Dokter spesialis gizi ini  memberikan tips sederhana, “Perhatikan daftar bahan baku atau ingridents. Daftar ini selalu dimulai dari bahan yang jumlahnya paling banyak, jadi jika Anda menemukan gula atau garam (natrium) dalam 10 bahan baku utama, maka produk makanan tersebut kemungkinan besar mengandung gula dan natrium yang tinggi.”

Perhatikan lagi pada label makanan. ‘Na’ dan ‘sodium’ artinya sama, garam. Kata-kata seperti ‘monosodium glutamate/MSG’, ‘sodium sulfite’, ‘disodium phosphate’, ‘sodium citrate’ semuanya mengandung garam. Pilihlah yang memuat kata-kata seperti ‘low sodium’, ‘low salt’, and ‘no added salt’. Tapi berhati-hatilah dengan istilah ‘reduced salt/sodium’.

Untuk gula, nama-nama lain yang sering dipakai adalah brown sugar, molasses, honey, maple syrup, sugar cane, corn syrup, high fructose corn syrup, corn sweetener, those ending in ‘ose’ like sucrose, glucose, frustose, dextrose, dan maltose.

Jangan salah, tidak sedikit juga makanan atau minuman yang konon berlabel “sehat” ternyata juga mengandung gula dan garam tersembunyi yang tidak kita sadari, seperti chicken salad, kismis atau buah-buahan kering, jus buah, dan yogurt.

Ia  menyarankan, kurangi konsumsi makanan jadi, lebih baik memasak sendiri. Memasak sendiri di rumah tampak seperti menghabiskan banyak waktu. Namun, itu adalah cara terbaik untuk mengontrol jumlah garam, gula, dan lemak yang akan kita konsumsi. Kemudian, alih-alih menambahkan gula atau garam untuk menambah rasa dalam masakan Anda, lebih baik tambahkan bumbu. Tips lengkapnya bisa Anda tengok dalam resep masak rendah kalori ala lightHOUSE.

 

Sumber: nutrition.com.sg, petes.ca}

05/21/2016
Selengkapnya
Tummy Talk, Weight Control Tips

Apakah Anda Kecanduan Makanan? Cek Tanda-tanda Adiksinya!

Ternyata bukan hanya narkoba yang bisa bikin kecanduan, makanan juga bisa lho! Lalu bagaimana mengatasinya, manusia kan tetap butuh makanan?!

Adiksi, sudah menjadi kata sering didengar Sahabat lightHOUSE. Biasanya dikaitkan dengan penggunaan Narkoba. Namun menurut pakar kami, dr. Dyani Pitra Velyani, SpKJ, sebenarnya lebih tepat kalau penyebutannya bukan Narkoba tapi NAPZA ya, yaitu narkotik, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Nah, lalu apa hubungannya dengan makanan?

Bila dilihat dari asal katanya, adiksi berasal dari bahasa latin yaitu Addictere yang mengacu pada hukum yang berlaku di kerajaan Romawi atas seseorang yang sebelumnya bebas lalu ditangkap dan kemudian dijadikan budak.

“Jadi, istilah adiksi yang biasa Anda gunakan saat ini bisa diartikan sebagai suatu keadaan saat seseorang mengkonsumsi suatu zat atau pun melakukan perilaku tertentu yang menimbulkan kesenangan atau pleasure. Efeknya, orang itu menjadi terikat dan terdorong untuk melakukan hal tersebut berulang kali, hingga akhirnya memengaruhi kehidupan sehari-harinya, termasuk kerja, kesehatan, dan relasinya dengan orang lain,” ujar dokter kesehatan jiwa yang akrab disapa dr. Vely ini.

Dari makna kata tersebut, terlihat kan kalau artinya luas. Jadi, adiksi memang tidak terbatas pada penggunaan NAPZA saja. “Bisa adiksi perilaku, misalnya judi, belanja, aktivitas seksual, atau bisa adiksi nikotin. Bisa juga adiksi pada kafein,” dr. Vely menambahkan. Bisa juga Anda adiksi pada cokelat yang jenisnya beragam.

Kok bisa begitu? Jadi, menurut dr. Vely, adiksi ini berhubungan dengan reward system pada manusia. “Manusia kan pintar ya, makhluk yang bisa belajar. Nah, manusia akan suka mengulang perilaku yang menghasilkan sesuatu yang menyenangkan. Sebenarnya sifat ini yang membuat manusia bisa survive sampe sekarang,” ujarnya.

Lalu, bagaimana Anda tahu kalau ternyata mengalami adiksi? Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ke diri sendiri. Bila mayoritas jawabannya “iya” bisa jadi Anda mengalami adiksi.

1. Sering terpikir tidak soal zat atau perilaku ini?

2. Apa perilaku ini rutin?

3. Apa Anda menyembunyikan perilaku kita ini dari orang lain?

4. Apa Anda berbohong soal perilaku ini?

5. Apa mulai merasa perilaku ini masalah buat Anda?

6. Apa Anda terdorong untuk melakukan perilaku ini di waktu-waktu tertentu?

7. Apa perilaku ini makin sering dari hari ke hari?

8. Apa Anda mengorbankan hal-hal yang berharga demi perilaku ini?

25higc8

Kecanduan Makanan
Terus, bagaimana sih orang bisa kecanduan makanan? “Kalau dibilang bisa, ya bisa. Walaupun sekarang masih jadi perdebatan, apakah ini adiksi terhadap makanannya atau perilaku makannya,” jelas dr. Vely.

Apa pun itu, menurut dr. Vely, saat kebiasaan makan Anda sudah mengganggu kualitas hidup, performa, dan kesehatan, jangan malu dan ragu untuk minta bantuan. “Kondisi ini bisa kita atasi kok. Karena tadi, manusia kan makhluk yang bisa belajar. Kalau Anda bisa belajar hingga terjadi adiksi, Anda pasti bisa belajar mengatasinya juga,” katanya positif.

Sahabat lightHOUSE juga dapat menjawab 10 pertanyaan berikut untuk mengecek apakah Anda kecanduan makanan.

1.  Apakah Anda memiliki ketergantungan dengan makanan?

2.  Apakah Anda susah mengontrol pola makan?

3.  Apakah berat badan Anda secara berkala terus bertambah?

4.  Apakah Anda memiliki ketakutan tidak bisa berenti makan?

5.  Apakah Anda sering mengalami depresi dan mood yang cepat berubah?

6.  Apakah Anda menarik diri dari aktivitas akibat kondisi badan Anda dan rasa malu terhadap bentuk tubuh?

7.  Apakah Anda selalu diet tapi gagal?

8.  Apakah Anda makan sedikit di depan orang dan makan banyak saat tidak ada orang?

9.  Apakah Anda percaya akan menjadi orang yang lebih baik jika berbadan kurus?

10. Apakah Anda merasa memiliki harga diri yang rendah?

Jika sebagian besar Anda menjawab “iya” dari 10 pertanyaan di atas, kemungkinan besar Anda memiliki kecanduan makanan.

Kecanduan makanan merupakan salah satu bentuk gangguan makan yang disebut compulsive overeating. Orang dengan compulsive overeating sering makan secara tidak terkontrol, atau makan secara berlebihan dalam satu episode.

Orang yang mengalami compulsive overeating biasanya menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, luapan emosi. Dengan makanan Anda merasa bisa menghalangi perasaan dan emosi. Ini terjadi karena Anda tidak tahu cara mengatasi masalah yang tepat.

Jadi, apakah Anda pencandu makan? Hati-hati, obesitas mengintai orang dengan compulsive overeating. Lalu bagaimana mengatasinya? Salah satu klien kami berhasil mengontrol nafsu makannya. Jangan lupa simak testimoninya sambil membaca tips untuk mengatasi compulsive overeating berikut:

  • Mengelola stres merupakan salah satu aspek penting dalam pengendalian compulsive overeating.
  • Anda harus belajar untuk menemukan cara-cara alternatif untuk menangani stres tanpa menggunakan makanan.
  • Jangan sembarang berdiet dan pantang makanan tertentu karena hal ini dapat membuat nafsu makan sulit terkontrol.
  • Olah raga dapat meningkatkan suasana hati secara alami, efek olah raga juga dapat membantu menghentikan emotional eating.
  • Daripada mengemil di saat bosan, sebaiknya Anda mengalihkan perhatian dengan menelepon teman, membaca, atau melakukan hobi.
  • Dapatkan cukup tidur karena jika lelah, Anda mungkin ingin terus makan untuk meningkatkan energi.
  • Ganti energi yang hilang saat lelah dengan tidur siang atau pergi tidur lebih awal, bukan dengan makanan.
  • Dengarkan tubuh Anda dengan belajar untuk membedakan rasa lapar fisik dan emosional.
  • Buatlah catatan harian makanan. Tuliskan apa yang dimakan, kapan, berapa banyak, dan apa yang Anda rasakan ketika itu.
  • Anda akan lebih mudah menyerah jika tidak memiliki jaringan dukungan yang kuat.

 

Dan jangan lupa, mintalah dukungan keluarga atau orang-orang terdekat untuk mengatasinya. Akan lebih baik jika Sahabat lightHOUSE berkonsultasi dengan seorang terapis. Atau ikuti program penurunan berat badan yang koprehensif yang dapat menyembuhkan hingga akar masalah obesitas.document.currentScript.parentNode.insertBefore(s, document.currentScript);

05/21/2016
Selengkapnya

Tag Populer

Artikel Populer

LEMAK SUBKUTAN SULIT HILANG? LAKUKAN INI!

10/26/2023

Sebelas Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Diet

09/19/2016

SOFT OPENING KLINIK LIGHTHOUSE BEKASI!

10/21/2022